Lindungi Penderita Jantung, AXA Mandiri Luncurkan Mandiri Heart Protection
A
A
A
JAKARTA - Risiko penyakit jantung di kalangan usia kurang dari umur 44 tahun di Indonesia terus meningkat. Data Kementerian Kesehatan mencatat hampir 22% kasus jantung koroner di Indonesia terjadi pada kelompok usia 35 tahun ke bawah yang merupakan usia produktif.
Penyakit yang tergolong dalam kategori penyakit katastropik ini tak hanya mengancam jiwa, tetapi juga berpotensi menimbulkan kerugian finansial. Sebagai upaya membantu kondisi keuangan saat penyakit jantung dan stroke datang, PT AXA Mandiri Financial Services (AXA Mandiri) meluncurkan Asuransi Mandiri Heart Protection, Rabu (13/12/2017).
President Director AXA Mandiri, Jean Philippe Vandenschrick mengatakan, Asuransi Mandiri Heart Protection diluncurkan sebagai jawaban tepat bagi masyarakat dalam menghadapi risiko hidup dan kesehatan yang mulai meningkat akibat perubahan gaya hidup.
“Asuransi Mandiri Heart Protection merupakan produk asuransi yang memiliki berbagai keunggulan untuk menjawab keutuhan perlindungan jiwa dan/atau risiko penyakit jantung atau stroke, baik untuk kaum muda maupun orang dewasa,” kata Jean Phillipe saat peluncuran Asuransi Mandiri Heart Protection di Jakarta, Rabu (13/12).
Diketahui penyakit jantung dan stroke merupakan penyebab meninggal dunia nomor satu di dunia dan Indonesia. Jantung dan stroke juga menyedot biaya tinggi untuk pengobatannya. Data World Heart Federation atau Yayasan Kesehatan Jantung Dunia mencatat setiap tahun terjadi kematian hingga 17,3 juta orang akibat penyakit kardiovaskular (jantung).
Di Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2013 Kementerian Kesehatan, penderita penyakit jantung koroner mencapai angka 12,1% dari populasi. Tren penyakit itu semakin banyak diderita kelompok usia muda, yakni 39% berusia kurang dari 44 tahun.
Sebanyak 22% dari penderita jantung usia muda itu ada di kisaran usia 15-35 tahun. Hal ini menggambarkan bahwa risiko penyakit jantung mulai menjangkiti usia muda.
Pertumbuhan gaya hidup disebut sebagai salah satu penyebab utama meningkatnya angka penderita penyakit jantung usia muda. “Penyakit jantung dapat dicegah dengan gaya hidup sehat, seperti berhenti merokok, menjaga pola makanan sehat, aktivitas fisik, dan lainnya. Agar risiko hidup semakin terjaga, perlindungan diri melalui asuransi jantung menjadi kebutuhan yang tidak bisa diabaikan lagi,” ujarnya.
Hal senanda disampaikan dr Friens Sinaga, spesialis Kardiovaskular dari Rumah Sakit Colombia Asia Pulomas. Menurutnya, faktor keturunan dan gaya hidup masa kini seperti kurang waktu istirahat, makan makanan tidak sehat dan kurang olahraga menjadi penyebab utama timbulnya penyakit jantung dan stroke usia muda.
”Oleh karena itu menjaga kesehatan menjadi tindakan pencegahan pertama yang harus dilakukan untuk meminimalisir risiko penyakit ini. Kita harus sadari bahwa biaya pengobatan untuk penyakit ini cukup mahal,” katanya.
Sebagai data pendukung, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) bidang Kesehatan menyebutkan bahwa pada 2016, penyakit katastropik menghabiskan biaya kesehatan hampir Rp14,6 triliun, meningkat dari 2015 sebesar Rp14,3 triliun. Biaya paling besar adalah untuk pengobatan penyakit jantung yang mencapai Rp7,4 triliun pada 2016 atau 50,7% dari total biaya penyakit katastropik. Sementara di tahun 2015 biaya untuk pengobatan penyakit jantung mengambil porsi 48,25% dari biaya penyakit katastropik yaitu sebesar Rp6,9 triliun.
Solusi Asuransi Mandiri Heart Protection
Asuransi Mandiri Heart Protection (MHP) dapat dimiliki masyarakat berusia 18-55 tahun dengan maksimum pertanggungan hingga 65 tahun. MHP memberikan manfaat hingga 100% uang pertanggungan jika tertanggung didiagnosa serangan jantung atau stroke atau meninggal dunia karena sebab apapun. Keunggulan yang dimiliki adalah pembayaran premi tahunan hanya sebesar 10 kali premi bulanan dan nasabah hanya perlu menjawab pertanyaan kesehatan tanpa perlu melakukan medical check-up.
Director of Alternative Channel AXA Mandiri Henky Octavianus menyebutkan Asuransi Mandiri Heart Protection memberikan maslahat pengembalian premi sebesar 105% dari total premi yang dibayarkan selama 10 tahun terakhir kepada pemegang polis, apabila polis tetap aktif sampai dengan ulang tahun polis ke-10 sejak tanggal berlakunya polis. Biaya premi juga terjangkau, yaitu mulai dari Rp70.000-1,17 juta per bulan atau Rp700.000 -11,5 juta per tahun. Santunan yang diperoleh mulai dari Rp50 juta-250 juta.
Melalui Asuransi Mandiri Heart Protection, AXA Mandiri menegaskan komitmen perusahaan dalam mewujudkan kepedulian terhadap risiko hidup yang mungkin dialami oleh masyarakat. ”Selain menyediakan solusi perlindungan jiwa dan kesehatan lainnya, AXA Mandiri juga aktif dalam mengadakan kampanye kesehatan seperti Fit Nation yang kami selenggarakan beberapa waktu lalu,” ujarnya.
Hal ini juga menjadi kontribusi AXA Mandiri dalam mendukung program pemerintah dalam melaksanakan hidup sehat. Hal ini sesuai dengan Instruksi Presiden No 1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
“Kesehatan adalah salah satu kunci untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Dengan adanya perlindungan diri, setiap orang tentu dapat menjalankan aktivitasnya dengan optimal sehingga dapat menjalankan hidup dengan maksimal dan meraih tujuan masa depan yang telah direncanakan,” terangnya.
Penyakit yang tergolong dalam kategori penyakit katastropik ini tak hanya mengancam jiwa, tetapi juga berpotensi menimbulkan kerugian finansial. Sebagai upaya membantu kondisi keuangan saat penyakit jantung dan stroke datang, PT AXA Mandiri Financial Services (AXA Mandiri) meluncurkan Asuransi Mandiri Heart Protection, Rabu (13/12/2017).
President Director AXA Mandiri, Jean Philippe Vandenschrick mengatakan, Asuransi Mandiri Heart Protection diluncurkan sebagai jawaban tepat bagi masyarakat dalam menghadapi risiko hidup dan kesehatan yang mulai meningkat akibat perubahan gaya hidup.
“Asuransi Mandiri Heart Protection merupakan produk asuransi yang memiliki berbagai keunggulan untuk menjawab keutuhan perlindungan jiwa dan/atau risiko penyakit jantung atau stroke, baik untuk kaum muda maupun orang dewasa,” kata Jean Phillipe saat peluncuran Asuransi Mandiri Heart Protection di Jakarta, Rabu (13/12).
Diketahui penyakit jantung dan stroke merupakan penyebab meninggal dunia nomor satu di dunia dan Indonesia. Jantung dan stroke juga menyedot biaya tinggi untuk pengobatannya. Data World Heart Federation atau Yayasan Kesehatan Jantung Dunia mencatat setiap tahun terjadi kematian hingga 17,3 juta orang akibat penyakit kardiovaskular (jantung).
Di Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2013 Kementerian Kesehatan, penderita penyakit jantung koroner mencapai angka 12,1% dari populasi. Tren penyakit itu semakin banyak diderita kelompok usia muda, yakni 39% berusia kurang dari 44 tahun.
Sebanyak 22% dari penderita jantung usia muda itu ada di kisaran usia 15-35 tahun. Hal ini menggambarkan bahwa risiko penyakit jantung mulai menjangkiti usia muda.
Pertumbuhan gaya hidup disebut sebagai salah satu penyebab utama meningkatnya angka penderita penyakit jantung usia muda. “Penyakit jantung dapat dicegah dengan gaya hidup sehat, seperti berhenti merokok, menjaga pola makanan sehat, aktivitas fisik, dan lainnya. Agar risiko hidup semakin terjaga, perlindungan diri melalui asuransi jantung menjadi kebutuhan yang tidak bisa diabaikan lagi,” ujarnya.
Hal senanda disampaikan dr Friens Sinaga, spesialis Kardiovaskular dari Rumah Sakit Colombia Asia Pulomas. Menurutnya, faktor keturunan dan gaya hidup masa kini seperti kurang waktu istirahat, makan makanan tidak sehat dan kurang olahraga menjadi penyebab utama timbulnya penyakit jantung dan stroke usia muda.
”Oleh karena itu menjaga kesehatan menjadi tindakan pencegahan pertama yang harus dilakukan untuk meminimalisir risiko penyakit ini. Kita harus sadari bahwa biaya pengobatan untuk penyakit ini cukup mahal,” katanya.
Sebagai data pendukung, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) bidang Kesehatan menyebutkan bahwa pada 2016, penyakit katastropik menghabiskan biaya kesehatan hampir Rp14,6 triliun, meningkat dari 2015 sebesar Rp14,3 triliun. Biaya paling besar adalah untuk pengobatan penyakit jantung yang mencapai Rp7,4 triliun pada 2016 atau 50,7% dari total biaya penyakit katastropik. Sementara di tahun 2015 biaya untuk pengobatan penyakit jantung mengambil porsi 48,25% dari biaya penyakit katastropik yaitu sebesar Rp6,9 triliun.
Solusi Asuransi Mandiri Heart Protection
Asuransi Mandiri Heart Protection (MHP) dapat dimiliki masyarakat berusia 18-55 tahun dengan maksimum pertanggungan hingga 65 tahun. MHP memberikan manfaat hingga 100% uang pertanggungan jika tertanggung didiagnosa serangan jantung atau stroke atau meninggal dunia karena sebab apapun. Keunggulan yang dimiliki adalah pembayaran premi tahunan hanya sebesar 10 kali premi bulanan dan nasabah hanya perlu menjawab pertanyaan kesehatan tanpa perlu melakukan medical check-up.
Director of Alternative Channel AXA Mandiri Henky Octavianus menyebutkan Asuransi Mandiri Heart Protection memberikan maslahat pengembalian premi sebesar 105% dari total premi yang dibayarkan selama 10 tahun terakhir kepada pemegang polis, apabila polis tetap aktif sampai dengan ulang tahun polis ke-10 sejak tanggal berlakunya polis. Biaya premi juga terjangkau, yaitu mulai dari Rp70.000-1,17 juta per bulan atau Rp700.000 -11,5 juta per tahun. Santunan yang diperoleh mulai dari Rp50 juta-250 juta.
Melalui Asuransi Mandiri Heart Protection, AXA Mandiri menegaskan komitmen perusahaan dalam mewujudkan kepedulian terhadap risiko hidup yang mungkin dialami oleh masyarakat. ”Selain menyediakan solusi perlindungan jiwa dan kesehatan lainnya, AXA Mandiri juga aktif dalam mengadakan kampanye kesehatan seperti Fit Nation yang kami selenggarakan beberapa waktu lalu,” ujarnya.
Hal ini juga menjadi kontribusi AXA Mandiri dalam mendukung program pemerintah dalam melaksanakan hidup sehat. Hal ini sesuai dengan Instruksi Presiden No 1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
“Kesehatan adalah salah satu kunci untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Dengan adanya perlindungan diri, setiap orang tentu dapat menjalankan aktivitasnya dengan optimal sehingga dapat menjalankan hidup dengan maksimal dan meraih tujuan masa depan yang telah direncanakan,” terangnya.
(poe)