Jasa Armada Alokasikan 10% Saham Perdana ke Karyawan
Jasa Armada Alokasikan 10% Saham Perdana ke Karyawan
A
A
A
JAKARTA - PT Jasa Armada Indonesia Tbk (JAI) yang merupakan anak usaha PT Pelabuhan Indonesia ll (lPC) menawarkan sebanyak-banyaknya 1,74 juta saham atau setara 30% melalui penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).
Dari jumlah ditawarkan tersebut, JAI mengalokasikan sebanyak-banyaknya sebesar 10% untuk karyawan melalui program employee stock allocation (ESA).
"Jumlah karyawan kami 1.000 kurang sedikit, tepatnya 906 karyawan. Jadi semua yang bekerja, semuanya berhak dapat saham tetapi tentu saja gradasinya sesuai level masing-masing. Level makin besar bisa alokasinya lebih besar," ujar Direktur Utama JAI Dawam Atmosudiro di Jakarta, Selasa (28/11/2017).
Sementara, Head of Investment Banking PT Mandiri Sekuritas Primonanto Budi Atmojo menyampaikan, ketentuan 10% saham tersebut sudah diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Karyawan boleh (dapat saham) maksimal 10% dari total emisi, sehingga dengan ini mereka bisa inline, kalau mereka bekerja keras maka harga saham (naik) dan bisa menikmati," katanya.
Sekadar informasi, JAI memiliki beberapa nilai tambah dalam melakukan IPO, salah satunya adalah hambatan bagi kompetitor untuk memasuki usaha sejenis (entry barriers). Hal ini karena kegiatan pemanduan adalah kewenangan pemerintah yang dilimpahkan pada BUMN, BUMD, dan anak BUMN.
Sampai saat ini, pemerintah hanya memberi pelimpahan pemanduan kepada Pelindo IV, JAI, BUMD Provinsi Banten, dan anak usaha BUMN PTBA yang saat ini tidak dalam operasi. Pada praktiknya, tidak ada perusahaan swasta nasional maupun asing yang diberi pelimpahan kewenangan pemanduan di Indonesia.
Sebagai perusahaan jasa pemanduan dan penundaan kapal, JAI memiliki captive market di wilayah pelabuhan paling strategis di Indonesia yaitu 12 pelabuhan yang dikelola lPC.
Dari jumlah ditawarkan tersebut, JAI mengalokasikan sebanyak-banyaknya sebesar 10% untuk karyawan melalui program employee stock allocation (ESA).
"Jumlah karyawan kami 1.000 kurang sedikit, tepatnya 906 karyawan. Jadi semua yang bekerja, semuanya berhak dapat saham tetapi tentu saja gradasinya sesuai level masing-masing. Level makin besar bisa alokasinya lebih besar," ujar Direktur Utama JAI Dawam Atmosudiro di Jakarta, Selasa (28/11/2017).
Sementara, Head of Investment Banking PT Mandiri Sekuritas Primonanto Budi Atmojo menyampaikan, ketentuan 10% saham tersebut sudah diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Karyawan boleh (dapat saham) maksimal 10% dari total emisi, sehingga dengan ini mereka bisa inline, kalau mereka bekerja keras maka harga saham (naik) dan bisa menikmati," katanya.
Sekadar informasi, JAI memiliki beberapa nilai tambah dalam melakukan IPO, salah satunya adalah hambatan bagi kompetitor untuk memasuki usaha sejenis (entry barriers). Hal ini karena kegiatan pemanduan adalah kewenangan pemerintah yang dilimpahkan pada BUMN, BUMD, dan anak BUMN.
Sampai saat ini, pemerintah hanya memberi pelimpahan pemanduan kepada Pelindo IV, JAI, BUMD Provinsi Banten, dan anak usaha BUMN PTBA yang saat ini tidak dalam operasi. Pada praktiknya, tidak ada perusahaan swasta nasional maupun asing yang diberi pelimpahan kewenangan pemanduan di Indonesia.
Sebagai perusahaan jasa pemanduan dan penundaan kapal, JAI memiliki captive market di wilayah pelabuhan paling strategis di Indonesia yaitu 12 pelabuhan yang dikelola lPC.
(ven)
Explore More