RI-Senegal Pererat Kerja Sama Sektor Pertanian

Rabu, 20 Desember 2017 - 11:58 WIB
RI-Senegal Pererat Kerja...
RI-Senegal Pererat Kerja Sama Sektor Pertanian
A A A
JAKARTA - Ziguinchor, salah satu Provinsi di Senegal di wilayah Casamance yang kaya hasil pertaniannya serta penyuplai utama sektor pertanian di Senegal, membutuhkan bantuan berupa transfer teknologi di bidang pertanian.

Hal tersebut disampaikan Ketua Kadin Ziguinchor, Jean-Pascal Ehemba dalam Seminar Bisnis yang diselenggarakan KBRI Dakar bekerja sama dengan kadin Ziguinchor beberapa waktu lalu.

"Para pengusaha Ziguinchor membutuhkan peralatan teknologi industri menengah untuk mengolah dan memproses produk pertanian, seperti mesin pembuat selai/jus, padi, sawit dan kemasannya," kata Jean-Pascal dalam rilisnya, Jakarta, Rabu (20/12/2017).

Dubes RI Dakar, Mansyur Pangeran mengatakan, sesuai hasil survei yang dilakukan KBRI di lapangan, kemasan produk di Ziguinchor dinilai belum bagus dan sangat jauh kualitasnya dibandingkan Indonesia.

Menurutnya, para pelaku usaha setempat perlu mendapat bantuan khusus berupa transformasi teknologi di bidang pertanian dan makanan agar produk yang dihasilkan dapat dipasarkan dengan baik dan memiliki nilai tambah.

Caranya, bisa dilakukan dengan mengundang pengusaha Indonesia ke Ziguinchor atau berkunjung secara langsung ke pabrik-pabrik di Indonesia. Dubes mengingatkan kepada seluruh peserta seminar untuk memanfaatkan fasilitas bebas visa yang diberikan oleh Pemri kepada WN Senegal sejak 2016 untuk berkunjung ke Indonesia.

Dubes Mansyur menegaskan bahwa pada tahun depan KBRI akan prioritaskan Ziguinchor dalam program bantuan transfer teknologi di sektor pertanian dan kelapa sawit.

"Tahun depan KBRI akan prioritaskan petani dari Ziguinchor untuk mengikuti pelatihan di Balai Pertanian Indonesia di Gambia dan di Indonesia. Kita akan bantu petani di Ziguinchor untuk bisa meningkatkan hasil panennya," kata Dubes.

Ziguinchor sangat membutuhkan bantuan Indonesia dalam meningkatkan produksi padinya supaya bisa panen lebih dari satu kali dalam setahun. Pemanfaatan pohon aren untuk dapat menghasilkan gula dan energi juga sangat diperlukan Ziguinchor untuk memaksimalkan potensinya.

Menurut Dubes, di sinilah Indonesia bisa memainkan peranan untuk memaksimalkan pasar Afrika dengan cara berbagi pengalaman dan transfer teknologi kepada masyarakat petani di wilayah Casamance.

Masih segar dalam ingatan warga Ziguinchor ketika Kapal Feri Le Joola tenggelam pada 2002. Ziguinchor yang secara ekonomi sangat bergantung pada perannya sebagai pelabuhan kargo, pusat transportasi dan terminal feri sempat mengalami kelumpuhan ketika Feri Le Joola tenggelam, sehingga memutuskan hubungan antara Casamance dan negara-negara sekitar.

Pengganti dari Kapal Feri Le Joola adalah Feri Willis yang disewa dari Indonesia (Pelni) pada 2002-2005 lengkap beserta kapten kapal dan awaknya.

"Ikatan historis tersebut membuktikan komitmen yang tinggi dari Pemri untuk mendukung pembangunan dan kemajuan di Ziguinchor," Ujar Dubes Mansyur.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6824 seconds (0.1#10.140)