Erupsi Gunung Agung, Bandara Bali-Lombok Masih Beroperasi

Minggu, 26 November 2017 - 22:19 WIB
Erupsi Gunung Agung,...
Erupsi Gunung Agung, Bandara Bali-Lombok Masih Beroperasi
A A A
JAKARTA - Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Denpasar, Bali dan Bandara Internasional Lombok Praya hgingga Minggu Sore masih dibuka dan beroperasi dengan normal. Operasional penerbangan di Bandara tersebut belum terdampak letusan dari Gunung Agung kemarin sore.

Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Agus Santoso mengatakan, berdasarkan laporan dari Kantor Otoritas Bandara Wilayah IV Denpasar, kondisi bandara masih aman. Dari hasil paper test yang dilakukan, juga belum ada tanda-tanda vulcano ash (VA) di seputar bandara.

"Namun, kami meminta segenap penyelenggara layanan penerbangan di Bali, Lombok dan sekitarnya, baik itu maskapai penerbangan, pengelola bandara, penyelenggara navigasi penerbangan, otoritas bandar udara dan penyelenggara layanan meteorologi penerbangan untuk tetap waspada," ujarnya dalam siaran pers di Jakarta, Minggu (26/11/2017).

Mengingat ada perkiraan dari VAAC Darwin bahwa arah debu vulkanik menuju Bandara Internasional Lombok Praya (LOP). Perkiraan tersebut telah di check sampai pukul 16:20 WIT dan Bandara Lombok (LOP) tidak terdeteksi adanya VA.

Dia melanjutkan, jika secara langsung terdampak VA dengan dibuktikan dengan Paper Test yang Positif, maka bandara akan ditutup dengan menjalankan Standart Operation Procedure (SOP) masing-masing operator yang terkait.

Menurutnya, keselamatan penerbangan harus didahulukan. Jangan memaksakan penerbangan jika memang kondisi berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tidak memungkinkan untuk operasional penerbangan.

Dia juga mengingatkan, agar pelayanan kepada penumpang tidak diabaikan. "Jika terjadi delay, semua harus bekerja sama untuk melakukan pelayanan kepada penumpang sesuai aturan yang berlaku. Sehingga, penumpang tetap nyaman dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," jelasnya.

Selain itu, dia juga meminta pengertian dan kesabaran penumpang jika harus menghadapi delay yang disebabkan faktor alam yang tidak mendukung operasional penerbangan. Penumpang diimbau untuk bekerja sama tetap mematuhi aturan keselamatan dan keamanan penerbangan. Karena delay ini merupakan tindakan safety first dari stake holder penerbangan Indonesia

Hingga sore kemarin, ada sekitar 20-an penerbangan yang cancel karena alasan keselamatan terkait letusan Gunung Agung ini. diantaranya maskapai Jet Star, Virgin, KLM dan Air Asia Malaysia, dan lain lain. Agus memaparkan, cancel dan divert itu keinginan dari masing-masing airline.

Namun, penanganan penumpang yang dicancel dari airline sejak Sabtu malam berjalan lancar. Ada yang diinapkan di hotel, ada yang digeser ke airline lain. Pihak bandara juga sudah menyiapkan bus untuk mengangkut penumpang Terminal Bus Ubung agar bisa melanjutkan perjalanan dengan moda transportasi lain.

Abu Vulkanis letusan tersebut berada di ketinggian hingga 26.000 ft dan mengarah ke Tenggara dengan kecepatan 10 knots. Berdasarkan hal tersebut status VONA meningkat dari Orange menjadi Red.

"Sehingga beberapa ATS route terdampak, para pilot airlines diwajibkan mengikuti panduan yang diberikan oleh Airnav Indonesia sebagai operator air navigation," ungkapnya.

Selain itu menghadapi adanya musim hujan dan cuaca ekstreem akhir 2017 ini perlu peningkatan kewaspadaan terhadap kondisi cuaca ekstrem dalam rangka persiapan arus penumpang hari raya natal dan 2018.

Untuk itu, Agus memerintahkan kepada penyedia layanan informasi meteorologi penerbangan agar senantiasa memperbaharui data (updating data) dan informasi cuaca baik melalui alat sensor cuaca yang dimiliki maupun berdasarkan laporan dari pilot (AIREP).

Kepala Unit penyelenggara bandara dan badan usaha bandar udara juga harus memastikan bahwa marka terlihat jelas dan lampu-lampu dalam kondisi normal. Selain itu, memastikan bahwa sistem drainase berfungsi normal.

Melaksanakan sungguh-sungguh pengamatan terhadap kondisi runway pada saat basah secara berkala dan melaporkan kepada unit pelayanan navigasi penerbangan apabila ada genangan air di runway

Serta harus melaksanakan pencegahan dan pembersihan runway dari foreign object damage (FOD), kendaraan, peralatan, binatang atau sesuatu yang lain yang dapat membahayakan keselamatan operasi pesawat udara ke dalam daerah pergerakan.

"Kepala unit penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan juga memastikan dan menjaga kondisi fasilitas komunikasi, navigasi dan survaillance tetap dalam kondisi prima," imbuh dia.

Kemudian, memastikan bahwa informasi cuaca yang disampaikan kepada pilot adalah informasi yang terbaru. Menginformasikan kepada pilot terhadap perubahan cuaca, kondisi runway dan informasi lain yang terkait dengan keselamtan penerbangan.

Selanjutnya, memastikan personil ATC yang bertugas telah mendapatkan training yang terkini (current) dan memastikan kecukupan jumlah personil yang bertugas serta memperhatikan fatique risk management untuk kondisi cuaca ekstrem.

Selain itu, Penyedia jasa angkutan udara (AOC 121, AOC 135, OC 91 dan PSC 141) agar menekankan kepada pilot in Command untuk memastikan pemenuhan terhadap stabilizer apprroach pada saat melakukan proses pendaratan dan segera melakukan go araound apabila kriteria tersebut tidak dapat dipenuhi (Un-stabilized approach).

Serta menekankan kepada pilot in Command untuk memastikan pemenuhan terhadap MEL Category, mengacu kepada CASR 121.628 dan CASR 135.157, terkait dengan Inoperable instrument and equipments sebelum melakukan kegiatan penerbangan.

"Lalu review standard operation procedures (SOP) untuk adverse weather operation khususnya Take off, approach dan landing limitation," katanya.

Selanjutnya, menekankan kepada pilot in command untuk memastikan tercukupinya panjang landasan yang tersedia terutama dalam kondisi di mana terdapat genagan air (Standing water/wet runway) yang dapat mempengaruhi efektifitas pengereman (poor braking action).

Selain itu, memastikan bahwa flight dispatcher/flight crew memperoleh data meteorologi terbaru dalam mempersiapkan flight plan sebelum keberangkatan (Departure).

Lalu, menyarankan kepada pilot in command untuk melakukan asesment terhadap kondisi cuaca sebelum take off guna menghindari kemungkinan masuk ke dalam cuaca buruk.

Termasuk menginstruksikan kepada pilot in command untuk menyampaikan inflight/post-flight weather observation kepada unit pelayanan navigasi penerbangan terhadap kondisi cuaca, awan (CB) turbulensi, winshear serta informasi lain yang terkait dengan keselamatan penerbangan.

Selain itu, mengantisipasi lonjakan arus penumpang pada hari raya natal 2017 dan tahun baru 2018 terkait penerbangan tambahan (Extra flight) dan memastikan tercukupinya jumlah personil penerbangan (Fliht crew) yang bertugas.

Agus melanjutkan, kepala kantor otoritas bandar udara di tiap-tiap wilayah operasional agar meningkatkan kegiatan ramp check, memonitor kondisi Bandar Udara di bawah pengawasan Kantor Otoritas Bandar Udara setempat, terutama pada saat terjadi kondisi cuaca ekstrem.

"Serta melaporkan seluruh kejadian yang terjadi di Bandar Udara yang berada di bawah kendali pengawasan, selama musim penghujan, angkutan Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2018 kepada Direktur Jenderal Perhubungan Udara sesegera mungkin," pungkasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0836 seconds (0.1#10.140)