Pekan Kedua Desember 2017, Defisit Anggaran Rp352,7 Triliun
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan hingga 15 Desember 2017, defisit anggaran sudah mencapai Rp352,7 triliun atau 2,62% terhadap PDB. Hal ini terjadi lantaran belanja negara lebih besar dibanding pendapatan yang diperoleh oleh negara.
Dia mengatakan, hingga 15 Desember 2017 pendapatan negara mencapai Rp1.496,9 triliun dari target di APBNP 2017 sebesar Rp1.714,12 triliun. Dari jumlah tersebut, pendapatan dalam negeri mencapai Rp1.492,5 triliun dari penerimaan perpajakan sebesar Rp1.211,5 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp281 triliun. Sedangkan penerimaan hibah sebesar Rp4,4 triliun.
"Penerimaan hibah juga telah melebihi apa yang diagendakan yaitu Rp3,1 triliun. Realisasi sampai sekarang mencapai Rp4,4 triliun. Jadi 140%. Dan seluruh penerimaann negara sampai 15 Desember itu Rp1.496,9 triliun," katanya di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (20/12/2017).
Sementara untuk belanja negara, realisasi hingga pertengahan Desember 2017 sebesar Rp 1.849,5 triliun atau 87,6% dari target APBNP 2017 sebesar Rp2.111,36 triliun. Belanja pemerintah pusat mencapai Rp1.132,3 triliun atau 83,7% dari target sebesar Rp1.351,56 triliun, terdiri dari belanja kementerian dan lembaga (K/L) sebesar Rp664,9 dan belanja non K/L sebesar Rp467,3 triliun.
Selain itu, realisasi transfer ke daerah dan dana desa mencapai Rp717,3 triliun atau 94,4% dari target dalam APBNP 2017 sebesar Rp759,79 triliun. Angka ini terdiri dari transfer ke daerah yang sebesar Rp657,5 triliun atau 93,9% dari target sebesar Rp699,79 triliun dan dana desa yang sebesar Rp59,8 triliun atau 99,7% dari target sebesar Rp60 triliun.
"Dengan realisasi ini, maka kita melihat untuk tahun 2017, keseluruhan APBNP 2017 masih ada di dalam rambu UU APBNP 2017. Hingga dengan akhir tahun, kita perkirakan defisit masih ada di sekitar 2,6% hingga 2,7%. Sekarang realisasi 2,62%, jadi masih jauh di maksimum defisit yaitu 2,92%. Ini berarti kita tetap dalam situasi APBNP 2017 yang cukup stabil," tandasnya.
Dia mengatakan, hingga 15 Desember 2017 pendapatan negara mencapai Rp1.496,9 triliun dari target di APBNP 2017 sebesar Rp1.714,12 triliun. Dari jumlah tersebut, pendapatan dalam negeri mencapai Rp1.492,5 triliun dari penerimaan perpajakan sebesar Rp1.211,5 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp281 triliun. Sedangkan penerimaan hibah sebesar Rp4,4 triliun.
"Penerimaan hibah juga telah melebihi apa yang diagendakan yaitu Rp3,1 triliun. Realisasi sampai sekarang mencapai Rp4,4 triliun. Jadi 140%. Dan seluruh penerimaann negara sampai 15 Desember itu Rp1.496,9 triliun," katanya di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (20/12/2017).
Sementara untuk belanja negara, realisasi hingga pertengahan Desember 2017 sebesar Rp 1.849,5 triliun atau 87,6% dari target APBNP 2017 sebesar Rp2.111,36 triliun. Belanja pemerintah pusat mencapai Rp1.132,3 triliun atau 83,7% dari target sebesar Rp1.351,56 triliun, terdiri dari belanja kementerian dan lembaga (K/L) sebesar Rp664,9 dan belanja non K/L sebesar Rp467,3 triliun.
Selain itu, realisasi transfer ke daerah dan dana desa mencapai Rp717,3 triliun atau 94,4% dari target dalam APBNP 2017 sebesar Rp759,79 triliun. Angka ini terdiri dari transfer ke daerah yang sebesar Rp657,5 triliun atau 93,9% dari target sebesar Rp699,79 triliun dan dana desa yang sebesar Rp59,8 triliun atau 99,7% dari target sebesar Rp60 triliun.
"Dengan realisasi ini, maka kita melihat untuk tahun 2017, keseluruhan APBNP 2017 masih ada di dalam rambu UU APBNP 2017. Hingga dengan akhir tahun, kita perkirakan defisit masih ada di sekitar 2,6% hingga 2,7%. Sekarang realisasi 2,62%, jadi masih jauh di maksimum defisit yaitu 2,92%. Ini berarti kita tetap dalam situasi APBNP 2017 yang cukup stabil," tandasnya.
(ven)