Dorong Investasi, Senegal Iming-imingi RI Insentif Pajak
A
A
A
JAKARTA - Diembiring, sebuah kota kecil di wilayah Casamance Senegal, sedang membuka peluang investasi besar-besaran.
Tombon Gueye, Wali Kota Diembiring yang melakukan kunjungan kerja ke KBRI Dakar beberapa waktu lalu mengatakan, pemerintah Senegal akan memberikan insentif pembebasan pajak selama 12 tahun bagi para investor yang berminat untuk menanamkan modalnya di Diembiring.
Pemerintah Senegal juga memberlakukan pembebasan pajak selama 10 tahun untuk investasi di bidang pariwisata. Pemerintah Senegal lebih memprioritaskan distribusi dukungan finansial ke pedesaan ketimbang ke kota-kota besar untuk mendorong pengembangan investasi di pedesaan.
"Investasi di Cap Skirring tidak akan rugi karena banyak turis dan merupakan lokasi konsumen," imbuh Tombon.
Dia yang membawa sejumlah delegasi dalam kunjungannya tersebut mempresentasikan berbagai peluang investasi yang dapat dimanfaatkan oleh pengusaha Indonesia.
Sejumlah bidang kerja sama disebutkan oleh Tombon seperti budidaya kelapa sawit, padi, dan mangga. Pertanian di Diembiring masih dikelola secara tradisional dan sangat bergantung pada hujan, sehingga sangat memerlukan transfer pengetahuan dan teknologi dari Indonesia agar hasil pertanian tersebut dapat diproduksi secara massal dan diekspor.
Tombon menjelaskan, pertanian di Diembiring belum dikelola secara profesional, padahal memiliki keuntungan tanah yang subur dan curah hujan tinggi. Bidang lainnya yaitu peternakan dan aquakultur terbuka lebar untuk investasi bagi Indonesia.
Guna memenuhi kebutuhan hewan kurban khususnya pada waktu perayaan Idul Adha, Pemerintah Senegal memerlukan investasi besar-besaran di bidang peternakan. Selama ini, Senegal mengimpor sapi dari Mali dan Guinea-Bissau untuk memenuhi permintaan hewan kurban.
Tombon juga mengharapkan adanya kerja sama sister city dengan kota di Indonesia, pemberian beasiswa bagi pemuda setempat dan renovasi masjid di Cap Skirring.
Menanggapi peluang investasi yang disampaikan oleh Tombon, Dubes Mansyur meminta kepada Wali Kota Diembiring untuk memberikan informasi yang lebih detil mengenai berapa luas wilayah yang dimiliki Diembiring untuk investasi di bidang pertanian khususnya kelapa sawit.
Dubes Mansyur mengatakan, investasi di Diembiring cukup menjanjikan karena wilayahnya yang subur dan terkenal industri wisata yaitu Cap Skirring yang merupakan kawasan wisata pantai dan resort terbaik di Senegal.
"Peluang besar bagi para pengusaha Indonesia sehingga perlu dimanfaatkan karena insentif pajak yang diberikan oleh pemerintah Senegal sangat menarik. Kita akan upayakan juga kerja sama sister city antara Diembiring dengan Gorontalo yang memiliki konsep desa mandiri," tutur Dubes.
Untuk menjajaki kerja sama ini, Dubes Mansyur mengatakan KBRI Dakar akan segera mengumpulkan data yang lebih detil karena informasi investasi ini sangat penting untuk diangkat dalam Rapat Kerja Seluruh Kepala Perwakilan RI yang diadakan Februari di Jakarta.
Tombon Gueye, Wali Kota Diembiring yang melakukan kunjungan kerja ke KBRI Dakar beberapa waktu lalu mengatakan, pemerintah Senegal akan memberikan insentif pembebasan pajak selama 12 tahun bagi para investor yang berminat untuk menanamkan modalnya di Diembiring.
Pemerintah Senegal juga memberlakukan pembebasan pajak selama 10 tahun untuk investasi di bidang pariwisata. Pemerintah Senegal lebih memprioritaskan distribusi dukungan finansial ke pedesaan ketimbang ke kota-kota besar untuk mendorong pengembangan investasi di pedesaan.
"Investasi di Cap Skirring tidak akan rugi karena banyak turis dan merupakan lokasi konsumen," imbuh Tombon.
Dia yang membawa sejumlah delegasi dalam kunjungannya tersebut mempresentasikan berbagai peluang investasi yang dapat dimanfaatkan oleh pengusaha Indonesia.
Sejumlah bidang kerja sama disebutkan oleh Tombon seperti budidaya kelapa sawit, padi, dan mangga. Pertanian di Diembiring masih dikelola secara tradisional dan sangat bergantung pada hujan, sehingga sangat memerlukan transfer pengetahuan dan teknologi dari Indonesia agar hasil pertanian tersebut dapat diproduksi secara massal dan diekspor.
Tombon menjelaskan, pertanian di Diembiring belum dikelola secara profesional, padahal memiliki keuntungan tanah yang subur dan curah hujan tinggi. Bidang lainnya yaitu peternakan dan aquakultur terbuka lebar untuk investasi bagi Indonesia.
Guna memenuhi kebutuhan hewan kurban khususnya pada waktu perayaan Idul Adha, Pemerintah Senegal memerlukan investasi besar-besaran di bidang peternakan. Selama ini, Senegal mengimpor sapi dari Mali dan Guinea-Bissau untuk memenuhi permintaan hewan kurban.
Tombon juga mengharapkan adanya kerja sama sister city dengan kota di Indonesia, pemberian beasiswa bagi pemuda setempat dan renovasi masjid di Cap Skirring.
Menanggapi peluang investasi yang disampaikan oleh Tombon, Dubes Mansyur meminta kepada Wali Kota Diembiring untuk memberikan informasi yang lebih detil mengenai berapa luas wilayah yang dimiliki Diembiring untuk investasi di bidang pertanian khususnya kelapa sawit.
Dubes Mansyur mengatakan, investasi di Diembiring cukup menjanjikan karena wilayahnya yang subur dan terkenal industri wisata yaitu Cap Skirring yang merupakan kawasan wisata pantai dan resort terbaik di Senegal.
"Peluang besar bagi para pengusaha Indonesia sehingga perlu dimanfaatkan karena insentif pajak yang diberikan oleh pemerintah Senegal sangat menarik. Kita akan upayakan juga kerja sama sister city antara Diembiring dengan Gorontalo yang memiliki konsep desa mandiri," tutur Dubes.
Untuk menjajaki kerja sama ini, Dubes Mansyur mengatakan KBRI Dakar akan segera mengumpulkan data yang lebih detil karena informasi investasi ini sangat penting untuk diangkat dalam Rapat Kerja Seluruh Kepala Perwakilan RI yang diadakan Februari di Jakarta.
(izz)