Dorong Ekonomi, Uni Eropa dan Kota Semarang Tingkatkan Kerja Sama
A
A
A
SEMARANG - Para Duta Besar dari Uni Eropa melangsungkan kunjungan dua hari ke Semarang mulai hari ini sampai besok. Dari kunjungan ini diharapkan dapat mendorong pertukaran dengan pemerintah daerah, kalangan bisnis, akademisi dan organisasi masyarakat sipil di Jawa Tengah.
Kunjungan ini dipimpin oleh Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Guerend dan diikuti para diplomat dari 12 Negara Anggota Uni Eropa, termasuk Duta Besar Austria Helene Steinhausl, Duta Besar Belgia Patrick Herman, Duta Besar Kroasia Drazen Margeta.
Selain itu, juga dihadiri Duta Besar Denmark Rasmus Abildgaard Kristensen, Duta Besar Jerman Michael Freiherr von Ungern-Sternberg, Duta Besar Yunani Georgios Dogoritis, Duta Besar Irlandia Kyle O'Sullivan dan Duta Besar Italia Vittorio Sandalli.
Kunjungan hari pertama akan diawali pertemuan dengan Walikota Semarang, Hendrar Prihadi untuk berdiskusi tentang berbagai kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah kota.
Dubes Uni Eropa Vincent Guerend mengatakan, selama ini pihaknya bekerja sama dengan Indonesia pada bidang-bidang yang menjadi perhatian bersama seperti pendidikan, perlindungan lingkungan, perdagangan dan investasi, serta tata pemerintahan yang baik.
Dia menjelaskan, Eropa memiliki ketertarikan terhadap Kota Semarang. Kota Semarang memiliki peran penting bagi Negara Indonesa khsusnya Provinsi Jateng.
"Kunjungan ini memiliki pula dimensi khusus, yakni mendedikasikan pada pembangunan perkotaan yang berkelanjutan dan hak para penyandang disabilitas," kata Guerend.
Semarang merupakan satu dari dua kota di Indonesia yang terpilih untuk bekerja sama dengan dua kota di Eropa yakni Zagreb (di Kroasia) dan Seville (di Spanyol) melalui program kerja sama perkotaan dengan bantuan Uni Eropa.
Khusus untuk Kota Semarang, Uni Eropa ingin membawa konsep pembangunan berkelanjutan. Salah satunya, pengelolaan sampah menjadi energi, kemudian partner city untuk mempromosikan kota Semarang.
Perusahaan-perusahaan eropa sudah banyak bertempat di Semarang dan menyediakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat. Uni Eropa juga ingin berbagai pengalaman tentang penataan perkotaan, dan juga pertukaran pelajar.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengaku, Kota Semarang sudah melakukan beberapa kerja sama dengan negara-negara Eropa. "Contohnya yang sudah berjalan adalah pengelolaan sampah di Jatibarang yang bekerja sama dengan Denmark. Kemudian kerja sama dengan Belanda mengenai pengelolaan air untuk mengurangi banjir, dan lainya," tuturnya.
Dengan kunjungan tersebut maka kerja sama akan semakin ditingkatkan. Salah satu yang mendesak dan dibutuhkan terkait pariwisata. Dalam kesempatan itu juga, Hendi memperkenalkan program 'Outstanding Semarang' sebagai upaya untuk menarik wisatawan datang ke Kota Semarang, guna menumbuhkan sektor pariwisata di kota lumpia tersebut.
Dalam logo 'Outstanding Semarang' yang ditampilkan Hendi tampak didominasi oleh silhouette Gereja Blenduk Kota Lama sebagai icon bangunan Heritage di Kota Semarang.
"Target kami, dengan bangkitnya sektor pariwisata di Kota Semarang maka dapat semakin meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang, guna lebih menyejahterakan masyarakat," tegas Hendrar.
Sementara, terkait upaya yang dilakukannya untuk Kota Semarang, Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Juliet Maric Capeling mengungkapkan sangat senang bila dapat membantu mempromosikan Kota Semarang.
"Bagi orang Inggris, mereka sudah sangat nyaman di Kota Semarang karena sangat menyukai obyek wisata Kota Lama yang menarik, dan cuaca semarang sangat cocok untuk warga Inggris," terangnya.
Namun di satu sisi, Juliet juga menyoroti terkait tidak adanya penerbangan dari Inggris ke Semarang. Penerbangan langsung akan semakin meningkatkan minat warga Inggris untuk berkunjung ke Kota Semarang.
"Orang Inggris sangat tidak suka jika dalam perjalanan ganti pesawat, kami mengharapkan dengan adanya bandara baru di April, bisa dibuka penerbangan dari Inggris langsung ke Kota Semarang," imbuhnya.
Kunjungan ini dipimpin oleh Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Guerend dan diikuti para diplomat dari 12 Negara Anggota Uni Eropa, termasuk Duta Besar Austria Helene Steinhausl, Duta Besar Belgia Patrick Herman, Duta Besar Kroasia Drazen Margeta.
Selain itu, juga dihadiri Duta Besar Denmark Rasmus Abildgaard Kristensen, Duta Besar Jerman Michael Freiherr von Ungern-Sternberg, Duta Besar Yunani Georgios Dogoritis, Duta Besar Irlandia Kyle O'Sullivan dan Duta Besar Italia Vittorio Sandalli.
Kunjungan hari pertama akan diawali pertemuan dengan Walikota Semarang, Hendrar Prihadi untuk berdiskusi tentang berbagai kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah kota.
Dubes Uni Eropa Vincent Guerend mengatakan, selama ini pihaknya bekerja sama dengan Indonesia pada bidang-bidang yang menjadi perhatian bersama seperti pendidikan, perlindungan lingkungan, perdagangan dan investasi, serta tata pemerintahan yang baik.
Dia menjelaskan, Eropa memiliki ketertarikan terhadap Kota Semarang. Kota Semarang memiliki peran penting bagi Negara Indonesa khsusnya Provinsi Jateng.
"Kunjungan ini memiliki pula dimensi khusus, yakni mendedikasikan pada pembangunan perkotaan yang berkelanjutan dan hak para penyandang disabilitas," kata Guerend.
Semarang merupakan satu dari dua kota di Indonesia yang terpilih untuk bekerja sama dengan dua kota di Eropa yakni Zagreb (di Kroasia) dan Seville (di Spanyol) melalui program kerja sama perkotaan dengan bantuan Uni Eropa.
Khusus untuk Kota Semarang, Uni Eropa ingin membawa konsep pembangunan berkelanjutan. Salah satunya, pengelolaan sampah menjadi energi, kemudian partner city untuk mempromosikan kota Semarang.
Perusahaan-perusahaan eropa sudah banyak bertempat di Semarang dan menyediakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat. Uni Eropa juga ingin berbagai pengalaman tentang penataan perkotaan, dan juga pertukaran pelajar.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengaku, Kota Semarang sudah melakukan beberapa kerja sama dengan negara-negara Eropa. "Contohnya yang sudah berjalan adalah pengelolaan sampah di Jatibarang yang bekerja sama dengan Denmark. Kemudian kerja sama dengan Belanda mengenai pengelolaan air untuk mengurangi banjir, dan lainya," tuturnya.
Dengan kunjungan tersebut maka kerja sama akan semakin ditingkatkan. Salah satu yang mendesak dan dibutuhkan terkait pariwisata. Dalam kesempatan itu juga, Hendi memperkenalkan program 'Outstanding Semarang' sebagai upaya untuk menarik wisatawan datang ke Kota Semarang, guna menumbuhkan sektor pariwisata di kota lumpia tersebut.
Dalam logo 'Outstanding Semarang' yang ditampilkan Hendi tampak didominasi oleh silhouette Gereja Blenduk Kota Lama sebagai icon bangunan Heritage di Kota Semarang.
"Target kami, dengan bangkitnya sektor pariwisata di Kota Semarang maka dapat semakin meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang, guna lebih menyejahterakan masyarakat," tegas Hendrar.
Sementara, terkait upaya yang dilakukannya untuk Kota Semarang, Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Juliet Maric Capeling mengungkapkan sangat senang bila dapat membantu mempromosikan Kota Semarang.
"Bagi orang Inggris, mereka sudah sangat nyaman di Kota Semarang karena sangat menyukai obyek wisata Kota Lama yang menarik, dan cuaca semarang sangat cocok untuk warga Inggris," terangnya.
Namun di satu sisi, Juliet juga menyoroti terkait tidak adanya penerbangan dari Inggris ke Semarang. Penerbangan langsung akan semakin meningkatkan minat warga Inggris untuk berkunjung ke Kota Semarang.
"Orang Inggris sangat tidak suka jika dalam perjalanan ganti pesawat, kami mengharapkan dengan adanya bandara baru di April, bisa dibuka penerbangan dari Inggris langsung ke Kota Semarang," imbuhnya.
(izz)