Jurus Bappenas Pangkas Angka Kemiskinan di Tanah Air

Senin, 18 Desember 2017 - 16:54 WIB
Jurus Bappenas Pangkas...
Jurus Bappenas Pangkas Angka Kemiskinan di Tanah Air
A A A
JAKARTA - Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro menegaskan, pemerintah tahun depan akan tetap fokus untuk menurunkan angka kemiskinan di Indonesia. Saat ini, persentase angka kemiskinan di Indonesia sekitar 10,64% atau sekitar 27,7 juta jiwa.

(Baca Juga: Bappenas Klaim Kemiskinan 2017 Terendah Sepanjang Sejarah RI)

Dia mengatakan, salah satu strateginya yakni menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi khususnya inflasi yang harus dikendalikan sesuai target. Sebab, stabilitas pertumbuhan ekonomi akan sangat berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia.

"Strategi dan kebijakannya secara garis besar, yang pertama harus dijaga salah satu stabilitas pertumbuhan ekonomi terutama inflasi. Harus dikendalikan sesuai target, lebih rendah akan lebih baik, karena itu akan memengaruhi kemiskinan," kata dia di Kantor Bappenas, Jakarta, Senin (18/12/2017).

Kemudian, peran investasi juga harus ditingkatkan. Sebab, investasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja. Jika lapangan kerja tercipta, maka tingkat kemiskinan akan semakin berkurang.

Mantan Menteri Keuangan ini menuturkan, nilai tukar rupiah juga harus terus dijaga, serta pembangunan infrastruktur yang erat kaitannya dengna konektivitas dan kebutuhan dasar manusia.

"Infrastruktur dan konektivitas jadi penting. Itu kenapa yang jadi fokus itu jalan, pelabuhan, bandara, transmisi, karena konektivitas itu penting. Indonesia itu negara kepulauan, beda sama China, India, yang negaranya lebih besar dari Indonesia tapi sifatnya kontinent," imbuh dia.

Bambang menambahkan, ketersediaan energi dan jaringan pita lebar juga menjadi strategi pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan dan menciptakan pemerataan di seluruh Tanah Air. Sebab, kemiskinan tidak akan berkurang jika pemerataan antar daerah tidak terjadi.

"Kalau daerah tertinggal tidak punya listrik, tidak ada sambungan internet yang reliable. Sehingga kalau itu kita abaikan, maka membiarkan yang tertinggal makin tertinggal," tuturnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7674 seconds (0.1#10.140)