Kolaborasi Pencapaian Target 1 Juta Wisman ke Sulut
A
A
A
MANADO - Kolaborasi yang baik antara operator bandara, maskapai penerbangan, agen perjalanan wisata, dan pemerintah daerah, sehingga diharapkan pengembangan industri pariwisata Sulut akan terakselerasi lebih cepat. Serta dapat menjadi pendorong dalam mencapai target satu juta wisatawan mancanegara (wisman) mengunjungi Sulawesi Utara (Sulut) pada tahun 2025.
“Diharapkan hal ini juga dapat membantu para agen perjalanan wisata domestik dan internasional untuk membawa lebih banyak wisatawan datang, sehingga target satu juta wisman mengunjungi Sulut di tahun 2025 dapat tercapai," ujar General Manager Bandara Sam Ratulangi Manado Minggus E.T Gandeguai saat focus group discussion (FGD) bertajuk Collaborative Destination Development (CDD), di Hotel Four Point, Manado, Kamis (14/11/2017).
Kegiatan CDD tersebut kata dia, merupakan salah satu wadah bagi pemangku kepentingan industri pariwisata di daerah Sulut untuk berkolaborasi dalam mengembangkan potensi pariwisata daerah. Sektor pariwisata diharapkan dapat dijadikan sebagai motor pembangunan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Lanjut dia untuk itu diperlukan kerj asama dan koordinasi dari seluruh pelaku bisnis pariwisata serta instansi terkait untuk menyiapkan infrastruktur dan strategi pengembangan sektor kepariwisataan dengan baik. Menurut Minggus, saat ini pertumbuhan penumpang internasional dari Januari hingga November 2017 di Bandara Sam Ratulangi Manado tercatat tumbuh 73% dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya, atau berjumlah 152.143 penumpang.
Sedangkan keseluruhan penumpang baik domestik maupun internasional yang melalui Bandara Sam Ratulangi Manado meningkat 3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau sejumlah 2.456.367 penumpang. “Pertumbuhan yang sangat signifikan ini harus disikapi dengan baik sehingga bagaimana kita bisa menangani lonjakan wisatawan tersebut secara maksimal,” ujarnya.
Selain mengundang perwakilan pemerintah daerah setempat, kegiatan ini juga menghadirkan perwakilan dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Association of Indonesian Tours and Travel Agent (ASITA), para instruktur diving, serta Kepala Dinas Pariwisata di area sekitar Sulawesi Utara seperti Luwuk, Raja Ampat, dan Gorontalo.
Sementara itu, Aviation Marketing Group Head PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I Ahmad Syaugi S menegasakan, sebagai upaya untuk merealisasikan target satu juta wisman berkunjung ke Sulut pada 2025, setiap tahun Angkasa Pura I memberikan insentif bagi maskapai penerbangan, yang bertujuan untuk menstimulus peningkatan trafik pesawat menuju Manado.
"Hal ini pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan jumlah wisatawan yang datang ke Sulut. Rute-rute penerbangan baru ini juga diharapkan dapat meningkatkan konektivitas, mengingat potensi yang dimiliki Sulut yang luar biasa. Untuk insentif kepada maskapai penerbangan, Angkasa Pura I di antaranya memberikan kebijakan potongan 50% biaya pendaratan (landing fee) selama enam bulan bagi maskapai yang membuka rute berjadwal (scheduled flight) baru dari dan ke Manado," paparnya.
Selain itu, dia menambahkan maskapai juga mendapatkan pembebasan biaya pemasangan spanduk selama satu bulan di bandara untuk kepentingan promosi serta kegiatan inaugurasi gratis di bandara. Angkasa Pura kata dia, hanya membantu mengorganisir apa saja yang harus dilakukan untuk dapat mencapai target 1 juta wisatawan. Sampai saat ini, Angkasa Pura sudah mensuppor 47% dari yang ditargetkan Preseden.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulut, Daniel Mewengkang mensupport kegiatan tersebut karena memang Sulut saat ini tengah berjuang menjadi hub di Manado. Selain itu, pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata di Likupang juga sementara berjalan yang nantinya akan dukung dengan fasilitas transportasi kereta api.
“Kita juga sementara berjuang membangun bandara di Pulau Lembeh, Kota Bitung. Tahun depan sudah mulai jalan bersama dengan investor dari China,” katanya.
Sedangkan Asisten 2 bidang perekonomian dan pembangunan pemerintah kota Manado, Hendrik Warokka mengakui jika saat ini semua komponen baik pemerintah, pelaku usaha pariwisata dan stakeholder terkait sudah bekerjasama dalam membangun sektor pariwisata. “Progam pariwisata saat ini sudah menjadi agenda prioritas. Jadi kami akan terus bersama-sama, bahu membahu membangun ini agar target biSA tercapai,”ujar Hendrik.
“Diharapkan hal ini juga dapat membantu para agen perjalanan wisata domestik dan internasional untuk membawa lebih banyak wisatawan datang, sehingga target satu juta wisman mengunjungi Sulut di tahun 2025 dapat tercapai," ujar General Manager Bandara Sam Ratulangi Manado Minggus E.T Gandeguai saat focus group discussion (FGD) bertajuk Collaborative Destination Development (CDD), di Hotel Four Point, Manado, Kamis (14/11/2017).
Kegiatan CDD tersebut kata dia, merupakan salah satu wadah bagi pemangku kepentingan industri pariwisata di daerah Sulut untuk berkolaborasi dalam mengembangkan potensi pariwisata daerah. Sektor pariwisata diharapkan dapat dijadikan sebagai motor pembangunan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Lanjut dia untuk itu diperlukan kerj asama dan koordinasi dari seluruh pelaku bisnis pariwisata serta instansi terkait untuk menyiapkan infrastruktur dan strategi pengembangan sektor kepariwisataan dengan baik. Menurut Minggus, saat ini pertumbuhan penumpang internasional dari Januari hingga November 2017 di Bandara Sam Ratulangi Manado tercatat tumbuh 73% dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya, atau berjumlah 152.143 penumpang.
Sedangkan keseluruhan penumpang baik domestik maupun internasional yang melalui Bandara Sam Ratulangi Manado meningkat 3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau sejumlah 2.456.367 penumpang. “Pertumbuhan yang sangat signifikan ini harus disikapi dengan baik sehingga bagaimana kita bisa menangani lonjakan wisatawan tersebut secara maksimal,” ujarnya.
Selain mengundang perwakilan pemerintah daerah setempat, kegiatan ini juga menghadirkan perwakilan dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Association of Indonesian Tours and Travel Agent (ASITA), para instruktur diving, serta Kepala Dinas Pariwisata di area sekitar Sulawesi Utara seperti Luwuk, Raja Ampat, dan Gorontalo.
Sementara itu, Aviation Marketing Group Head PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I Ahmad Syaugi S menegasakan, sebagai upaya untuk merealisasikan target satu juta wisman berkunjung ke Sulut pada 2025, setiap tahun Angkasa Pura I memberikan insentif bagi maskapai penerbangan, yang bertujuan untuk menstimulus peningkatan trafik pesawat menuju Manado.
"Hal ini pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan jumlah wisatawan yang datang ke Sulut. Rute-rute penerbangan baru ini juga diharapkan dapat meningkatkan konektivitas, mengingat potensi yang dimiliki Sulut yang luar biasa. Untuk insentif kepada maskapai penerbangan, Angkasa Pura I di antaranya memberikan kebijakan potongan 50% biaya pendaratan (landing fee) selama enam bulan bagi maskapai yang membuka rute berjadwal (scheduled flight) baru dari dan ke Manado," paparnya.
Selain itu, dia menambahkan maskapai juga mendapatkan pembebasan biaya pemasangan spanduk selama satu bulan di bandara untuk kepentingan promosi serta kegiatan inaugurasi gratis di bandara. Angkasa Pura kata dia, hanya membantu mengorganisir apa saja yang harus dilakukan untuk dapat mencapai target 1 juta wisatawan. Sampai saat ini, Angkasa Pura sudah mensuppor 47% dari yang ditargetkan Preseden.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulut, Daniel Mewengkang mensupport kegiatan tersebut karena memang Sulut saat ini tengah berjuang menjadi hub di Manado. Selain itu, pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata di Likupang juga sementara berjalan yang nantinya akan dukung dengan fasilitas transportasi kereta api.
“Kita juga sementara berjuang membangun bandara di Pulau Lembeh, Kota Bitung. Tahun depan sudah mulai jalan bersama dengan investor dari China,” katanya.
Sedangkan Asisten 2 bidang perekonomian dan pembangunan pemerintah kota Manado, Hendrik Warokka mengakui jika saat ini semua komponen baik pemerintah, pelaku usaha pariwisata dan stakeholder terkait sudah bekerjasama dalam membangun sektor pariwisata. “Progam pariwisata saat ini sudah menjadi agenda prioritas. Jadi kami akan terus bersama-sama, bahu membahu membangun ini agar target biSA tercapai,”ujar Hendrik.
(akr)