Menteri Rini Geser Posisi Nicke Widyawati dari PLN ke Pertamina
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno kembali melakukan perombakan dalam tubuh perusahaan pelat merah. Kali ini, Rini melakukan perombakan terhadap direksi PT Pertamina (Persero) dengan mengangkat Nicke Widyawati sebagai Direktur SDM Pertamina.
Nicke Widyawati sebelumnya menjabat sebagai Direktur Pengadaan Strategis 1 PT PLN (Persero) yang diangkat berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK-272/MBU/12/2014 tanggal 23 Desember 2014 jo Nomor SK-138/MBU/07/2017 tanggal 24 Juli 2017. Kemudian, hari ini Rini memutuskan untuk menggeser posisi Nicke menjadi Direktur SDM Pertamina, yang memang masih kosong.
Bertempat di Kementerian BUMN dilaksanakan penyerahan Salinan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pertamina Nomor SK-256/MBU/11/2017 tentang Pengangkatan Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pertamina.
Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro mengungkapkan, Kementerian BUMN selaku pemegang saham berharap dengan dilengkapinya seluruh jajaran direksi di Pertamina mampu memberikan nilai tambah bagi Perusahaan. Selain itu, Direksi yang baru diharapkan dapat segera bersinergi dengan direksi lainnya.
Sebagaimana diketahui Pertamina merupakan salah satu BUMN terbesar di Indonesia. Dengan wilayah usaha meliputi seluruh Indonesia dan luar negeri dengan total aset sekitar USD49,76 miliar (per 30 Sep 2017), di mana 21,8% merupakan aset tetap dan laba sebesar USD1,99 miliar.
"Didsamping itu, Pertamina memiliki peran vital bagi NKRI yaitu sebagai perpanjangan tangan pemerintah, Pertamina menyediakan produk bahan bakar bagi masyarakat Indonesia. Didukung sekitar 22 ribu karyawan yang bergerak di upstream, midstream, downstream dan supporting yang mendukung kinerja perusahaan," kata dia dalam rilis di Jakarta, Senin (27/11/2017).
Aloysius menuturkan, peran strategis tersebutlah yang melatarbelakangi pemisahan fungsi Direktorat Aset dan Manajemen SDM. Diharapkan Direktur Manajemen Aset saat ini dapat memberikan perhatian penuh dan fokus untuk dapat mengelola dan memonetisasi aset tetap, sehingga memberikan kontribusi lebih besar kepada laba perusahaan.
Program-program yang belum tercapai sesuai target seperti sertifikasi tanah dan program kerjasama terkait utilisasi aset tetap dapat segera dieksekusi. Sementara, dari sisi pengelolaan SDM, diperlukan peningkatan kualitas human capital yang mumpuni agar Pertamina mampu menyediakan produk berkualitas terbaik secara konsisten dan kontinue dengan harga terbaik.
"Memandu talenta-talenta di Pertamina tentu bukan tugas yang mudah, akan tetapi merupakan tantangan besar untuk mengelola dan mengembangkan human capital sebesar ini. Melanjutkan dan mengembangkan program SDM yang sifatnya upskilling dan upgrading karyawan harus terus dilaksanakan untuk mendukung kinerja perusahaan," tutur Aloysius
Apalagi, kata dia, tahun depan wilayah kerja Mahakam sudah mulai dikelola Pertamina. Direksi dan komisaris BUMN migas tersebut diharapkan agar dapat memanfaatkan momentum ini, sehingga meningkatkan profitabilitas Pertamina dengan menjaga tingkat produksi dan lifting migas tetap optimal.
"Selain itu, realisasi Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia agar dapat di speed up sehingga membantu fleksibilitas teknis pengolahan Pertamina yang dampaknya dapat meningkatkan daya saing global dan meningkatkan struktur keuangan," jelas dia.
Nicke Widyawati sebelumnya menjabat sebagai Direktur Pengadaan Strategis 1 PT PLN (Persero) yang diangkat berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK-272/MBU/12/2014 tanggal 23 Desember 2014 jo Nomor SK-138/MBU/07/2017 tanggal 24 Juli 2017. Kemudian, hari ini Rini memutuskan untuk menggeser posisi Nicke menjadi Direktur SDM Pertamina, yang memang masih kosong.
Bertempat di Kementerian BUMN dilaksanakan penyerahan Salinan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pertamina Nomor SK-256/MBU/11/2017 tentang Pengangkatan Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pertamina.
Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro mengungkapkan, Kementerian BUMN selaku pemegang saham berharap dengan dilengkapinya seluruh jajaran direksi di Pertamina mampu memberikan nilai tambah bagi Perusahaan. Selain itu, Direksi yang baru diharapkan dapat segera bersinergi dengan direksi lainnya.
Sebagaimana diketahui Pertamina merupakan salah satu BUMN terbesar di Indonesia. Dengan wilayah usaha meliputi seluruh Indonesia dan luar negeri dengan total aset sekitar USD49,76 miliar (per 30 Sep 2017), di mana 21,8% merupakan aset tetap dan laba sebesar USD1,99 miliar.
"Didsamping itu, Pertamina memiliki peran vital bagi NKRI yaitu sebagai perpanjangan tangan pemerintah, Pertamina menyediakan produk bahan bakar bagi masyarakat Indonesia. Didukung sekitar 22 ribu karyawan yang bergerak di upstream, midstream, downstream dan supporting yang mendukung kinerja perusahaan," kata dia dalam rilis di Jakarta, Senin (27/11/2017).
Aloysius menuturkan, peran strategis tersebutlah yang melatarbelakangi pemisahan fungsi Direktorat Aset dan Manajemen SDM. Diharapkan Direktur Manajemen Aset saat ini dapat memberikan perhatian penuh dan fokus untuk dapat mengelola dan memonetisasi aset tetap, sehingga memberikan kontribusi lebih besar kepada laba perusahaan.
Program-program yang belum tercapai sesuai target seperti sertifikasi tanah dan program kerjasama terkait utilisasi aset tetap dapat segera dieksekusi. Sementara, dari sisi pengelolaan SDM, diperlukan peningkatan kualitas human capital yang mumpuni agar Pertamina mampu menyediakan produk berkualitas terbaik secara konsisten dan kontinue dengan harga terbaik.
"Memandu talenta-talenta di Pertamina tentu bukan tugas yang mudah, akan tetapi merupakan tantangan besar untuk mengelola dan mengembangkan human capital sebesar ini. Melanjutkan dan mengembangkan program SDM yang sifatnya upskilling dan upgrading karyawan harus terus dilaksanakan untuk mendukung kinerja perusahaan," tutur Aloysius
Apalagi, kata dia, tahun depan wilayah kerja Mahakam sudah mulai dikelola Pertamina. Direksi dan komisaris BUMN migas tersebut diharapkan agar dapat memanfaatkan momentum ini, sehingga meningkatkan profitabilitas Pertamina dengan menjaga tingkat produksi dan lifting migas tetap optimal.
"Selain itu, realisasi Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia agar dapat di speed up sehingga membantu fleksibilitas teknis pengolahan Pertamina yang dampaknya dapat meningkatkan daya saing global dan meningkatkan struktur keuangan," jelas dia.
(izz)