Pilkada Serentak Dinilai Mampu Gairahkan Ekonomi
A
A
A
YOGYAKARTA - Tahun ini akan digelar pemilihan umum kepala daerah (peilkada) serentak di sebagian besar wilayah di Indonesia. Pilkada serentak ini diyakini akan memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat.
Ekonom Universitas Islam Indonesia (UII) Edy Suandi Hamid menilai saat ini masyarakat sudah semakin dewasa. Sehingga, jika terjadi gejolak baik itu ekonomi, politik atau lainnya, mampu menyikapinya dengan dewasa.
Hal ini berbeda dengan dahulu, di mana saat ada gejolak sedikit maka akan berdampak pada yang lain seperti saham turun, nilai tukar merosot, invenstasi berhenti dan lain sebagainya.
Meski demikian, terkait dengan hajat demokrasi pada 2018, berdasarkan pengalaman tetap akan memiliki dampak di masyarakat. "Berdasarkan pengalaman yang lalu, pasti ada dampak (ekonomi)-nya meski kecil," tuturnya, Sabtu (6/1/2018).
Menurut mantan Rektor UII ini, saat mendekati pemilu biasanya partai politik mulai melakukan investasi mendekati publik seperti dengan memberikan bantuan kepada masyarakat, pemasangan alat peraga seperti umbul-umbul bendera dan lain sebagainya.
"Intinya meningkatkan pengeluaran. Apalagi yang dibantu masyarakat menengah ke bawah, maka akan dibelanjakan ke kebutuhan-kebutuhan lokal. Multiplier effect-nya tinggi," imbuhnya.
Meski demikain, ada sisi negatif yang harus diwaspadai jika muncul gejolak politik. Biasanya pelaku usaha akan wait and see, di mana kondisi wait and see akan menurunkan konsumsi dan menganggu investasi.
"Perlu jadi konsentrasi kita terhadap situasi 2018. Untuk mengatasinya bagimana pemerintah bisa memberikan penjelasan menenangkan dunia usaha," terang dia.
Ekonom Universitas Islam Indonesia (UII) Edy Suandi Hamid menilai saat ini masyarakat sudah semakin dewasa. Sehingga, jika terjadi gejolak baik itu ekonomi, politik atau lainnya, mampu menyikapinya dengan dewasa.
Hal ini berbeda dengan dahulu, di mana saat ada gejolak sedikit maka akan berdampak pada yang lain seperti saham turun, nilai tukar merosot, invenstasi berhenti dan lain sebagainya.
Meski demikian, terkait dengan hajat demokrasi pada 2018, berdasarkan pengalaman tetap akan memiliki dampak di masyarakat. "Berdasarkan pengalaman yang lalu, pasti ada dampak (ekonomi)-nya meski kecil," tuturnya, Sabtu (6/1/2018).
Menurut mantan Rektor UII ini, saat mendekati pemilu biasanya partai politik mulai melakukan investasi mendekati publik seperti dengan memberikan bantuan kepada masyarakat, pemasangan alat peraga seperti umbul-umbul bendera dan lain sebagainya.
"Intinya meningkatkan pengeluaran. Apalagi yang dibantu masyarakat menengah ke bawah, maka akan dibelanjakan ke kebutuhan-kebutuhan lokal. Multiplier effect-nya tinggi," imbuhnya.
Meski demikain, ada sisi negatif yang harus diwaspadai jika muncul gejolak politik. Biasanya pelaku usaha akan wait and see, di mana kondisi wait and see akan menurunkan konsumsi dan menganggu investasi.
"Perlu jadi konsentrasi kita terhadap situasi 2018. Untuk mengatasinya bagimana pemerintah bisa memberikan penjelasan menenangkan dunia usaha," terang dia.
(izz)