Penerimaan Negara dari Sektor Minerba Lampaui Target

Kamis, 11 Januari 2018 - 16:29 WIB
Penerimaan Negara dari...
Penerimaan Negara dari Sektor Minerba Lampaui Target
A A A
JAKARTA - Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merilis angka penerimaan negara dari subsektor minerba pada 2017, di mana pada periode tersebut nilainya melampaui target yang ada di Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017.

Pada tahun ini, realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sektor minerba mencapai Rp40,6 triliun atau naik 12,4% dari target di APBN-P 2017 yang sebesar Rp32,7 triliun.

Dirjen Minerba Kementerian ESDM Bambang Gatot menyebutkan, realisasi PNBP minerba mencapai 125% dari target di APBN-P 2017. Sementara jika dibanding penerimaan 2016, realisasi PNBP minerba pada 2017 naik 48,3% dari penerimaan 2016 yang sebesar Rp27,2 triliun.

"Pada 2017 ini target kita (PNBP) Rp32 triliun. Sampai Desember (realisasi) Rp40,6 triliun. Naik 12,4% dari target di APBNP," katanya dalam konferensi pers di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (11/1/2018).

Menurutnya, peningkatan penerimaan negara dari sektor minerba ini lantaran harga komoditas yang sudah mulai terkerek, setelah sebelumnya sempat terpuruk cukup dalam. Selain itu, karena meningkatnya kepatuhan pembayaran kewajiban dari perusahaan di sektor tersebut.

Jika dilihat komposisinya, penerimaan negara dari subsektor minerba paling banyak dari royalti perusahaan yang mencapai 57,1% dari total penerimaan atau sebesar Rp23,2 triliun. Setelah itu, penerimaan terbesar disumbang dari penjualan hasil tambang dengan porsi 41,7% dari total penerimaan atau sebesar Rp16,9 triliun.

"Sementara iuran tetap hanya 1,2% atau Rp0,5 triliun. Ini karena kenaikan harga dan kenaikan produksi" jelasnya.

Sekadar informasi, jika dilihat dari realisasi penerimaan sejak 2014, maka pencapaian di tahun 2017 merupakan yang paling tinggi. Adapun pada 2014 PNBP minerba sebesar Rp35,4 triliun, kemudian pada 2015 sebesar Rp29,6 triliun, dan pada 2016 Rp27,2 triliun. Sedangkan target pada tahun ini sebesar Rp32,1 triliun.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0492 seconds (0.1#10.140)