Gubernur Soekarwo Dorong Ekonomi Digital Dongkrak Industri

Rabu, 10 Januari 2018 - 17:38 WIB
Gubernur Soekarwo Dorong...
Gubernur Soekarwo Dorong Ekonomi Digital Dongkrak Industri
A A A
SURABAYA - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Soekarwo mendorong ekonomi digital mampu meningkatkan kinerja dunia industri. Melalui ekonomi digital, dapat disediakan informasi tentang penyediaan bahan baku industri di masing-masing daerah.

Menurutnya, ketika ada suatu daerah atau perusahaan membutuhkan bahan baku, maka bisa mengambil dari daerah dan tidak perlu impor. Dia menegaskan, ekonomi digital tidak hanya permasalahan trading, melainkan juga dapat dikaitkan dukungan sektor industri.

Sebab, lanjut dia, jika hanya melakukan trading dengan ekonomi digital, maka Indonesia, khususnya Jatim hanya menjadi trader. Dalam sebuah aplikasi tersebut, dapat diihat berbagai raw material dari berbagai daerah di Indonesia, data real time mengenai potensi dan kebutuhan masing-masing daerah, bersumber dari aggregator masing-masing provinsi.

"Aplikasi ini dapat membuat perusahaan langsung dapat melakukan kerja sama business to business," katanya saat menjadi Keynote Speaker Seminar Nasional Economic Outlook 2018: Kebijakan dan Strategi Fiskal, Moneter Perbankan dan Sektor Riil di Era Ekonomi Digital, di Ballroom Hotel Bumi Surabaya, Rabu (10/1/2018).

Dia menerangkan, Pemprov Jatim juga menerapkan ekonomi digital di industri terhadap bahan baku/raw material yang dinamakan Sistem Informasi Perdagangan Bahan Baku (SIPAP). Tujuan dibuatnya aplikasi ini agar ekonomi digital mendorong sistem perdagangan yang mempercepat substitusi impor, sehingga kemandirian industri dalam negeri dapat terwujud.

"Ide ini merupakan tawaran optimis dari Jatim untuk menerapkan ekonomi digital dengan industri, dan sesuai keputusan Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) XIX Tahun 2015 yang menitikberatkan sektor industri sebagai penggerak pembangunan nasional," tuturnya.

Selain SIPAP, Pemprov Jatim juga telah memiliki aplikasi East Java Investment Super Coridor (EJISC). Ini layanan virtual yang komprehensif dan terintegrasi dengan kabupaten/kota.

Di dalamnya, investor atau pelaku usaha bisa melihat peta informasi potensi dan fasilitas di Jatim, peluang investasi yang menginformasikan prospektus investasi di Jatim. Bahkan. juga menyajikan industri pariwisata dan help desk untuk menyampaikan tanya jawab, saran, pengaduan dan kritik.

"Pemerintah harus mendorong penggunaan bahan baku yang ada di dalam negeri untuk digunakan industri atau tidak harus mendatangkan bahan baku dari luar negeri," imbuh Soekarwo.

Menurutnya, informasi yang disajikan melalui digital ini juga dapat mengakses mengenai tanah mana yang bisa dilakukan untuk investasi lengkap dengan harga per meter. Begitu juga dengan info kecukupan air, listrik, akses ke pelabuhan. Itu satu geografi informasi.

"Kita punya chanelling di sana sehingga industri Jatim yang 79% bahan bakunya dari luar negeri, bisa dikurangi perlahan-lahan hingga menjadi 50%. Jika bahan baku bisa mencapai 50% atau di bawahnya, maka neraca perdagangan kita surplus," ujar Ketua DPD Partai Demokrat Jatim ini.

Sementara, Ketua Umum ISEI Muliaman D Hadad mengatakan, diskusi tentang ekonomi digital saat ini menjadi isu yang sedang berkembang. Semua pihak terus mencari cara mengukur dampaknya terhadap perekonomian.

"Ini keniscayaan dampak teknologi digital berpengaruh pada kehidupan. Dampaknya tidak hanya pada sektor usaha, tetapi juga pemerintahan. Sehingga, bisa memengaruhi ekspektasi masyarakat secara keseluruhan," kata dia.

Ada yang optimistis dan pesimistis terhadap ekonomi digital. Banyak yang optimistis terhadap perkembangan teknologi digital, sebab secara nasional bisa meningkatkan produktivitas. "Saya termasuk yang optimistis. Bisa menggunakan dampaknya bagi kesejahteraan masyarakat," pungkasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1230 seconds (0.1#10.140)