KA Bandara Soekarno-Hatta Proyek Sinergi Karya Anak Bangsa
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno melakukan uji coba perdana pengoperasian KA Bandara Soekarno-Hatta (BSH) dari Stasiun Bandara hingga ke Stasiun Sudirman Baru, Jakarta.
Turut hadir mendampingi Menteri BUMN dalam uji coba KA BSH ini di antaranya Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Edi Sukmoro, Plt Direktur Utama PT Industri Kereta Api (Persero) M Nur Sodiq, Direktur Utama PT Railink Heru Kuswanto dan sejumlah pejabat BUMN lainnya.
Proyek KA Bandara Soekarno Hatta (BSH) dijalankan berdasarkan Perpres No 83/2011, di mana negara mengamanahkan kepada PT KAI untuk membangun prasarana dan sarana KA Bandara Soekarno Hatta.
"Tadi saya juga sudah coba dari mulai pesan tiket hingga keluar gate, semua berjalan lancar. Insya Allah nanti bisa dioperasikan sebelum Natal," kata Menteri Rini di Stasiun Sudirman Baru, Jakarta, kemarin.
Rini juga menegaskan bawah pembangunan KA Bandara ini merupakan wujud sinergi BUMN. Di mana selain melibatkan KAI, juga ada PT LEN Industri (Persero) yang membangun pensinyalannya dan PT INKA (Persero) sebagai pembuat keretanya.
"Jadi ini semua hasil karya anak bangsa, bahkan sistem ticketing tadi juga dikembangkan sendiri oleh Railink," imbuh dia.
Direktur Utama Railink Heru Kuswanto menambahkan, keberadaan KA Bandara Soekarno-Hatta ini diharapkan mampu menarik minat masyarakat untuk berkendara trasportasi umum dan ke depan terjadi pengalihan sebagian pemerjalan berbasis jalan raya ke pemerjalan berbasis jalan rel pada koridor Jakarta-Bandara.
Di sisi lain, keberadaan KA Bandara ini diharapkan mampu menambah alternatif berkendara transportasi umum bagi masyarakat dan memperbaiki akses bandara terbesar di Indoenesia ini.
"Pengalaman membuktikan bahwa pengoperasi KA Bandara Kualanamu ternyata mampu memperbaiki rating Bandara Kualanamu terkait aksesibilitas," tambah Heru.
Dalam struktur proyek KA BSH ini, terdapat pembagian tugas antara induk perusahaan (PT KAI dan PT Angkasa Pura II) dan anak perusahaan (PT Railink).
PT KAI membangun prasarana untuk menunjang pengoperasian KA BSH meliputi track baru sepanjang 12.1 KM dari Batuceper sampai bandara lengkap dengan jaringan LAA-persinyalan dan telekomunikasi KA, stasiun (Sudirmanbaru, Duri, Batuceper), gardu induk LAA, dan dipo pemeliharaan KRL Railink
PT AP II membangun stasiun di Bandara dan konektivitas ke APMS Skytrain untuk menghubungkan stasiun bandara menuju seluruh terminal keberangkatan penerbangan.
PT Railink yang bertindak sebagai operator KA Bandara melakukan pengadaan sarana, interior stasiun dan kantor, maintenance tools, overhead crane, rekrutmen pegawai dan lain-lain.
Investasi sarana dilakukan oleh PT Railink dengan membeli electric multiple unit (EMU) atau Kereta Rel Listrik (KRL) baru dari Konsorsium Bombardier Transportation Swedia dan PT INKA sebanyak 10 trainset KRL (6 car per trainset).
Adapun kapasitas per trainset sebanyak 272 penumpang. Total pengadaan trainset tersebut senilai USD70,407 juta dengan pendanaan melalui sindikasi perbankan (BRI, BNI, Mandiri, BCA) dan self financing PT Railink. Lama produksi sarana oleh Konsorsium Bombardier dan INKA selama 16 bulan sejak dibuka LC.
"Dengan 10 trainset yang dimiliki PT Railink, mampu mengoperasikan paling tidak 124 KA per hari dengan headway setiap 15 menit sekali dan waktu tempuh Manggarai-Bandara Soetta dengan total daya angkut 33.728 tempat duduk per hari," imbuhnya.
Pada tahap awal pengoperasian hingga 31 Desember 2017, diberlakukan tarif promosi antara Rp20.000 sampai Rp30.000. Sedangkan mulai 1 Januari 2018 bisa diterapkan tarif normal Rp100.000.
Perlu diketahui, jarak tempuh yang dilayani KA BSH antara Manggarai sampai Bandara Soetta sepanjang 36,3 km dgn rincian, jalur eksisting (Manggari-Batuceper) sepanjang 24,2 km dan track baru (Batuceper-Bandara Soetta) sepanjang 12,1 km.
Stasiun yang dilayani KA BSH meliputi Manggarai, BNI City (Sudirman Baru), Duri, Batuceper, Bandara Soetta PP. Untuk sementara waktu pada tahap awal pengoperasian KA BSH, belum dilayani naik turun penumpang di Manggarai karena masih dalam proses pembangunan peron dan jalur KA Bandara oleh Satuan Kerja Proyek DDT DJKA Kemenhub.
Stasiun Sudirman Baru (BNI City) merupakan city railway station (CRS) yang dilengkapi dengan fasilitas city check in, baggage handling, area komersial terpadu, gerai ATM, business center dan lain-lain.
Untuk meningkatkan kinerja perusahaan, Railink membangun sistem ticketing secara inhouse bernama ARTS (Airport Railway Ticketing System) dan ini merupakan produk sistem ticketing pertama yang dibangun KAI Group.
Sistem ARTS ini dibangun dengan mengadopsi perkembangan ITC mutakhir berbasis cashless (100% layanan tanpa cash seiring dengan program Bank Indonesia dan pemerintah), mampu melayani pembayaran dengan kartu apa pun (kartu kredit, kartu debit, kartu prepaid dan T-cash), serta tanpa loket dan tanpa petugas loket.
Chanel pembayaran menggunakan single EDC, ATM, e-commerce dengan menggandeng mitra perbankan (4 Himbara, 6 bank swasta). Pada 28 September 2017 sistem ARTS ini telah dilakukan soft launching seiring dengan ulang tahun kesebelas.
Ke depannya diharapkan KA Bandara dapat memperluas jangkauan layanan hingga ke Bekasi, Bogor, Jakarta Kota, dan lain- lain.
Turut hadir mendampingi Menteri BUMN dalam uji coba KA BSH ini di antaranya Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Edi Sukmoro, Plt Direktur Utama PT Industri Kereta Api (Persero) M Nur Sodiq, Direktur Utama PT Railink Heru Kuswanto dan sejumlah pejabat BUMN lainnya.
Proyek KA Bandara Soekarno Hatta (BSH) dijalankan berdasarkan Perpres No 83/2011, di mana negara mengamanahkan kepada PT KAI untuk membangun prasarana dan sarana KA Bandara Soekarno Hatta.
"Tadi saya juga sudah coba dari mulai pesan tiket hingga keluar gate, semua berjalan lancar. Insya Allah nanti bisa dioperasikan sebelum Natal," kata Menteri Rini di Stasiun Sudirman Baru, Jakarta, kemarin.
Rini juga menegaskan bawah pembangunan KA Bandara ini merupakan wujud sinergi BUMN. Di mana selain melibatkan KAI, juga ada PT LEN Industri (Persero) yang membangun pensinyalannya dan PT INKA (Persero) sebagai pembuat keretanya.
"Jadi ini semua hasil karya anak bangsa, bahkan sistem ticketing tadi juga dikembangkan sendiri oleh Railink," imbuh dia.
Direktur Utama Railink Heru Kuswanto menambahkan, keberadaan KA Bandara Soekarno-Hatta ini diharapkan mampu menarik minat masyarakat untuk berkendara trasportasi umum dan ke depan terjadi pengalihan sebagian pemerjalan berbasis jalan raya ke pemerjalan berbasis jalan rel pada koridor Jakarta-Bandara.
Di sisi lain, keberadaan KA Bandara ini diharapkan mampu menambah alternatif berkendara transportasi umum bagi masyarakat dan memperbaiki akses bandara terbesar di Indoenesia ini.
"Pengalaman membuktikan bahwa pengoperasi KA Bandara Kualanamu ternyata mampu memperbaiki rating Bandara Kualanamu terkait aksesibilitas," tambah Heru.
Dalam struktur proyek KA BSH ini, terdapat pembagian tugas antara induk perusahaan (PT KAI dan PT Angkasa Pura II) dan anak perusahaan (PT Railink).
PT KAI membangun prasarana untuk menunjang pengoperasian KA BSH meliputi track baru sepanjang 12.1 KM dari Batuceper sampai bandara lengkap dengan jaringan LAA-persinyalan dan telekomunikasi KA, stasiun (Sudirmanbaru, Duri, Batuceper), gardu induk LAA, dan dipo pemeliharaan KRL Railink
PT AP II membangun stasiun di Bandara dan konektivitas ke APMS Skytrain untuk menghubungkan stasiun bandara menuju seluruh terminal keberangkatan penerbangan.
PT Railink yang bertindak sebagai operator KA Bandara melakukan pengadaan sarana, interior stasiun dan kantor, maintenance tools, overhead crane, rekrutmen pegawai dan lain-lain.
Investasi sarana dilakukan oleh PT Railink dengan membeli electric multiple unit (EMU) atau Kereta Rel Listrik (KRL) baru dari Konsorsium Bombardier Transportation Swedia dan PT INKA sebanyak 10 trainset KRL (6 car per trainset).
Adapun kapasitas per trainset sebanyak 272 penumpang. Total pengadaan trainset tersebut senilai USD70,407 juta dengan pendanaan melalui sindikasi perbankan (BRI, BNI, Mandiri, BCA) dan self financing PT Railink. Lama produksi sarana oleh Konsorsium Bombardier dan INKA selama 16 bulan sejak dibuka LC.
"Dengan 10 trainset yang dimiliki PT Railink, mampu mengoperasikan paling tidak 124 KA per hari dengan headway setiap 15 menit sekali dan waktu tempuh Manggarai-Bandara Soetta dengan total daya angkut 33.728 tempat duduk per hari," imbuhnya.
Pada tahap awal pengoperasian hingga 31 Desember 2017, diberlakukan tarif promosi antara Rp20.000 sampai Rp30.000. Sedangkan mulai 1 Januari 2018 bisa diterapkan tarif normal Rp100.000.
Perlu diketahui, jarak tempuh yang dilayani KA BSH antara Manggarai sampai Bandara Soetta sepanjang 36,3 km dgn rincian, jalur eksisting (Manggari-Batuceper) sepanjang 24,2 km dan track baru (Batuceper-Bandara Soetta) sepanjang 12,1 km.
Stasiun yang dilayani KA BSH meliputi Manggarai, BNI City (Sudirman Baru), Duri, Batuceper, Bandara Soetta PP. Untuk sementara waktu pada tahap awal pengoperasian KA BSH, belum dilayani naik turun penumpang di Manggarai karena masih dalam proses pembangunan peron dan jalur KA Bandara oleh Satuan Kerja Proyek DDT DJKA Kemenhub.
Stasiun Sudirman Baru (BNI City) merupakan city railway station (CRS) yang dilengkapi dengan fasilitas city check in, baggage handling, area komersial terpadu, gerai ATM, business center dan lain-lain.
Untuk meningkatkan kinerja perusahaan, Railink membangun sistem ticketing secara inhouse bernama ARTS (Airport Railway Ticketing System) dan ini merupakan produk sistem ticketing pertama yang dibangun KAI Group.
Sistem ARTS ini dibangun dengan mengadopsi perkembangan ITC mutakhir berbasis cashless (100% layanan tanpa cash seiring dengan program Bank Indonesia dan pemerintah), mampu melayani pembayaran dengan kartu apa pun (kartu kredit, kartu debit, kartu prepaid dan T-cash), serta tanpa loket dan tanpa petugas loket.
Chanel pembayaran menggunakan single EDC, ATM, e-commerce dengan menggandeng mitra perbankan (4 Himbara, 6 bank swasta). Pada 28 September 2017 sistem ARTS ini telah dilakukan soft launching seiring dengan ulang tahun kesebelas.
Ke depannya diharapkan KA Bandara dapat memperluas jangkauan layanan hingga ke Bekasi, Bogor, Jakarta Kota, dan lain- lain.
(izz)