Antisipasi Lonjakan Harga, Operasi Pasar Akan Makin Gencar

Senin, 11 Desember 2017 - 23:09 WIB
Antisipasi Lonjakan...
Antisipasi Lonjakan Harga, Operasi Pasar Akan Makin Gencar
A A A
BANDUNG - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disiperindag) dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan KP) Kota Bandung menyiapkan operasi pasar, dalam upaya mengantisipasi lonjakan harga kebutuhan pokok (sembako) jelang Natal dan Tahun Baru. Tak hanya bahan pokok, pasokan hingga harga gas elpiji juga tidak luput dari pantauan.

Kepala Disperindag Kota Bandung Eric MA mengatakan, sepekan terjadi terjadi antrean di beberapa pangkalan gas elpiji 3 kilogram (kg), terutama di SPBU. Untuk mengatasi masalah itu, Disperindag telah berkoordinasi dengan Pertamina dan Hiswana Migas. Pertamina telah dilakukan upaya extra droping gas elpiji 3 kg di beberapa titik yang mengalami kelangkaan.

"Jika indikasinya (kelangkaan gas) terus meningkat, kami lakukan pemantauan dengan jajaran. Kami akan mengusulkan operasi pasar kalau masalah belum teratasi. Tetapi sejauh ini belum kami usulkan karena masih aman," kata Eric ditemui seusai rakor Satgas Pangan di Mapolrestabes Bandung, Jalan Merdeka, Senin (11/12/2017).

Lebih lanjut Ia mengemukakan, kelangkaan gas 3 kg sempat terjadi karena dampak libur panjang. Selain itu, kebutuhan meningkat dan terjadi panic buying. "Extra droping 100% dari rata-rata pasokan. Jadi masyarakat tidak perlu panic buying," ujar dia.

Pemkot Bandung, tutur Eric, mengeluarkan surat edaran penggunaan gas 3 kg. Gas 3 kg bersubsidi hanya untuk pelaku usaha mikro yang berpenghasilan tidak lebih dari Rp1,5 juta perbulan dan rumah tangga miskin. "Sehingga yang mampu silakan ada gas 5,5 kg dan 12 kg nonsubsidi," tutur Eric.

Kadistan KP Elly Wasliah mengatakan, berdasarkan monitoring ke Pasar Sederhana, Sukajadi, stok pangan di Kota Bandung untuk komoditas beras, daging, dan lainnya aman. Tetapi memang ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga, yaitu telur yang normalnya Rp20.000 jadi Rp24.000 per kg.

Kemudian harga cabai merah TW dan Tanjung Tanjung naik dari Rp30.000 jadi Rp35.000 per kilo. Jadi ada kenaikan Rp4.000 dan Rp5.000. "Ini harus diwaspadai menjelang Natal dan Tahun Baru permintaan akan meningkat. Nammun kenaikan itu masih dalam batas wajar," kata Elly di tempat sama.

Dia menilai, kenaikan harga telur dan cabai itu terjadi karena faktor cuaca musim hujan sehingga produksi dua komoditad itu turun. "Untuk cabai, sebagian besar dipasok dari Banyuwangi. Sedangkan telur dari Blitar dan Ciamis," ujar dia.

Elly mengemukakan, Satgas Pangan mendapat perintah melakukan operasi pasar jika kenaikan harga telah di luar kendali. "Namun Satgas Pangan Kota Bandung akan berupaya agar harga stabil, tetapi jika di luar kendali kamu akan melakukan operasi pasar. Nanti kami kerja sama dengan Bulog," ungkap Elly.

Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Hendro Pandowo mengatakan, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menerintahkan jajaran untuk memantau pergerakan harga kebutuhan pokok. Tujuannya agar harga-harga jangan sampai tidak terkendali dan barang langka. Kondisi seperti itu bisa memicu keresahan masyrakat.

"Jika terjadi kelangkaan dan harga tidak terkontrol, kami akan mem-back up Disperindag dan Distan KP. Jika ternyata ditimbun, kami siapkan langkah penindakan dan proses pidana," tandas Hendro.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.8361 seconds (0.1#10.140)