Stok Aman, Pertamina Bingung Gas Elpiji 3 Kg Menghilang

Jum'at, 08 Desember 2017 - 12:14 WIB
Stok Aman, Pertamina...
Stok Aman, Pertamina Bingung Gas Elpiji 3 Kg Menghilang
A A A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mengaku bingung dengan kelangkaan elpiji 3 kilogram (kg) di sejumlah daerah. Pasalnya, saat ini stok elpiji dalam kondisi aman.

(Baca Juga: Pertamina Klaim Stok Elpiji 3 Kg Aman)

Direktur Pemasaran Pertamina Muchammad Iskandar mengungkapkan, pihaknya tidak melakukan pengurangan sama sekali untuk distribusi elpiji 3 kg. Sejak Juli 2017 hingga November 2017 rata-rata kisara penyaluran sekitar 20,2 ribu hingga 20,3 metrik ton (MT) per hari.

"Kalau lihat historikal data, penyebab terjadinya ini kami masih cari, kok tiba-tiba timbul masalah ini. Kalau dilihat dari realisasi harian, enggak ada pergerakan penurunan sama sekali dari Juli-November rata-rata kisaran penyaluran 20,2-20,3 ribu MT per hari. Kalau dilihat dari Januari pun rekor," katanya di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (8/12/2017).

Dia menengarai, kelangkaan tersebut terjadi karena rencana pemerintah untuk melakukan distribusi tertutup untuk elpiji 3 kg. Menurutnya, hal ini memancing masyarakat untuk panik dan membeli elpiji dalam jumlah yang lebih besar.

"Jadi stok tabung kosong yang ada di dapurnya dikeluarin semua bagaimana supaya dapat. Sehingga masyarakat yang betul-betul butuh pun jadi sulit," tuturnya.

Selain itu, tambah Iskandar, kelangkaan ini juga disinyalir karena Pertamina berencana meluncurkan elpiji 3 kilogram (kg) non subsidi. Hal ini tentu juga menimbulkan keresahan di masyarakat.

"Kita perlu rumuskan untuk BrightGas 3 kg itu untuk alternatif ke masyarakat supaya lebih mudah. Kalau BrightGas 3 kg nanti kita launching itu bisa langsung trade in langsung. Enggak perlu ganti tabung," imbuh dia.

Pihaknya memprediksi, kelangkaan ini juga terjadi karena masyarakat menyalahgunakan fungsi elpiji 3 kg. "Musim kemarau ada isu kelangkaan karena sebagian disedot untuk memompa sawah. Kemudian ada yang untuk pemanas aspal, water heater, tambal ban, dan industri perikanan," jelasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0849 seconds (0.1#10.140)