Bea Cukai Tambah Tiga Laboratorium dan Mobile Laboratorium Baru
A
A
A
SEMARANG - Bea Cukai kembali menambah laboratorium Bea dan Cukai sebagai laboratorium satelit dari Balai Pengujian dan Identifikasi Barang (BPIB). Tiga laboratorium satelit yang didirikan di Tanjung Emas, Merak dan Bandar Lampung serta mobile laboratorium diresmikan Direktur Jenderal Bea Cukai Heru Pambudi hari Senin di Kantor Bea Cukai Tanjung Emas, Semarang.
Ketiga laboratorium satelit dan mobile laboratorium tersebut diyakini dapat mempercepat pelayanan terhadap pengujian dan identifikasi barang ekspor impor yang tentunya turut mendukung percepatan dwelling time sebagai program pemerintah untuk meningkatkan Logistic Performance Index Indonesia.
Heru mengungkapkan, saat ini Bea Cukai telah memiliki tiga BPIB di Jakarta, Medan, dan Surabaya yang telah terakreditasi ISO 17025:2008, serta tiga laboratorium satelit yang telah mendukung tugas dan fungsi Kantor Bea Cukai Tanjung Priok, Soekarno-Hatta, dan Dumai.
"Salah satu peran yang diharapkan dari BPIB, dapat melakukan pengujian dan identifikasi barang secara cepat, tepat dan akurat untuk memberikan kepastian penetapan tarif pos guna menetapkan besaran Bea Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI). Tiga laboratorium satelit dan mobile laboratorium yang baru ini akan membantu peran BPIB dalam mempercepat pemeriksaan barang," terang dia.
Selain berperan dalam membantu pengujian dan identifikasi barang, BPIB juga telah berperan dalam upaya penggagalan penyelundupan mulai dari narkotika hingga penggagalan ekspor ilegal mutiara budidaya laut, dan penyelundupan berlian.
"BPIB telah berperan dalam menggagalkan ekspor ilegal mutiara senilai Rp45 miliar, dan perhiasan berlian senilai Rp2 miliar," ujar Heru.
Sementara, khusus untuk narkotika, BPIB juga telah berperan dalam mengidentifikasi berbagai jenis narkotika dan New Psychoactive Substance (NPS). Sepanjang 2017 BPIB telah melakukan pengujian terhadap 99 jenis narkotika.
Tidak ketinggalan peran laboratorium satelit BPIB yang juga telah melakukan pengujian terhadap 29 jenis narkotika. Ke depannya untuk semakin meningkatkan pemanfaatan dan menguatkan peran BPIB, akan dibangun 17 laboratorium satelit tambahan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Tidak hanya itu, dengan penambahan laboratorium satelit dan mobile laboratorium, Bea Cukai juga akan dapat memeriksa barang ekspor yang saat ini mayoritas diperiksa oleh surveyor.
"Dengan pembentukan laboratorium satelit yang direncanakan tersebar di wilayah Indonesia diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa Bea Cukai akan kebutuhan pengujian laboratorium guna mendukung setiap kegiatan dalam rangka pelaksanaan tugas kepabeanan dan cukai," tutur Heru.
Ketiga laboratorium satelit dan mobile laboratorium tersebut diyakini dapat mempercepat pelayanan terhadap pengujian dan identifikasi barang ekspor impor yang tentunya turut mendukung percepatan dwelling time sebagai program pemerintah untuk meningkatkan Logistic Performance Index Indonesia.
Heru mengungkapkan, saat ini Bea Cukai telah memiliki tiga BPIB di Jakarta, Medan, dan Surabaya yang telah terakreditasi ISO 17025:2008, serta tiga laboratorium satelit yang telah mendukung tugas dan fungsi Kantor Bea Cukai Tanjung Priok, Soekarno-Hatta, dan Dumai.
"Salah satu peran yang diharapkan dari BPIB, dapat melakukan pengujian dan identifikasi barang secara cepat, tepat dan akurat untuk memberikan kepastian penetapan tarif pos guna menetapkan besaran Bea Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI). Tiga laboratorium satelit dan mobile laboratorium yang baru ini akan membantu peran BPIB dalam mempercepat pemeriksaan barang," terang dia.
Selain berperan dalam membantu pengujian dan identifikasi barang, BPIB juga telah berperan dalam upaya penggagalan penyelundupan mulai dari narkotika hingga penggagalan ekspor ilegal mutiara budidaya laut, dan penyelundupan berlian.
"BPIB telah berperan dalam menggagalkan ekspor ilegal mutiara senilai Rp45 miliar, dan perhiasan berlian senilai Rp2 miliar," ujar Heru.
Sementara, khusus untuk narkotika, BPIB juga telah berperan dalam mengidentifikasi berbagai jenis narkotika dan New Psychoactive Substance (NPS). Sepanjang 2017 BPIB telah melakukan pengujian terhadap 99 jenis narkotika.
Tidak ketinggalan peran laboratorium satelit BPIB yang juga telah melakukan pengujian terhadap 29 jenis narkotika. Ke depannya untuk semakin meningkatkan pemanfaatan dan menguatkan peran BPIB, akan dibangun 17 laboratorium satelit tambahan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Tidak hanya itu, dengan penambahan laboratorium satelit dan mobile laboratorium, Bea Cukai juga akan dapat memeriksa barang ekspor yang saat ini mayoritas diperiksa oleh surveyor.
"Dengan pembentukan laboratorium satelit yang direncanakan tersebar di wilayah Indonesia diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa Bea Cukai akan kebutuhan pengujian laboratorium guna mendukung setiap kegiatan dalam rangka pelaksanaan tugas kepabeanan dan cukai," tutur Heru.
(izz)