BI: Inflasi Minggu Kedua Desember 0,42%
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi Desember sampai dengan minggu kedua sebesar 0,4%. Berdasarkan survei indeks harga konsumen (IHK) yang dilakukan bank sentral, inflasi secara year on year (yoy) sebesar 3,3%.
Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengatakan, pada bulan Desember 2017 ini terlihat ada kenaikan harga pada sejumlah komoditas. Kenaikan sejumlah bahan pokok tersebut dikarenakan oleh momentum libur panjang akhir tahun atau pada periode menjelang natal dan tahun baru.
"Memang di bulan Desember ini kelihatan ada kenaikan di harga beras, daging ayam, telur ayam. Tetapi ini dengan koordinasi yang baik nanti kita akan bisa lihat ini terkendali," kata Agus di Jakarta, Jumat (15/12).
Meski demikian, dia menuturkan, angka inflasi tersebut masih dalam kisaran target bank sentral yakni dikisaran 3%-3,5% hingga akhir tahun 2017. Pada November 2017, inflasi IHK tercatat sebesar 0,20% (mtm) sehingga secara kumulatif (Januari - November) dan tahunan masing-masing mencapai 2,87% (ytd) dan 3,30% (yoy). Inflasi 2017 terjaga tetap rendah sekitar 3,5% (yoy) dan berada dalam kisaran sasaran inflasi 4±1%.
Menurut dia, terkendalinya inflasi terutama disumbang oleh rendahnya inflasi volatile foodditopang oleh pasokan yang memadai, kebijakan stabilisasi harga pangan oleh Pemerintah, dan harga pangan global yang rendah. Inflasi volatile food tersebut merupakan yang terendah dalam 14 tahun terakhir. "Inflasi inti juga menurun sejalan dengan ekspektasi yang terjangkar, nilai tukar yang stabil, dan terbatasnya permintaan domesti," ungkapnya.
Sementara itu, inflasi administered prices meningkat terutama karena kenaikan tarif listrik 900 VA pada paruh pertama tahun 2017, sebagai bagian dari reformasi subsidi energi. Ke depan, inflasi 2018 diperkirakan akan tetap terkendali pada level yang rendah dalam kisaran sasaran 3,5±1%.
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi kebijakan bersama Pemerintah Pusat dan Daerah dalam rangka pengendalian inflasi. Sementara itu, Kepala Eksekutif LPS Fauzi Ichsan menuturkan, inflasi ke depan diperkirakan akan stabil di kisaran pola musiman seiring dengan berkurangnya faktor pendorong penurunan inflasi. Dia pun memperkirakan rata-rata inflasi pada tahun ini sebesar 3,9% dengan posisi akhir tahun di angka 3,8%.
Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengatakan, pada bulan Desember 2017 ini terlihat ada kenaikan harga pada sejumlah komoditas. Kenaikan sejumlah bahan pokok tersebut dikarenakan oleh momentum libur panjang akhir tahun atau pada periode menjelang natal dan tahun baru.
"Memang di bulan Desember ini kelihatan ada kenaikan di harga beras, daging ayam, telur ayam. Tetapi ini dengan koordinasi yang baik nanti kita akan bisa lihat ini terkendali," kata Agus di Jakarta, Jumat (15/12).
Meski demikian, dia menuturkan, angka inflasi tersebut masih dalam kisaran target bank sentral yakni dikisaran 3%-3,5% hingga akhir tahun 2017. Pada November 2017, inflasi IHK tercatat sebesar 0,20% (mtm) sehingga secara kumulatif (Januari - November) dan tahunan masing-masing mencapai 2,87% (ytd) dan 3,30% (yoy). Inflasi 2017 terjaga tetap rendah sekitar 3,5% (yoy) dan berada dalam kisaran sasaran inflasi 4±1%.
Menurut dia, terkendalinya inflasi terutama disumbang oleh rendahnya inflasi volatile foodditopang oleh pasokan yang memadai, kebijakan stabilisasi harga pangan oleh Pemerintah, dan harga pangan global yang rendah. Inflasi volatile food tersebut merupakan yang terendah dalam 14 tahun terakhir. "Inflasi inti juga menurun sejalan dengan ekspektasi yang terjangkar, nilai tukar yang stabil, dan terbatasnya permintaan domesti," ungkapnya.
Sementara itu, inflasi administered prices meningkat terutama karena kenaikan tarif listrik 900 VA pada paruh pertama tahun 2017, sebagai bagian dari reformasi subsidi energi. Ke depan, inflasi 2018 diperkirakan akan tetap terkendali pada level yang rendah dalam kisaran sasaran 3,5±1%.
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi kebijakan bersama Pemerintah Pusat dan Daerah dalam rangka pengendalian inflasi. Sementara itu, Kepala Eksekutif LPS Fauzi Ichsan menuturkan, inflasi ke depan diperkirakan akan stabil di kisaran pola musiman seiring dengan berkurangnya faktor pendorong penurunan inflasi. Dia pun memperkirakan rata-rata inflasi pada tahun ini sebesar 3,9% dengan posisi akhir tahun di angka 3,8%.
(akr)