Permintaan BBM, LPG dan Avtur Naik Jelang Natal dan Tahun Baru
A
A
A
MANADO - PT Pertamina (Persero) Area Sulawesi Utara, Gorontalo dan Sulawesi Tengah (Suluttenggo) memastikan konsumsi BBM, Liquid Petroleum Gas (LPG) 3 kg dan Avtur meningkat menjelang Natal dan Tahun Baru 2018.Meski demikian, Pertamina tetap menjamin stok dan pasokan dalam kondisi aman sehingga masyarakat tidak perlu panik, sebab pihaknya tetap siaga dengan menyiapkan Satgas Pertamina Suluttenggo.
Penegasan ini disampaikan Marketing Branch Manager PT Pertamina (Persero) Suluttenggo, Gunawan Wibisono; Sales Executive Retail Fuel Marketing wilayah Sulut, Mohamad Faruk; Sales Executive Industrial Fuel Marketing, Eko Frastiawan; dan SD Elpiji Wilayah Suluttenggo, Parama Ramadhan saat konferensi pers, Jumat (22/12/2017).
Wibisono mengatakan, persiapan di wilayah Sulut untuk memenuhi kebutuhan BBM dan avtur didukung dari DPPU Bitung, begitu pula dengan elpiji. SPBU yang beroperasi sebanyak 75 unit yang tersebar di seluruh wilayah Sulut dan 33 agen elpiji pun telah siap melayani. Sedangkan untuk avtur berada di DPPU Sam Ratulangi.
"Jadi baik BBM, elpiji maupun avtur ketersediaan stoknya terjamin. Untuk masing-masing produk 8-15 hari kalender dipastikan cukup," katanya.
Dalam rangka memastikan Satgas bekerja secara optimal, dari sisi armada, ketahanan stok, dan SDM maka Pertamina bersama pemerintah daerah, Hiswana Migas, Kepolisian dan TNI serta peran aktif masyarakat terus memantau langsung kondisi di lapangan terkait serapan ketiga produk tersebut.
Mohamad Faruk menegaskan, dari 75 SPBU itu, prediksi konsumsi BBM pada Natal dan Tahun Baru 2018, Premium akan naik sekitar 2,7%, Petralite naik sekira 5,2% sedangkan Petramax 4,4%, dan Petramax Turbo 7,6%. Untuk solar naik 1,1% dan kenaikan tersebut pada periode H-10 sampai H-3 Natal.
"Terkait dengan Satgas ini, kami telah meningkatkan ketahanan stok di DPPU Bitung. Untuk Premium, Petramax, Petralite dan Solar, ketahanan stok cukup untuk 10 hari dan per 3 hari, lalu kami sudah memastikan kepada seluruh SPBU untuk dapat mengoptimalkan pelayanan kepada konsumen karena ada SPBU yang aktivitasnya cukup padat," ujarnya.
Sedangkan untuk elpiji 3 kg, menurut Parama Ramadhan, sejak Desember 2017, distribusinya naik 11%. Sedangkan yang non subsidi peningkatannya 27%. Kemudian untuk jalur distribusi kabupaten/kota akan terus menambah frekuensi pengiriman.
"Stok kita masih tersedia untuk dua hari. Meski demikian tidak berarti habis karena setiap harinya ada pengisian kembali. Kita juga menyediakan pangkalan siaga sekitar 330 titik. Meski begitu tidak berarti pangkalan lain tidak siaga," terangnya.
Sosialisasi kepada masyarakat juga sudah dilakukan agar agen dalam menjual kepada masyarakat, satu orang satu tabung dan menyertakan kartu keluarga untuk mengendalikan pembelian oleh oknum yang memanfaatkan pembelian dalam jumlah banyak kemudian menjualnya kembali di warung.
Sales Exeutive Industrial Fuel Marketing, Eko Frastiawan mengatakan pihaknya menyuplai dua jenis produk yakni PSO subsidi dan non subsidi. Untuk solar subdisi digunakan untuk kapal-kapal barang dan penumpang. "Kita suplai ke kapal-kapal Pelni, ASDP dan Kapal Pelayaran Rakyat (Pelra) dan perintis. Pelni total 9 kapal, ASDP 6 kapal, Pelra dan perintis 39 kapal," jelasnya.
Kata dia, semuanya disuplai dari depot Bitung yang keberangkatannya dari pelabuhan Bitung dan pelabuhan Manado. Untuk konsumsi dari penggunaan kapal penumpang, jika dibandingkan dari tahun sebelumnya tidak ada peningkatan signifikan. Padahal biasanya dari tahun ke tahun meningkat sampai 2% karena BBM hanya disalurkan untuk kapal-kapal penumpang dengan alamat yang telah ditetapkan oleh BPH Migas dan Kementerian Perhubungan.
"Artinya meskipun ada perayaan hari besar seperti Idul Fitri maupun Natal, selama tidak ada penambahan trayek dan penambahan kapal maka konsumsi tetap. Apalagi tahun ini keberangkatan banyak terganggu oleh cuaca sehingga konsumsi BBM relatif tidak bertambah," pungkasnya.
Penegasan ini disampaikan Marketing Branch Manager PT Pertamina (Persero) Suluttenggo, Gunawan Wibisono; Sales Executive Retail Fuel Marketing wilayah Sulut, Mohamad Faruk; Sales Executive Industrial Fuel Marketing, Eko Frastiawan; dan SD Elpiji Wilayah Suluttenggo, Parama Ramadhan saat konferensi pers, Jumat (22/12/2017).
Wibisono mengatakan, persiapan di wilayah Sulut untuk memenuhi kebutuhan BBM dan avtur didukung dari DPPU Bitung, begitu pula dengan elpiji. SPBU yang beroperasi sebanyak 75 unit yang tersebar di seluruh wilayah Sulut dan 33 agen elpiji pun telah siap melayani. Sedangkan untuk avtur berada di DPPU Sam Ratulangi.
"Jadi baik BBM, elpiji maupun avtur ketersediaan stoknya terjamin. Untuk masing-masing produk 8-15 hari kalender dipastikan cukup," katanya.
Dalam rangka memastikan Satgas bekerja secara optimal, dari sisi armada, ketahanan stok, dan SDM maka Pertamina bersama pemerintah daerah, Hiswana Migas, Kepolisian dan TNI serta peran aktif masyarakat terus memantau langsung kondisi di lapangan terkait serapan ketiga produk tersebut.
Mohamad Faruk menegaskan, dari 75 SPBU itu, prediksi konsumsi BBM pada Natal dan Tahun Baru 2018, Premium akan naik sekitar 2,7%, Petralite naik sekira 5,2% sedangkan Petramax 4,4%, dan Petramax Turbo 7,6%. Untuk solar naik 1,1% dan kenaikan tersebut pada periode H-10 sampai H-3 Natal.
"Terkait dengan Satgas ini, kami telah meningkatkan ketahanan stok di DPPU Bitung. Untuk Premium, Petramax, Petralite dan Solar, ketahanan stok cukup untuk 10 hari dan per 3 hari, lalu kami sudah memastikan kepada seluruh SPBU untuk dapat mengoptimalkan pelayanan kepada konsumen karena ada SPBU yang aktivitasnya cukup padat," ujarnya.
Sedangkan untuk elpiji 3 kg, menurut Parama Ramadhan, sejak Desember 2017, distribusinya naik 11%. Sedangkan yang non subsidi peningkatannya 27%. Kemudian untuk jalur distribusi kabupaten/kota akan terus menambah frekuensi pengiriman.
"Stok kita masih tersedia untuk dua hari. Meski demikian tidak berarti habis karena setiap harinya ada pengisian kembali. Kita juga menyediakan pangkalan siaga sekitar 330 titik. Meski begitu tidak berarti pangkalan lain tidak siaga," terangnya.
Sosialisasi kepada masyarakat juga sudah dilakukan agar agen dalam menjual kepada masyarakat, satu orang satu tabung dan menyertakan kartu keluarga untuk mengendalikan pembelian oleh oknum yang memanfaatkan pembelian dalam jumlah banyak kemudian menjualnya kembali di warung.
Sales Exeutive Industrial Fuel Marketing, Eko Frastiawan mengatakan pihaknya menyuplai dua jenis produk yakni PSO subsidi dan non subsidi. Untuk solar subdisi digunakan untuk kapal-kapal barang dan penumpang. "Kita suplai ke kapal-kapal Pelni, ASDP dan Kapal Pelayaran Rakyat (Pelra) dan perintis. Pelni total 9 kapal, ASDP 6 kapal, Pelra dan perintis 39 kapal," jelasnya.
Kata dia, semuanya disuplai dari depot Bitung yang keberangkatannya dari pelabuhan Bitung dan pelabuhan Manado. Untuk konsumsi dari penggunaan kapal penumpang, jika dibandingkan dari tahun sebelumnya tidak ada peningkatan signifikan. Padahal biasanya dari tahun ke tahun meningkat sampai 2% karena BBM hanya disalurkan untuk kapal-kapal penumpang dengan alamat yang telah ditetapkan oleh BPH Migas dan Kementerian Perhubungan.
"Artinya meskipun ada perayaan hari besar seperti Idul Fitri maupun Natal, selama tidak ada penambahan trayek dan penambahan kapal maka konsumsi tetap. Apalagi tahun ini keberangkatan banyak terganggu oleh cuaca sehingga konsumsi BBM relatif tidak bertambah," pungkasnya.
(ven)