Bank Siapkan Langkah Restrukturisasi Nasabah Korban Gunung Agung

Kamis, 28 Desember 2017 - 02:01 WIB
Bank Siapkan Langkah Restrukturisasi Nasabah Korban Gunung Agung
Bank Siapkan Langkah Restrukturisasi Nasabah Korban Gunung Agung
A A A
JAKARTA - Perbankan siapkan langkah restrukturisasi untuk nasabah yang terkena dampak Gunung Agung. Langkah ini akan disesuaikan dengan kondisi masing-masing bank termasuk melihat kondisi sebenarnya dari masing-masing debitur. Perbankan siapkan langkah antisipasi debitur yang terdampak langsung dengan restrukturisasi, baik yang diatur dalam aturan internal bank dan/atau aturan OJK.

Pemimpin Wilayah BNI Kantor Wilayah Denpasar Putu Bagus Kresna mengatakan, BNI telah berpengalaman dalam kredit di daerah terkena bencana. Meskipun dampak negatif belum terasa untuk kinerja perseroan, namun pihaknya telah melakukan restrukturisasi kredit untuk segmen debitur usaha kecil dan segmen menengah.

Di segmen menengah atau plafon pinjaman Rp15 miliar ke atas mayoritas dari sektor pariwisata yang terkena dampak penurunan wisatawan. Opsi restrukturisasi yang dilakukan mulai dari penambahan masa tenor pinjaman, stop bayar pokok sementara, hingga stop bayar pokok dan bunga.

“Nasabah yang butuh restrukturisasi tidak melampaui 10% total nasabah. Kami membantu nasabah untuk melalui masa sulit ini. Semua bank melakukan yang sama,” ujar Kresna.

Dia mengatakan kebijakan restrukturisasi telah dilakukan sejak bulan Desember ini. Namun dia memprediksi di bulan Januari akan ada penambahan restrukturisasi lebih banyak lagi. Hal ini khususnya akan dilakukan untuk nasabah usaha kecil. Segmen ini merupakan yang paling rentan membutuhkan restrukturisasi.

“Nasabah kecil lebih besar lagi dampaknya, dan Januari akan ditambah lagi restrukturisasi khususnya untuk segmen usaha kecil ini,” ujarnya.

Sementara Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan secara umum, Gunung Agung tidak berdampak signifikan. Meskipun sektor Pariwisata sempat mengalami sedikit penurunan tapi saat ini sudah kembali normal sehingga tidak mengganggu kinerja perseroan.

Pemimpin OJK Regional XIII Bali dan Nusa Tenggara Hizbullah mengatakan bencana Gunung secara umum belum berdampak serius terhadap industri keuangan. Sampai saat ini industri keuangan Bali masih sehat dan kuat. “Apalagi rata rata CAR perbankan di Bali 22%, diperkirakan kuat menghadapi guncangan, seperti bencana Gunung Agung,” ujar Hizbullah.

Ekonomi Bali sebagian besar disumbangkan sektor pariwisata. Jadi bencana Gunung Agung menyebabkan beberapa negara mengeluarkan travel warning, memang cukup berdampak terhadap tingkat hunian hotel, restoran dan lainnya.

“Apalagi di Kabupaten Karang Asem tingkat okupansi hotel sempat di bawah 10%. Namun diharapkan dengan adanya libur Natal dan Tahun Baru, kedatangan wisatawan ke Bali baik lokal maupun mancanegara meningkat signifikan sehingga tingkat hunian hotel dan restoran dapat pulih kembali,” ujarnya.

Guna mengantisipasi penurunan kualitas kredit beberapa bank umum memang telah melakukan restrukturisasi kredit beberapa debiturnya, terutama sektor perhotelan dan UMKM. Tapi ada juga bank yang masih melakukan kajian. Intinya adalah bahwa perbankan akan berupaya membantu debitur agar bisa pulih kembali.

“Terkait pemberian insentif kepada debitur diserahkan kepada masing masing bank sesuai dengan kemampuan masing masing. Tapi untuk opsi pembebasan pokok kredit, sepertinya sulit dilakukan,” ujarnya.

Dia mengatakan OJK mempersilahkan masing masing bank untuk melakukan restrukturisasi debiturnya. Segmen kredit Rp5 miliar ke bawah sudah memiliki aturannya. Kondisi serupa sebagaimana juga yang pernah diterapkan pada beberapa daerah yang kena bencana seperti Aceh, Yogyakarta, Tasikmalaya dan lain-lain.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2410 seconds (0.1#10.140)