Anak Usaha Baru IPC Bidik Aset Rp11,7 Triliun
A
A
A
JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia Investama (PII) yang merupakan anak usaha PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC membidik aset Rp11,7 triliun pada 2022. Kehadiran PII yang merupakan perusahaan investasi pertama di Indonesia yang memfokuskan diri pada bisnis kepelabuhanan diharapkan dapat menjawab kebutuhan.
(Baca Juga: IPC Punya Anak Usaha Baru Bidang Investasi
Selain untuk mengelola pendanaan pada anak perusahaan juga untuk mendukung pengembangan bisnis, peningkatan kapasitas, penguatan, pengelolaan risiko dan investasi. ""Hingga 2022 diproyeksikan mencapai aset sebesar Rp11,7 triliun dengan Return on Equity (ROE) sebesar 16%," ujar Direktur Utama IPC Elvyn G Masassya di Jakarta, Senin (11/12/2017).
Sambung dia menjelaskan investasi tidak terbatas hanya di area Pelindo II, akan tetapi bisa di private sektor hingga Pelindo I, III, IV. Bahkan menurutnya pada keseluruhan kegiatan port related di Indonesia.
Elvyn menjelaskan, IPC sebagai korporasi tidak berhenti untuk melakukan pengembangan dan inovasi, pembentukan PII diharapkan dapat menjadi alat kerjasama dengan strategic investor dalam rangka ekspansi usaha serta investasi jangka pendek pada pasar sekunder. "Bagaimana kita dukung, wujudkan Indonesia sebagai poros maritim," pungkasnya.
Dalam waktu dekat, IPC juga melakukan initial public offering (IPO) pada anak usahanya yang bergerak dalam bidang pelayanan kapal, PT Jasa Armada Indonesia (JAI). Sebanyak kurang lebih 30% saham dari JAI akan ditawarkan di lantai bursa. Ke depannya pada tahun 2018 dan 2019 terdapat dua lagi anak perusahaan IPC yang juga akan melantai di bursa.
(Baca Juga: IPC Punya Anak Usaha Baru Bidang Investasi
Selain untuk mengelola pendanaan pada anak perusahaan juga untuk mendukung pengembangan bisnis, peningkatan kapasitas, penguatan, pengelolaan risiko dan investasi. ""Hingga 2022 diproyeksikan mencapai aset sebesar Rp11,7 triliun dengan Return on Equity (ROE) sebesar 16%," ujar Direktur Utama IPC Elvyn G Masassya di Jakarta, Senin (11/12/2017).
Sambung dia menjelaskan investasi tidak terbatas hanya di area Pelindo II, akan tetapi bisa di private sektor hingga Pelindo I, III, IV. Bahkan menurutnya pada keseluruhan kegiatan port related di Indonesia.
Elvyn menjelaskan, IPC sebagai korporasi tidak berhenti untuk melakukan pengembangan dan inovasi, pembentukan PII diharapkan dapat menjadi alat kerjasama dengan strategic investor dalam rangka ekspansi usaha serta investasi jangka pendek pada pasar sekunder. "Bagaimana kita dukung, wujudkan Indonesia sebagai poros maritim," pungkasnya.
Dalam waktu dekat, IPC juga melakukan initial public offering (IPO) pada anak usahanya yang bergerak dalam bidang pelayanan kapal, PT Jasa Armada Indonesia (JAI). Sebanyak kurang lebih 30% saham dari JAI akan ditawarkan di lantai bursa. Ke depannya pada tahun 2018 dan 2019 terdapat dua lagi anak perusahaan IPC yang juga akan melantai di bursa.
(akr)