Industri Strategis Membawa Kemajuan Ekonomi
A
A
A
JAKARTA - Sektor industri selalu memegang peranan penting dalam perekonomian negara, terutama sebagai penggerak dan pendorong pertumbuhan ekonomi.
Di era globalisasi saat ini, persaingan di berbagai sektor terus mengalami peningkatan. Hal tersebut juga berlaku di Indonesia. Agar bisa berpartisipasi dan terdepan dalam persaingan, Indonesia harus memiliki produk ungulan yang mam pu bersaing di kancah global.
Misalnya di sektor industri, terdapat beberapa produk unggulan yang mampu memberikan nilai tambah untuk kesejahteraan masyarakat dan pelindung dari ancaman persaingan global.
Pentingnya kehadiran industri strategis di Indonesia diakui anggota DPR Komisi VI, Inas Nasrullah Zubir, sebagai solusi utama dalam mem bentuk kemandirian ekonomi bagi negara.
Menurut pria yang membidangi perindustrian, investasi, koperasi, UKM, dan BUMN ini, ada banyak BUMN industri strategis yang memiliki modal kuat untuk bisa bersaing dengan industri global, baik itu dalam segi pertahanan, industri logam maupun teknologi.
Tentunya semua BUMN strategis yang ada merupakan penopang pembangunan negara dan bisa memperkuat daya saing negara di ranah global. Untuk memperkuat daya saing dan lebih meningkatkan kemampuan, pemerintah telah meng arahkan banyak BUMN strategis untuk menghasilkan produk tertentu sehingga ketergantungan Indonesia dari produk impor menyusut.
“Jika dilihat dari definisi tersebut, kita bisa melihat bahwa banyaknya BUMN strategis yang mulai memproduksi teknologi dengan kandungan lokal yang relatif tinggi. Produk industri nasional pun akan memiliki keunggulan tersendiri,” papar Inas saat dihubungi KORAN SINDO .
Menurutnya, ternyata sudah banyak juga BUMN strategis yang mulai mengolah bahan baku sendiri dan menggunakan mesin yang memang dirakit sendiri. Jadi bahan baku dalam konteks industri strategis secara ekonomi adalah bahan baku yang dipakai kalangan industri dan saat ini ada beberapa bahan baku yang sudah bisa dihasilkan sendiri tanpa harus mengimpor dari luar.
Inas pun menjelaskan, untuk menentukan bahan baku bisa dilihat dari barang yang diproduksinya. Misalnya saja di sektor logam, memang untuk saat ini sudah ada bahan baku yang diproduksi sendiri, salah satunya yang dihasilkan PT Krakatau Steel yang telah membuat mesin untuk automotif.
Selain itu industri pertahanan PT PAL juga sudah banyak mendapatkan pesanankapal perang hingga ke mancanegara. Adapun dari sisi teknologi, PT INTI sudah banyak menyokong penyediaan kabel optik di negara-negara berkembang.
Dari kondisi tersebut, bisa dilihat bahwa Indonesia punya potensi pasar yang sangat besar untuk pemasaran hasil industri strategis demikian. Namun Inas pun menambahkan, produk yang su dah banyak dihasilkan sebaiknya bisa ditambahkan agar bisa bersaing.
Pendapat serupa juga diungkapkan anggota DPR Komisi VI Ihsan Yunus. Agar mampu menciptakan industri strategis yang lebih baik, perlu adanya dukungan dari semua elemen, baik masyarakat maupun pemerintah. Harus ada upaya dari instansi pemerintah untuk mendorong terciptanya industri strategis tersebut.
“Pemerintah sebagai etalase harus bisa memperkenalkan kembali produk-produk Indonesia.
Misalnya industri baja kita yang sudah besar seharusnya dapat kita perkenalkan lagi ke ranah yang lebih besar,” ujar Ihsan.
Ia pun menambahkan, masih banyak juga peraturan yang belum sama dan mengakibatkan pelaksanaan aturan tersebut tidak bisa berjalan dengan sempurna.
Melihat begitu pentingnya keberadaan strategis tersebut, Ihsan menyarankan, harus segera ada pembenahan agar kita bisa ikut me rasakan keberadaan dan kemanfaatan industri strategis tersebut. (Aprilia S Andyna)
Di era globalisasi saat ini, persaingan di berbagai sektor terus mengalami peningkatan. Hal tersebut juga berlaku di Indonesia. Agar bisa berpartisipasi dan terdepan dalam persaingan, Indonesia harus memiliki produk ungulan yang mam pu bersaing di kancah global.
Misalnya di sektor industri, terdapat beberapa produk unggulan yang mampu memberikan nilai tambah untuk kesejahteraan masyarakat dan pelindung dari ancaman persaingan global.
Pentingnya kehadiran industri strategis di Indonesia diakui anggota DPR Komisi VI, Inas Nasrullah Zubir, sebagai solusi utama dalam mem bentuk kemandirian ekonomi bagi negara.
Menurut pria yang membidangi perindustrian, investasi, koperasi, UKM, dan BUMN ini, ada banyak BUMN industri strategis yang memiliki modal kuat untuk bisa bersaing dengan industri global, baik itu dalam segi pertahanan, industri logam maupun teknologi.
Tentunya semua BUMN strategis yang ada merupakan penopang pembangunan negara dan bisa memperkuat daya saing negara di ranah global. Untuk memperkuat daya saing dan lebih meningkatkan kemampuan, pemerintah telah meng arahkan banyak BUMN strategis untuk menghasilkan produk tertentu sehingga ketergantungan Indonesia dari produk impor menyusut.
“Jika dilihat dari definisi tersebut, kita bisa melihat bahwa banyaknya BUMN strategis yang mulai memproduksi teknologi dengan kandungan lokal yang relatif tinggi. Produk industri nasional pun akan memiliki keunggulan tersendiri,” papar Inas saat dihubungi KORAN SINDO .
Menurutnya, ternyata sudah banyak juga BUMN strategis yang mulai mengolah bahan baku sendiri dan menggunakan mesin yang memang dirakit sendiri. Jadi bahan baku dalam konteks industri strategis secara ekonomi adalah bahan baku yang dipakai kalangan industri dan saat ini ada beberapa bahan baku yang sudah bisa dihasilkan sendiri tanpa harus mengimpor dari luar.
Inas pun menjelaskan, untuk menentukan bahan baku bisa dilihat dari barang yang diproduksinya. Misalnya saja di sektor logam, memang untuk saat ini sudah ada bahan baku yang diproduksi sendiri, salah satunya yang dihasilkan PT Krakatau Steel yang telah membuat mesin untuk automotif.
Selain itu industri pertahanan PT PAL juga sudah banyak mendapatkan pesanankapal perang hingga ke mancanegara. Adapun dari sisi teknologi, PT INTI sudah banyak menyokong penyediaan kabel optik di negara-negara berkembang.
Dari kondisi tersebut, bisa dilihat bahwa Indonesia punya potensi pasar yang sangat besar untuk pemasaran hasil industri strategis demikian. Namun Inas pun menambahkan, produk yang su dah banyak dihasilkan sebaiknya bisa ditambahkan agar bisa bersaing.
Pendapat serupa juga diungkapkan anggota DPR Komisi VI Ihsan Yunus. Agar mampu menciptakan industri strategis yang lebih baik, perlu adanya dukungan dari semua elemen, baik masyarakat maupun pemerintah. Harus ada upaya dari instansi pemerintah untuk mendorong terciptanya industri strategis tersebut.
“Pemerintah sebagai etalase harus bisa memperkenalkan kembali produk-produk Indonesia.
Misalnya industri baja kita yang sudah besar seharusnya dapat kita perkenalkan lagi ke ranah yang lebih besar,” ujar Ihsan.
Ia pun menambahkan, masih banyak juga peraturan yang belum sama dan mengakibatkan pelaksanaan aturan tersebut tidak bisa berjalan dengan sempurna.
Melihat begitu pentingnya keberadaan strategis tersebut, Ihsan menyarankan, harus segera ada pembenahan agar kita bisa ikut me rasakan keberadaan dan kemanfaatan industri strategis tersebut. (Aprilia S Andyna)
(nfl)