Rabobank Bidik Sektor Pertanian dan Perikanan Jawa Barat
A
A
A
BANDUNG - Rabobank tahun ini akan fokus membidik sektor pertanian, perikanan, dan perdagangan di wilayah Jawa Barat (Jabar) dengan menggandeng bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank pembangunan daerah (BPD).
Dirut Rabobank Jos Lukuhay mengatakan, Rabobank tahun ini akan terus memperbesar porsi pemberian kredit bagi sektor food and agro. Langkah itu sejalan dengan komitmen Rabobank membidik sektor yang dinilai banyak orang highrisk.
"Untuk jumlah kantor cabang, kami tidak ada rencana penambahan atau pengurangan. Kami akan fokus pada cabang yang ada dan menggarap potensi di wilayah tersebut," kata Jos usai pembukaan kantor cabang Rabobank RE Martadina, Kota Bandung, Senin (22/1/2018).
Menurutnya, portofolio kredit Rabobank pada 2017 diperkirakan mencapai Rp11 triliun sampai Rp12 triliun. Dari jumlah itu, 66% terserap sektor food and agro. Tahun ini, pihaknya optimistis mampu mencatat pertumbuhan penyaluran kredit hingga Rp14 triliun.
"Tetapi, hubungan kami dengan sektor food and agro tak melulu soal uang. Tetapi, kami juga ikut membantu mereka membangun ekosistem, agar usaha mereka jalan. Misalnya pertanian, kami bantu kemana pemasarannya dan daya tahan produknya. Dengan begitu, kemampuan mereka membayar pinjaman akan semakin baik," beber dia.
Dengan membantu para petani dan nelayan menemukan ekosistemnya, rasio kredit macet (NPL) Rabobank diklaim dapat ditekan. Saat ini, Jos mengklaim NPL di angka 1%, padahal selama ini banyak kalangan menilai pemberian kredit bagi petani dan nelayan rentan kredit macet.
"Sektor food and agro banyak yang bilang banyak masalah, karena hasilnya lama. Tapi kami bagaimana atur panen agar berhasil baik. Yang penting bagi kita dalam memberikan kredit ke debitur food and agro, siapa yang beli," tuturnya.
Jawa Barat, lanjut dia, akan menjadi bidikan perusahannya dalam menyalurkan kredit. Jabar sendiri adalah penghasil padi, sehingga cocok untuk pengembangan bisnis. Skema yang akan dilakukan yaitu bekerja sama dengan BPR dan BPD untuk menyalurkan pembiayaan.
Sementara itu, Kepala Wilayah Rabobank Jawa Barat Lie Chih Ing mengatakan, saat ini di Jabar ada tiga kantor cabang, yaitu di Bandung, Karawang, dan Cirebon. Setiap kantor cabang menggarap keunggulan di daerahnya.
Misalnya Cirebon nelayan, Karawang sektor pertanian, dan Bandung perdagangan. "Penyaluran kredit kami di Jabar mencapai Rp750 miliar. Rp500 miliar terserap di Bandung. Tahun ini kami optimistis mampu menggarap market yang ada dengan pertumbuhan lebih baik lagi. Misalnya di Cirebon, kami kerja sama dengan petani budidaya udang," terangnya.
Dirut Rabobank Jos Lukuhay mengatakan, Rabobank tahun ini akan terus memperbesar porsi pemberian kredit bagi sektor food and agro. Langkah itu sejalan dengan komitmen Rabobank membidik sektor yang dinilai banyak orang highrisk.
"Untuk jumlah kantor cabang, kami tidak ada rencana penambahan atau pengurangan. Kami akan fokus pada cabang yang ada dan menggarap potensi di wilayah tersebut," kata Jos usai pembukaan kantor cabang Rabobank RE Martadina, Kota Bandung, Senin (22/1/2018).
Menurutnya, portofolio kredit Rabobank pada 2017 diperkirakan mencapai Rp11 triliun sampai Rp12 triliun. Dari jumlah itu, 66% terserap sektor food and agro. Tahun ini, pihaknya optimistis mampu mencatat pertumbuhan penyaluran kredit hingga Rp14 triliun.
"Tetapi, hubungan kami dengan sektor food and agro tak melulu soal uang. Tetapi, kami juga ikut membantu mereka membangun ekosistem, agar usaha mereka jalan. Misalnya pertanian, kami bantu kemana pemasarannya dan daya tahan produknya. Dengan begitu, kemampuan mereka membayar pinjaman akan semakin baik," beber dia.
Dengan membantu para petani dan nelayan menemukan ekosistemnya, rasio kredit macet (NPL) Rabobank diklaim dapat ditekan. Saat ini, Jos mengklaim NPL di angka 1%, padahal selama ini banyak kalangan menilai pemberian kredit bagi petani dan nelayan rentan kredit macet.
"Sektor food and agro banyak yang bilang banyak masalah, karena hasilnya lama. Tapi kami bagaimana atur panen agar berhasil baik. Yang penting bagi kita dalam memberikan kredit ke debitur food and agro, siapa yang beli," tuturnya.
Jawa Barat, lanjut dia, akan menjadi bidikan perusahannya dalam menyalurkan kredit. Jabar sendiri adalah penghasil padi, sehingga cocok untuk pengembangan bisnis. Skema yang akan dilakukan yaitu bekerja sama dengan BPR dan BPD untuk menyalurkan pembiayaan.
Sementara itu, Kepala Wilayah Rabobank Jawa Barat Lie Chih Ing mengatakan, saat ini di Jabar ada tiga kantor cabang, yaitu di Bandung, Karawang, dan Cirebon. Setiap kantor cabang menggarap keunggulan di daerahnya.
Misalnya Cirebon nelayan, Karawang sektor pertanian, dan Bandung perdagangan. "Penyaluran kredit kami di Jabar mencapai Rp750 miliar. Rp500 miliar terserap di Bandung. Tahun ini kami optimistis mampu menggarap market yang ada dengan pertumbuhan lebih baik lagi. Misalnya di Cirebon, kami kerja sama dengan petani budidaya udang," terangnya.
(izz)