Hunian Alami dengan Sentuhan Teknologi

Rabu, 03 Januari 2018 - 09:34 WIB
Hunian Alami dengan...
Hunian Alami dengan Sentuhan Teknologi
A A A
JAKARTA - Kaum milenial rupanya memiliki pengaruh besar dalam berbagai aspek kehidupan saat ini, termasuk di dunia desain dan arsitektur. Untuk tahun depan, tren hunian banyak dipengaruhi gaya anak muda dengan penggunaan unsur alam dan sentuhan teknologi kekinian.

Hunian konsep alam banyak dicirikan dengan rumah yang memiliki banyak bukaan, seperti jendela yang besar dan tinggi. Dengan banyak bukaan,
rumah akan lebih banyak mengadopsi udara dan cahaya alami, sekaligus mengurangi penggunaan energi listrik pada siang hari. Bangunannya lebih tinggi dengan plafon yang dibuat lebih dari 3 meter.

Desain seperti ini tidak hanya membuat rumah hemat energi, tapi juga memberi kesan mewah dan megah.

Rumah alam juga kerap memanfaatkan banyak lanskap, seperti taman di area depan atau belakang rumah. Untuk 2018, hunian konsep natural ini akan banyak disematkan pernik arsitektur dengan sentuhan teknologi kekinian khas anak muda.

Arsitek Cosmas Gozali dari Atelier Cosmas Gozali mengatakan, anak milenial menyumbang pengaruh besar dalam pengaplikasian desain terbaru
pada tahun depan. Dia memberikan sebuah contoh, zaman dahulu segala hal harus terpaku dengan teori, mulai ukuran kusen pintu sampai ukuran jendela. Kini hal itu dapat dilihat dengan gaya yang lebih bebas.

"Tren dunia saat ini dikuasai generasi milenial yang terpengaruh teknologi. Kita dalam dunia seperti itu," tandasnya.

Menurut dia, generasi milenial adalah generasi seragam yang banyakdipengaruhi produk teknologi. Misalnya, ada produk ponsel terbaru, lalu ramai-
ramai membicarakannya dan langsung membeli.

"Satu sisi mereka seragam, tapi merindukan identitas diri. Lalu, mereka mencari identitas berbeda lewat alam," sebutnya.

Cosmas mengutarakan, tren warna tahun depan adalah warna bias, di mana kita tidak bisa lagi mengidentifikasi warna seperti dulu sesuai warna dasar. Misalnya, unsur-unsur warna teknologi seperti silver akan berpadu dengan warna-warna dasar.

Meski begitu, pada 2018 tren warna cat akan banyak didominasi warna lembut dan tenang. Warna ini dianggap dapat menenangkan pemilik rumah yang telah menghabiskan banyak waktu beraktivitas di luar rumah. Namun, Anda juga harus mengetahui karakteristik minat warna yang disukai.

Jangan mentang-mentang saat ini warna lembut menjadi tren, lantas menggunakan warna tersebut, padahal itu bukan warna kesukaan. "Jadi, untuk menyiasatinya, kita bisa menggunakan warna lembut di salah satu bagian saja pada satu ruangan," kata Cosmas.

Warna-warna yang bakal banyak dipakai pada hunian keluarga muda tersebut diantaranya pink muda. Warna cat pink muda dapat diaplikasikan di ruang tamu, ruang makan, bahkan kamar mandi. "Selain dapat memberikan efek ketenangan, warna ini juga dapat memberikan kesan romantis," kata Cosmas.

Selain itu, warna kuning mustard dapat memberikan ketenangan bagi pemilik rumah. Sebaiknya warna ini digunakan di dapur dan ruang kerja sehingga dapat memberikan ketenangan setelah bekerja.

Warna blue grey juga diperkirakan menjadi tren, di mana warna ini dapat memberikan efek ketenangan pada ruangdi rumah. Menurut Cosmas, warna ini sangat cocok diaplikasikan di ruang kerja dan kamar tidur. Meningkatnya jumlah milenial yang berpengaruh pada tren di dunia properti juga diamini Verik Angerik, pendiri Velospace. Velospace merupakan perusahaan design and build yang memiliki portofolio mulai hunian rumah, apartemen, ritel, perkantoran, hingga
pergudangan.

Verik mengungkapkan, generasi anak muda kekinian ini turut memengaruhi pertumbuhan industri kreatif subsektor arsitektur dan interior. Keterbatasan lahan untuk rumah di bawah Rp1 miliar, lanjut dia, tidak membuat segmen ini mengabaikan nilai-nilai estetika dalam unsur arsitekturnya.

"Misalnya, pemilihan warna dinding, sangat berpengaruh terhadap estetika ruangan dengan luasan terbatas karena dapat memengaruhi psikologis penghuninya. Selain itu, efisiensi ruangan juga menjadi fokus yang diperhatikan saat menata produk hunian berukuran terbatas," ujarnya.

Menurut Verik, pasar milenial lebih melihat pada ide dan keunikan sebuah desain properti, meski soal harga bergantung dari daya beli masing-masing.

"Saat ini rumah di bawah Rp1 miliar cenderung memiliki luas terbatas sehingga seolah-olah tidak bisa dikreasikan dengan konsep interior yang menarik," tuturnya.

Dia menambahkan, kebutuhan akan jasa arsitek dan desain interior tahun depan juga akan meningkat seiring bertumbuhnya permintaan residensial
high-end, perkantoran, perhotelan, hingga ritel atau ruang usaha.

"Tidak saja karena kebutuhan milenial, secara umum, permintaan produk turunan properti lainnya juga memengaruhi pertumbuhan permintaan jasa industri kreatif seperti arsitektur dan interior. Ini yang kami rasakan sejak dua tahun terakhir," kata Verik.

Meski pemain subsektor ini cukup banyak yang merupakan pemain asing, tutur Verik, secara kualitas, arsitek dan desainer lokal tidak kalah dengan penyedia jasa dari luar. "Kita memiliki daya saing yang cukup tinggi. Soal kreativitas, Indonesia punya banyak talent di industri kreatif. Tahun 2018 ini bisa menjadi momentum untuk kita para pemain subsektor ini semakin solid," ungkapnya. (Rendra Hanggara)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7088 seconds (0.1#10.140)