Pelindo III Butuh USD1 Miliar di Pasar Modal
A
A
A
SURABAYA - PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III bekerja sama dengan PT Mandiri Sekuritas menjajaki peluang pendanaan dari pasar modal global pada 2018.
Operator pelabuhan pelat merah tersebut mempertimbangkan untuk menggalang pendanaan sampai USD1 miliar di pasar modal untuk mendanai kegiatan ekspansi perusahaan.
Direktur Utama PT Pelindo III IG.N. Askhara Danadiputra menegaskan, pihaknya mempercayakan Mandiri Sekuritas untuk melakukan eksplorasi bentuk pendanaan yang tepat bagi Pelindo III.
"Ini bentuk keberanian dan kepercayaan kami untuk menunjuk perusahaan lokal (Badan Usaha Milik Negara/BUMN) untuk menangani penggalangan dana global yang kami butuhkan. Ini sinergi BUMN pertama antara Pelindo III dan Mandiri Sekuritas untuk menggalang dana dari pasar modal global," tuturnya, Surabaya, Senin (25/12/2017).
Pihaknya terus memantau perkembangan pasar modal global untuk menentukan waktu penggalangan dana yang tepat baik dalam mata uang asing maupun rupiah.
Untuk diketahui, Pelindo III memasuki pasar global dengan menerbitkan Obligasi Internasional pada 1 Oktober 2014 senilai USD500 juta untuk tenor 10 tahun dengan kupon 4,875%.
Rating kredit korporasi jangka panjang Pelindo III yaitu BBB- menurut Standard & Poors, BBB- menurut Fitch, dan Baa3 menurut Moody's. Kemudian pada 2016, Pelindo III mendapatkan rating AA+ dari Pefindo.
Dalam beberapa tahun ke depan, Pelindo III berencana mengembangkan 11 proyek strategis di antaranya pembangunan kawasan ekonomi terintegrasi Java Integrated Industrial & Port Estate (JIIPE) di Gresik dan Pembangunan Terminal Kalibaru di Pelabuhan Tanjung Emas yang terintegrasi dengan kawasan industri di Semarang.
Selain itu, Pelindo III mendukung program pemerintah dalam penyediaan pasokan listrik, dengan membangun Terminal LNG di Pelabuhan Benoa Bali dan PLTMG di Terminal Teluk Lamong serta mendukung target pemerintah untuk mendatangkan kunjungan 20 juta wisatawan.
Salah satunya, dengan membangun terminal penumpang kapal pesiar dan kompleks marina bertaraf internasional di Bali dan Banyuwangi. Sampai Oktober 2017, Pelindo III membukukan pendapatan Rp7,09 triliun lebih atau tumbuh sekitar 16% dari periode sama di tahun sebelumnya Rp6,12 triliun.
Kemudian, untuk laba tahun berjalan sampai Oktober 2017, Pelindo III membukukan laba sebesar Rp1,67 triliun. Sementara itu, Terminal Manyar di Pelabuhan Gresik saat ini telah sepenuhnya di bawah pengelolaan PT Pelindo III melalui anak usahanya PT PT Berlian Manyar Sejahtera (BMS).
BMS selaku Badan Usaha Pelabuhan (BUP) mendapatkan konsesi untuk melaksanakan kegiatan pengusahaan jasa kepelabuhanan Terminal Manyar selama 76 tahun. Perjanjian Konsesi ini dilaksanakan sesuai UU Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran yang mengatur tentang kegiatan pengusahaan di pelabuhan.
"Kami mengapresiasi yang Kementerian Perhubungan (Kemenhub) atas dukungannya dalam percepatan penyelesaian perjanjian konsesi," kata Direktur Utama PT BMS, Hendiek Eko Herdiantoro.
Diketahui, Terminal Manyar Pelabuhan Gresik merupakan kawasan pelabuhan seluas 350 hektare (ha) yang terkoneksi langsung dengan kawasan industri dengan pelabuhan laut dalam yang mempunyai akses ke pasar domestik dan internasional.
Perusahaan dapat meminimalisir biaya logistik yang biasanya terjadi ketika lokasi pelabuhan jauh dari pabrik. Terminal Manyar dirancang menjadi pelabuhan multipurpose yang mampu memfasilitasi bongkar muat curah kering, curah cair, general cargo, dan peti kemas.
Dengan kedalaman hingga -16 meter Low Water Spring (LWS), Terminal Manyar mampu disandari kapal-kapal berukuran besar hingga 150.000 dead weight tonnage (DWT). Dermaga pertama sepanjang 500 meter dengan kedalaman -14 meter telah mendapatkan izin operasi sejak Desember 2015.
Semenjak dibuka pada Februari 2016 mendapatkan pangsa yang baik dari pelaku industri. Volume kargo pada 2017 telah mencapai 1,3 juta ton.
Operator pelabuhan pelat merah tersebut mempertimbangkan untuk menggalang pendanaan sampai USD1 miliar di pasar modal untuk mendanai kegiatan ekspansi perusahaan.
Direktur Utama PT Pelindo III IG.N. Askhara Danadiputra menegaskan, pihaknya mempercayakan Mandiri Sekuritas untuk melakukan eksplorasi bentuk pendanaan yang tepat bagi Pelindo III.
"Ini bentuk keberanian dan kepercayaan kami untuk menunjuk perusahaan lokal (Badan Usaha Milik Negara/BUMN) untuk menangani penggalangan dana global yang kami butuhkan. Ini sinergi BUMN pertama antara Pelindo III dan Mandiri Sekuritas untuk menggalang dana dari pasar modal global," tuturnya, Surabaya, Senin (25/12/2017).
Pihaknya terus memantau perkembangan pasar modal global untuk menentukan waktu penggalangan dana yang tepat baik dalam mata uang asing maupun rupiah.
Untuk diketahui, Pelindo III memasuki pasar global dengan menerbitkan Obligasi Internasional pada 1 Oktober 2014 senilai USD500 juta untuk tenor 10 tahun dengan kupon 4,875%.
Rating kredit korporasi jangka panjang Pelindo III yaitu BBB- menurut Standard & Poors, BBB- menurut Fitch, dan Baa3 menurut Moody's. Kemudian pada 2016, Pelindo III mendapatkan rating AA+ dari Pefindo.
Dalam beberapa tahun ke depan, Pelindo III berencana mengembangkan 11 proyek strategis di antaranya pembangunan kawasan ekonomi terintegrasi Java Integrated Industrial & Port Estate (JIIPE) di Gresik dan Pembangunan Terminal Kalibaru di Pelabuhan Tanjung Emas yang terintegrasi dengan kawasan industri di Semarang.
Selain itu, Pelindo III mendukung program pemerintah dalam penyediaan pasokan listrik, dengan membangun Terminal LNG di Pelabuhan Benoa Bali dan PLTMG di Terminal Teluk Lamong serta mendukung target pemerintah untuk mendatangkan kunjungan 20 juta wisatawan.
Salah satunya, dengan membangun terminal penumpang kapal pesiar dan kompleks marina bertaraf internasional di Bali dan Banyuwangi. Sampai Oktober 2017, Pelindo III membukukan pendapatan Rp7,09 triliun lebih atau tumbuh sekitar 16% dari periode sama di tahun sebelumnya Rp6,12 triliun.
Kemudian, untuk laba tahun berjalan sampai Oktober 2017, Pelindo III membukukan laba sebesar Rp1,67 triliun. Sementara itu, Terminal Manyar di Pelabuhan Gresik saat ini telah sepenuhnya di bawah pengelolaan PT Pelindo III melalui anak usahanya PT PT Berlian Manyar Sejahtera (BMS).
BMS selaku Badan Usaha Pelabuhan (BUP) mendapatkan konsesi untuk melaksanakan kegiatan pengusahaan jasa kepelabuhanan Terminal Manyar selama 76 tahun. Perjanjian Konsesi ini dilaksanakan sesuai UU Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran yang mengatur tentang kegiatan pengusahaan di pelabuhan.
"Kami mengapresiasi yang Kementerian Perhubungan (Kemenhub) atas dukungannya dalam percepatan penyelesaian perjanjian konsesi," kata Direktur Utama PT BMS, Hendiek Eko Herdiantoro.
Diketahui, Terminal Manyar Pelabuhan Gresik merupakan kawasan pelabuhan seluas 350 hektare (ha) yang terkoneksi langsung dengan kawasan industri dengan pelabuhan laut dalam yang mempunyai akses ke pasar domestik dan internasional.
Perusahaan dapat meminimalisir biaya logistik yang biasanya terjadi ketika lokasi pelabuhan jauh dari pabrik. Terminal Manyar dirancang menjadi pelabuhan multipurpose yang mampu memfasilitasi bongkar muat curah kering, curah cair, general cargo, dan peti kemas.
Dengan kedalaman hingga -16 meter Low Water Spring (LWS), Terminal Manyar mampu disandari kapal-kapal berukuran besar hingga 150.000 dead weight tonnage (DWT). Dermaga pertama sepanjang 500 meter dengan kedalaman -14 meter telah mendapatkan izin operasi sejak Desember 2015.
Semenjak dibuka pada Februari 2016 mendapatkan pangsa yang baik dari pelaku industri. Volume kargo pada 2017 telah mencapai 1,3 juta ton.
(izz)