Ekonomi India 2018 Diperkirakan Alami Pemulihan Tajam
A
A
A
NEW DELHI - Perekonomian India diperkirakan akan mengalami pemulihan tajam pada kuartal pertama tahun depan dan pertumbuhan PDB-nya mungkin diperkirakan sekitar 7,5% untuk 2018.
Seperti dikutip dari Business Standard, Minggu (24/12/2017), menurut jasa keuangan Jepang major Nomura's Composite Leading Index (CLI), beberapa konsolidasi pertumbuhan kemungkinan terjadi pada kuartal IV, diikuti oleh pemulihan yang tajam di kuartal I 2018 karena remonetisasi yang sedang berlangsung dan meningkatkan permintaan global.
"Kami tetap bullish pada prospek pertumbuhan Kami memperkirakan pertumbuhan PDB akan meningkat menjadi 6,7% dari tahun ke tahun pada kuartal IV dari 6,3% pada kuartal III, diikuti oleh rebound yang lebih kuat sbesar 7,5% pada 2018," kata Nomura dalam sebuah catatan penelitian.
Laporan tersebut selanjutnya mencatat bahwa pengetatan kebijakan moneter kemungkinan disebabkan oleh tekanan inflasi dan kenaikan harga minyak.
Terlebih lagi, risalah rapat komite kebijakan moneter (MPC) 6 Desember menunjukkan bahwa bahkan karena sebagian besar anggota melihat risiko naik terhadap inflasi, kekhawatiran pertumbuhan yang lemah telah menghambatnya.
"Kami mengharapkan retorika sedikit lebih hawkish dari komite kebijakan moneter pada kuartal II/2018, ketika pertumbuhan dan inflasi cenderung meningkat secara signifikan, namun kami yakin tingkat suku bunga akan tidak berubah sampai 2018 karena adanya tingkat suku bunga yang nyata," tuturnya.
Reserve Bank dalam ulasan kedua bulanan untuk tingkat repo fiskal ini tidak berubah pada 6% dan reverse repo di posisi 5,75%, sementara meningkatkan perkiraan inflasi untuk sisa 2017-2018 sebesar 4,3%-4,7%.
Seperti dikutip dari Business Standard, Minggu (24/12/2017), menurut jasa keuangan Jepang major Nomura's Composite Leading Index (CLI), beberapa konsolidasi pertumbuhan kemungkinan terjadi pada kuartal IV, diikuti oleh pemulihan yang tajam di kuartal I 2018 karena remonetisasi yang sedang berlangsung dan meningkatkan permintaan global.
"Kami tetap bullish pada prospek pertumbuhan Kami memperkirakan pertumbuhan PDB akan meningkat menjadi 6,7% dari tahun ke tahun pada kuartal IV dari 6,3% pada kuartal III, diikuti oleh rebound yang lebih kuat sbesar 7,5% pada 2018," kata Nomura dalam sebuah catatan penelitian.
Laporan tersebut selanjutnya mencatat bahwa pengetatan kebijakan moneter kemungkinan disebabkan oleh tekanan inflasi dan kenaikan harga minyak.
Terlebih lagi, risalah rapat komite kebijakan moneter (MPC) 6 Desember menunjukkan bahwa bahkan karena sebagian besar anggota melihat risiko naik terhadap inflasi, kekhawatiran pertumbuhan yang lemah telah menghambatnya.
"Kami mengharapkan retorika sedikit lebih hawkish dari komite kebijakan moneter pada kuartal II/2018, ketika pertumbuhan dan inflasi cenderung meningkat secara signifikan, namun kami yakin tingkat suku bunga akan tidak berubah sampai 2018 karena adanya tingkat suku bunga yang nyata," tuturnya.
Reserve Bank dalam ulasan kedua bulanan untuk tingkat repo fiskal ini tidak berubah pada 6% dan reverse repo di posisi 5,75%, sementara meningkatkan perkiraan inflasi untuk sisa 2017-2018 sebesar 4,3%-4,7%.
(izz)