Indonesia Ditargetkan Menjadi Pusat Ekonomi Digital Asia
A
A
A
BANDUNG - Pemerintah terus berupaya meningkatkan jumlah wirausahawan untuk mempercepat akselerasi pertumbuhan ekonomi. Pemerintah pun secara khusus mendorong anak muda di tanah air terjun ke industri digital.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM), jumlah wirausahawan pada 2017 baru mencapai 3,31% dari jumlah penduduk Indonesia, sementara standar Bank Dunia adalah 4%. Dibandingkan dengan negara ASEAN lain, jumlah wirausahawan Indonesia juga lebih kecil, misalnya Singapura (7%), Malaysia (5%), dan Thailand (4,5%), serta tidak berbeda jauh dengan Vietnam (3,3%).
"Jumlah wirausahawan di Indonesia masih sedikit. Padahal, peluang usaha di Tanah Air masih sangat terbuka lebar," ujar Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menghadiri Entrepreneurs Wanted! (EW!) yang digagas Kantor Staf Kepresidenan, di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Jalan Tamansari, Kota Bandung, Senin (18/12/2017).
Menurut Jokowi, pemerintah berupaya merangsang pertumbuhan wirausahawan, terutama di ranah industri digital untuk menjadikan Indonesia sebagai The Digital Energy of Asia dengan valuasi industri mencapai 130 miliar dolar AS pada 2020. Terlebih, Indonesia memiliki semua potensi yang diperlukan untuk menjadi pusat kekuatan ekonomi digital di Asia. "Saat ini adalah peluang anak muda untuk masuk ke ruang bisnis yang sangat besar," ujar Jokowi.
Pria yang sejak lama telah menjadi wirausahawan ini berpesan kepada para lulusan perguruan tinggi (PT) untuk mengubah paradigma, yakni setelah lulus tidak hanya jadi pegawai, namun juga mampu membuka lapangan kerja. Jokowi yakin, pertumbuhan wirausahawan muda akan meningkat karena anak muda saat ini lebih kreatif, sehingga memiliki modal untuk menjadi pengusaha tangguh.
Senada dengan Presiden, Men teri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengungkapkan optimismenya terhadap geliat wirausahawan muda Indonesia. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) telah mendanai banyak mahasiswa yang berminat menjadi wirausahawan baru dengan memberikan bantuan permodalan mulai dari 5 juta hingga 50 juta untuk masing-masing mahasiswa.
"Kami mengadakan lomba mahasiswa. Mereka membuat business plan, bagaimana mengoperasikan business plan, kemudian mereka menyiapkan kebutuhan bisnis, seperti investasi berupa alat dan modal kerja. Untuk investasi, kami beri pinjaman berupa modal bergulir," jelas Nasir.
Kemenristekdikti juga melakukan berbagai upaya lain untuk menumbuhkan wirausahawan muda, antara lain Pendanaan kepada Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT). "Tahun ini PPBT berjumlah 661 perusahaan, tahun depan targetnya 800 perusahaan," ungkap Nasir yakin.
Pada 2019, PPB ditargetkan meningkat hingga 1.000 perusahaan. Kemenristekdikti juga memungkinkan PT membuka program studi (prodi) kekinian yang dapat menjawab tantangan perkembangan zaman. Lulusan prodi kekinian ini diharapkan dapat menjadi wirausahawan muda dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru. "Kita buka beberapa prodi di bidang ekonomi kreatif, salah satunya animasi," sebut Nasir.
Sementara itu, Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Kadarsah Suryadi mengungkapkan, kampusnya juga mendorong tumbuhnya profesional, peneliti, dan pengusaha. Menurut dia, keahlian ketiga unsur ini mampu menjawab tantangan lompatan ekonomi digital. "Kami harap generasi zaman now dapat mempersiapkan diri menghadapi era digital," tutur Kadarsah.
ITB setidaknya telah menelurkan 77 wirausahawan muda yang bergerak di bidang digital, pangan, energi, kesehatan, dan ekonomi kreatif. Pada perhelatan ini, para wirausahawan terbaik berbagi untuk penerus bangsa. Mereka berbagi ilmu terkait pengembangan usaha, terutama melalui dunia digital.
Berdasarkan laporan Tetra Pak Index 2017, Indonesia memiliki 132 juta pengguna internet di mana 40% dari jumlah tersebut merupakan pengguna aktif media sosial. Laporan tersebut juga menyebutkan, jumlah pengguna internet yang mengakses media sosial melalui perangkat mobile mencapai 39% dari total pengguna internet. Para wirausahawan muda yang hadir menginspirasi dalam EW! kali ini adalah CEO dan Pendiri Tokopedia William Tanuwijaya serta CEO dan Pendiri Amartha Andi Taufan Garuda Putra.
CEO Tokopedia William Tanuwijaya mengatakan, Indone sia merupakan negara dengan pasar yang menjanjikan. Oleh karena itu, masyarakat harus percaya diri dengan mau menjadi wirausahawan. Dia menyebut, untuk memulai usaha harus bermimpi dalam memikirkan rencana. "Lalu mengucapkan dan mengakulturasikan," katanya.
Meski berbagai hambatan dipastikan akan menghadang, menurutnya pelaku usaha harus gigih dan tetap punya harapan yang tinggi. "Memang tidak semua berani dan berhasil. Tapi harus tetap punya harapan dan melupakan kegagalan," katanya.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM), jumlah wirausahawan pada 2017 baru mencapai 3,31% dari jumlah penduduk Indonesia, sementara standar Bank Dunia adalah 4%. Dibandingkan dengan negara ASEAN lain, jumlah wirausahawan Indonesia juga lebih kecil, misalnya Singapura (7%), Malaysia (5%), dan Thailand (4,5%), serta tidak berbeda jauh dengan Vietnam (3,3%).
"Jumlah wirausahawan di Indonesia masih sedikit. Padahal, peluang usaha di Tanah Air masih sangat terbuka lebar," ujar Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menghadiri Entrepreneurs Wanted! (EW!) yang digagas Kantor Staf Kepresidenan, di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Jalan Tamansari, Kota Bandung, Senin (18/12/2017).
Menurut Jokowi, pemerintah berupaya merangsang pertumbuhan wirausahawan, terutama di ranah industri digital untuk menjadikan Indonesia sebagai The Digital Energy of Asia dengan valuasi industri mencapai 130 miliar dolar AS pada 2020. Terlebih, Indonesia memiliki semua potensi yang diperlukan untuk menjadi pusat kekuatan ekonomi digital di Asia. "Saat ini adalah peluang anak muda untuk masuk ke ruang bisnis yang sangat besar," ujar Jokowi.
Pria yang sejak lama telah menjadi wirausahawan ini berpesan kepada para lulusan perguruan tinggi (PT) untuk mengubah paradigma, yakni setelah lulus tidak hanya jadi pegawai, namun juga mampu membuka lapangan kerja. Jokowi yakin, pertumbuhan wirausahawan muda akan meningkat karena anak muda saat ini lebih kreatif, sehingga memiliki modal untuk menjadi pengusaha tangguh.
Senada dengan Presiden, Men teri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengungkapkan optimismenya terhadap geliat wirausahawan muda Indonesia. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) telah mendanai banyak mahasiswa yang berminat menjadi wirausahawan baru dengan memberikan bantuan permodalan mulai dari 5 juta hingga 50 juta untuk masing-masing mahasiswa.
"Kami mengadakan lomba mahasiswa. Mereka membuat business plan, bagaimana mengoperasikan business plan, kemudian mereka menyiapkan kebutuhan bisnis, seperti investasi berupa alat dan modal kerja. Untuk investasi, kami beri pinjaman berupa modal bergulir," jelas Nasir.
Kemenristekdikti juga melakukan berbagai upaya lain untuk menumbuhkan wirausahawan muda, antara lain Pendanaan kepada Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT). "Tahun ini PPBT berjumlah 661 perusahaan, tahun depan targetnya 800 perusahaan," ungkap Nasir yakin.
Pada 2019, PPB ditargetkan meningkat hingga 1.000 perusahaan. Kemenristekdikti juga memungkinkan PT membuka program studi (prodi) kekinian yang dapat menjawab tantangan perkembangan zaman. Lulusan prodi kekinian ini diharapkan dapat menjadi wirausahawan muda dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru. "Kita buka beberapa prodi di bidang ekonomi kreatif, salah satunya animasi," sebut Nasir.
Sementara itu, Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Kadarsah Suryadi mengungkapkan, kampusnya juga mendorong tumbuhnya profesional, peneliti, dan pengusaha. Menurut dia, keahlian ketiga unsur ini mampu menjawab tantangan lompatan ekonomi digital. "Kami harap generasi zaman now dapat mempersiapkan diri menghadapi era digital," tutur Kadarsah.
ITB setidaknya telah menelurkan 77 wirausahawan muda yang bergerak di bidang digital, pangan, energi, kesehatan, dan ekonomi kreatif. Pada perhelatan ini, para wirausahawan terbaik berbagi untuk penerus bangsa. Mereka berbagi ilmu terkait pengembangan usaha, terutama melalui dunia digital.
Berdasarkan laporan Tetra Pak Index 2017, Indonesia memiliki 132 juta pengguna internet di mana 40% dari jumlah tersebut merupakan pengguna aktif media sosial. Laporan tersebut juga menyebutkan, jumlah pengguna internet yang mengakses media sosial melalui perangkat mobile mencapai 39% dari total pengguna internet. Para wirausahawan muda yang hadir menginspirasi dalam EW! kali ini adalah CEO dan Pendiri Tokopedia William Tanuwijaya serta CEO dan Pendiri Amartha Andi Taufan Garuda Putra.
CEO Tokopedia William Tanuwijaya mengatakan, Indone sia merupakan negara dengan pasar yang menjanjikan. Oleh karena itu, masyarakat harus percaya diri dengan mau menjadi wirausahawan. Dia menyebut, untuk memulai usaha harus bermimpi dalam memikirkan rencana. "Lalu mengucapkan dan mengakulturasikan," katanya.
Meski berbagai hambatan dipastikan akan menghadang, menurutnya pelaku usaha harus gigih dan tetap punya harapan yang tinggi. "Memang tidak semua berani dan berhasil. Tapi harus tetap punya harapan dan melupakan kegagalan," katanya.
(amm)