Awali Perdagangan 2018, Harga Minyak Dunia Turun

Selasa, 02 Januari 2018 - 11:46 WIB
Awali Perdagangan 2018,...
Awali Perdagangan 2018, Harga Minyak Dunia Turun
A A A
SINGAPURA - Harga minyak pada awal perdagangan 2018 melemah, namun tercatat naik ke level tertinggi sejak 2014, didukung penurunan pasokan yang terus berlanjut yang dipimpin oleh OPEC dan Rusia serta permintaan yang kuat.

Seperti dikutip dari Reuters, Selasa (2/1/2018), hanya kenaikan produksi AS yang hampir menembus 10 juta barel per hari (bpd), agak menghambat prospek ke 2018.

Harga minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) berada di level USD60,29 per barel pada pukul 01.19 GMT, turun 13 sen atau 0,2% dari penyelesaian terakhir 2017, namun dimulai pada tahun di atas level USD60 per barel untuk pertama kalinya sejak 2014.

Sementara, harga minyak mentah brent sebagai patokan harga minyak internasional berada di level USD66,79 per barel, turun 8 sen atau 0,1% sejak penutupan terakhir 2017. Ini juga merupakan pertama kalinya sejak 2014 bahwa brent dibuka setahun di atas level USD60 per barel.

Para pelaku pasar mengatakan melemahnya harga minyak hari ini disebabkan oleh kembalinya total kapasitas pipa berkapasitas 450.000 bpd di Laut Utara, serta perbaikan yang sedang berlangsung di jaringan pipa Libya, yang telah mengurangi produksi di sana sebesar 70.000 bpd menjadi 100.000 bph.

Pasar minyak global telah didukung oleh pengurangan produksi selama setahun yang dipimpin oleh Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang didominasi Timur Tengah dan Rusia. Pemotongan dimulai pada Januari 2017 dan dijadwalkan akan berlanjut pada 2018.

Pertumbuhan permintaan yang kuat, terutama dari China, juga telah mendukung minyak mentah. "Persediaan minyak telah menurun sejak Maret 2017 dan OPEC telah sepakat untuk memperpanjang pemotongan produksi sampai akhir 2018. Sehingga, mungkin tidak kontroversial untuk mengatakan bahwa prospek dasar minyak telah meningkat sejak awal 2017," kata William O'Loughlin, analis investasi di Rivkin Securities Australia.

"Di sisi lain, harga yang lebih tinggi diharapkan bisa memicu produksi serpih AS," imbuh dia.

Persediaan minyak mentah komersial AS telah turun hampir 20% dari puncak tertingginya dalam sejarah mereka pada Maret lalu, menjadi 431,9 juta barel. Produksi minyak AS telah meningkat hampir 16% sejak pertengahan 2016, menjadi 9,75 juta bpd pada akhir tahun lalu.

"Kapasitas produksi minyak mentah AS telah mencapai 10 juta barel per hari," kata konsultan Rystad Energy.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7944 seconds (0.1#10.140)