OJK Fokus Dorong Industri Pasar Modal
A
A
A
JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, tahun ini pihaknya akan lebih fokus mengembangkan industri pasar modal yang diketahui memiliki lebih banyak sumber pendanaan jangka panjang dari pada industri perbankan.
"Semua indikator makro ekonomi kita sedang membaik dan suku bunga Bank Indonesia (BI 7-day Reverse Repo Rate) juga sudah turun menjadi 4,25%. Tahun ini kami lebih mendorong pasar modal," kata Wimboh dalam acara 'Mandiri Investasi: Market Outlook 2018' di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis (25/1/2018).
Menurutnya, sejauh ini OJK tengah mengintensifkan kampanye yang menyasar korporasi untuk melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dalam menggalang dana dari pasar modal.
"Selain mendorong IPO, kami juga menyosialisasikan ke korporasi untuk menerbitkan surat utang. Sehingga, tidak hanya mengandalkan dana perbankan," paparnya.
Untuk meningkatkan efektivitas kampanye tersebut, jelas Wimbow, OJK akan memudahkan dan mempersingkat proses pelaksanaan IPO maupun aksi korporasi lainnya seperti penerbitan surat utang (obligasi).
"Jadi kami mendorong, mempermudah, dan mempercepat proses penerbitan surat utang maupun IPO dan bank pun tidak perlu mengeluarkan pinjaman jangka panjang," terang dia.
Konsentrasi OJK untuk mengembangkan industri pasar modal tersebut tidak terlepas dari membaiknya sebagian besar indikator makro ekonomi Indonesia.
Sementara itu, Direktur Utama Mandiri Manajemen Investasi Alvin Pattisahusiwa menambahkan, perseroan mencatat Asset Under Management (AUM) reksa dana hingga akhir 2017 sebesar Rp45,4 triliun. Angka tersebut tumbuh 42,3% dibanding tahun lalu sebesar 35,2%.
"Dengan pencapaian AUM Reksadana sebesar Rp45,4 triliun tersebut, market share mandiri investasi di industri reksa dana mencapai 10% dan berhasil merebut posisi nomer satu diperingkat industri reksa dana nasional," katanya.
Untuk total dana kelolaan, termasuk reksa dana penyertaan terbatas dan PDNI, pada akhir tahun lalu mencatat rekor tertinggi dengan total dana kelolaan hampir Rp51 triliun. Dari sisi komposisi AUM reksa dana per asset class, komposisi AUM reksa dana mandiri investasi hingga akhir 2017 masih didominasi oleh reksa dana terproteksi dengan kontribusi AUM mencapai 32%.
Diikuti reksa dana saham dan reksa dana pasar yang masing-masing berkontribusi sebesar 22% dan 18%. "Ke depannya, mandiri investasi akan selalu berkomitmen untuk terus menyediakan pilihan produk reksa dana dengan hasil investasi yang optimal dan bersaing untuk memenuhi kebutuhan investasi para investor," imbuh dia.
"Semua indikator makro ekonomi kita sedang membaik dan suku bunga Bank Indonesia (BI 7-day Reverse Repo Rate) juga sudah turun menjadi 4,25%. Tahun ini kami lebih mendorong pasar modal," kata Wimboh dalam acara 'Mandiri Investasi: Market Outlook 2018' di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis (25/1/2018).
Menurutnya, sejauh ini OJK tengah mengintensifkan kampanye yang menyasar korporasi untuk melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dalam menggalang dana dari pasar modal.
"Selain mendorong IPO, kami juga menyosialisasikan ke korporasi untuk menerbitkan surat utang. Sehingga, tidak hanya mengandalkan dana perbankan," paparnya.
Untuk meningkatkan efektivitas kampanye tersebut, jelas Wimbow, OJK akan memudahkan dan mempersingkat proses pelaksanaan IPO maupun aksi korporasi lainnya seperti penerbitan surat utang (obligasi).
"Jadi kami mendorong, mempermudah, dan mempercepat proses penerbitan surat utang maupun IPO dan bank pun tidak perlu mengeluarkan pinjaman jangka panjang," terang dia.
Konsentrasi OJK untuk mengembangkan industri pasar modal tersebut tidak terlepas dari membaiknya sebagian besar indikator makro ekonomi Indonesia.
Sementara itu, Direktur Utama Mandiri Manajemen Investasi Alvin Pattisahusiwa menambahkan, perseroan mencatat Asset Under Management (AUM) reksa dana hingga akhir 2017 sebesar Rp45,4 triliun. Angka tersebut tumbuh 42,3% dibanding tahun lalu sebesar 35,2%.
"Dengan pencapaian AUM Reksadana sebesar Rp45,4 triliun tersebut, market share mandiri investasi di industri reksa dana mencapai 10% dan berhasil merebut posisi nomer satu diperingkat industri reksa dana nasional," katanya.
Untuk total dana kelolaan, termasuk reksa dana penyertaan terbatas dan PDNI, pada akhir tahun lalu mencatat rekor tertinggi dengan total dana kelolaan hampir Rp51 triliun. Dari sisi komposisi AUM reksa dana per asset class, komposisi AUM reksa dana mandiri investasi hingga akhir 2017 masih didominasi oleh reksa dana terproteksi dengan kontribusi AUM mencapai 32%.
Diikuti reksa dana saham dan reksa dana pasar yang masing-masing berkontribusi sebesar 22% dan 18%. "Ke depannya, mandiri investasi akan selalu berkomitmen untuk terus menyediakan pilihan produk reksa dana dengan hasil investasi yang optimal dan bersaing untuk memenuhi kebutuhan investasi para investor," imbuh dia.
(izz)