BNI Perkuat Literasi Keuangan dengan Penyaluran Bansos
A
A
A
JAKARTA - Bank BNI memperkuat literasi keuangan di kalangan masyarakat Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, yang menerima Bantuan Pangan Non Tunai dari Kementerian Sosial. Pemimpin Kantor Cabang BNI Harmoni, Dirga Indra mengatakan, pihaknya sejauh ini telah menyalurkan Bantuan Pangan non Tunai dari Kemensos kepada 2.034 masyarakat Kecamatan Gambir. Bantuan yang disalurkan berupa beras, gula, dan minyak.
Sedangkan Program Keluarga Harapan, yaitu program perlindungan sosial dengan pemberian uang non tunai diberikan kepada 429 orang dengan mendapat uang beras. "Bantuan disalurkan sekali dalam dua bulan. Karena untuk dua tahap digabung pelaksanaannya. Kali ini sudah yang keenam dan akan terus dilanjutkan," ujar Dirga saat ditemui Senin (4/12/2017) di Jakarta.
Dia mengatakan penerima bantuan langsung jadi nasabah karena mendapat ATM laku pandai. Peserta dari Kemensos diberikan data untuk kami bikin kartu laku pandai, dengan saldo Rp220 ribu per dua bulan. Kartu laku pandai tersebut merupakan produk e-Wallet itu bisa combo untuk menabung dan akses pada bantuan pemerintah.
"Dana untuk bantuan PKH bisa diambil. Dampak program ini berdampak terhadap pembukaan rekening di cabang sehingga jumlah rekening bertambah," ujarnya.
Dirga menambahkan, dalam program Laku Pandai di cabang terdapat 205 agen yang mayoritas punya usaha warung sembako. Mereka ini bisa ditawari kredit usaha rakyat atau KUR. Selain itu juga ada karyawan yang menjadi agen laku pandai.
"Dengan menyalurkan bantuan ini kami langsung bersentuhan dengan masyarakat. Respon yang didapat sangat baik sehingga menjadi kenal bank bagaiman dan kenal ATM," ujarnya.
BNI sebagai bank BUMN berkontribusi dengan dukungan menyediakan kartu yang bersifat kombo atau multifungsi. Bantuan sosial yang dapat dilayani oleh KKS akan terus dikembangkan. Saat ini, KKS sudah dapat menjadi target penyaluran Bantuan Sosial PKH dan Bantuan Pangan Non Tunai.
Namun, dengan adanya fungsi e-Wallet, maka bantuan sosial yang dapat ditampung dalam 1 kartu tersebut dapat dikembangkan, misalnya untuk menampung subsidi LPG 3 kilogram, hingga subsidi listrik.
Bank BNI siap terus mendukung program pemerintah dalam menyalurkan bantuan sosial nontunai ini, apresiasi khusus untuk BNI yang mengembangkan Platform yang berbasis Android pada EDC Offline yang diuji coba hari ini. Dengan EDC Offline, daerah yang masih terbatas dari jangkauan sinyal penyedia layanan telekomunikasi pun dapat disentuh bantuan sosial nontunai.
Sementara Koordinator Wilayah, Sumiyati yang membantu penyaluran bantuan mengatakan dirinya sangat terbantu dengan metode penyaluran menggunakan ATM. Mayoritas penerima merupakan ibu-ibu kalangan menengah ke bawah.
"Awalnya mereka bingung karena ada peralihan dari sebelumnya di kantor pos ke kartu ATM. Sekarang kami tahu penjadwalannya dan tidak perlu antre ramai-ramai. Dulu ramai kalau ambil, sekarang bisa siap-siap," ujar Sumiyati beberapa waktu lalu.
Dia juga mengatakan, awalnya ibu-ibu penerima bansos tidak tahu cara pakai ATM namun sekarang sudah bisa. Bahkan sekarang masih ada duitnya di ATM karena ada bantuan sosial lainnya yang saling mendukung. Dia juga senang karena di mini market bisa narik sendiri.
"Saya mengoordinir 50 orang. Banyak suka duka mengurus warga. Mulai bikin laporan untuk PKH ke anak anak ke sekolah. Biasanya kalau kehadirannya kurang dari 85% akan ditarik kartu bantuannya," ujarnya.
Sedangkan Program Keluarga Harapan, yaitu program perlindungan sosial dengan pemberian uang non tunai diberikan kepada 429 orang dengan mendapat uang beras. "Bantuan disalurkan sekali dalam dua bulan. Karena untuk dua tahap digabung pelaksanaannya. Kali ini sudah yang keenam dan akan terus dilanjutkan," ujar Dirga saat ditemui Senin (4/12/2017) di Jakarta.
Dia mengatakan penerima bantuan langsung jadi nasabah karena mendapat ATM laku pandai. Peserta dari Kemensos diberikan data untuk kami bikin kartu laku pandai, dengan saldo Rp220 ribu per dua bulan. Kartu laku pandai tersebut merupakan produk e-Wallet itu bisa combo untuk menabung dan akses pada bantuan pemerintah.
"Dana untuk bantuan PKH bisa diambil. Dampak program ini berdampak terhadap pembukaan rekening di cabang sehingga jumlah rekening bertambah," ujarnya.
Dirga menambahkan, dalam program Laku Pandai di cabang terdapat 205 agen yang mayoritas punya usaha warung sembako. Mereka ini bisa ditawari kredit usaha rakyat atau KUR. Selain itu juga ada karyawan yang menjadi agen laku pandai.
"Dengan menyalurkan bantuan ini kami langsung bersentuhan dengan masyarakat. Respon yang didapat sangat baik sehingga menjadi kenal bank bagaiman dan kenal ATM," ujarnya.
BNI sebagai bank BUMN berkontribusi dengan dukungan menyediakan kartu yang bersifat kombo atau multifungsi. Bantuan sosial yang dapat dilayani oleh KKS akan terus dikembangkan. Saat ini, KKS sudah dapat menjadi target penyaluran Bantuan Sosial PKH dan Bantuan Pangan Non Tunai.
Namun, dengan adanya fungsi e-Wallet, maka bantuan sosial yang dapat ditampung dalam 1 kartu tersebut dapat dikembangkan, misalnya untuk menampung subsidi LPG 3 kilogram, hingga subsidi listrik.
Bank BNI siap terus mendukung program pemerintah dalam menyalurkan bantuan sosial nontunai ini, apresiasi khusus untuk BNI yang mengembangkan Platform yang berbasis Android pada EDC Offline yang diuji coba hari ini. Dengan EDC Offline, daerah yang masih terbatas dari jangkauan sinyal penyedia layanan telekomunikasi pun dapat disentuh bantuan sosial nontunai.
Sementara Koordinator Wilayah, Sumiyati yang membantu penyaluran bantuan mengatakan dirinya sangat terbantu dengan metode penyaluran menggunakan ATM. Mayoritas penerima merupakan ibu-ibu kalangan menengah ke bawah.
"Awalnya mereka bingung karena ada peralihan dari sebelumnya di kantor pos ke kartu ATM. Sekarang kami tahu penjadwalannya dan tidak perlu antre ramai-ramai. Dulu ramai kalau ambil, sekarang bisa siap-siap," ujar Sumiyati beberapa waktu lalu.
Dia juga mengatakan, awalnya ibu-ibu penerima bansos tidak tahu cara pakai ATM namun sekarang sudah bisa. Bahkan sekarang masih ada duitnya di ATM karena ada bantuan sosial lainnya yang saling mendukung. Dia juga senang karena di mini market bisa narik sendiri.
"Saya mengoordinir 50 orang. Banyak suka duka mengurus warga. Mulai bikin laporan untuk PKH ke anak anak ke sekolah. Biasanya kalau kehadirannya kurang dari 85% akan ditarik kartu bantuannya," ujarnya.
(ven)