Masyarakat Jakarta Gaji di Bawah Rp4,5 Juta Susah Punya Rumah
A
A
A
JAKARTA - Executive Director Indonesia Property Watch Ali Tranghanda menilai masyarakat di Jakarta dengan gaji di bawah Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) atau Rp4,5 juta akan susah mempunyai rumah.
Menurutnya, kategori Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) tersebut sulit membeli rumah untuk harga terendah yang disediakan developer di kisaran Rp185 juta.
"MBR gaji di bawah Rp4,5 juta enggak bisa dengan harga Rp185 juta bayar Rp1,5 juta buat cicilan. Walaupun mentok Rp4,5 juta, ini masuk hitungan bank tapi nanti kredit bermasalah akan naik, kredit bermasalah bahaya, yang mungkin gaji Rp7 juta," tuturnya di Jakarta, Kamis (25/1/2018).
Menurutnya, gaji Rp4,5 juta pun susah mempunyai rumah, apalagi masyarakat dengan penghasilan di bawah angka tersebut yang mayoritas ada di Jakarta.
"Lalu segmen di bawah Rp4,5 juta bagaimana? Penduduk Jakarta 55% belum punya rumah sendiri, dari itu 71% sewa sama kontrak. Sebagian besar gaji Rp4,5 juta ke bawah," jelas Ali.
Sementara, meski Jakarta mempunyai program Down Payment (DP) rumah 0% dinilai Ali tetap saja sulit karena masalahnya bukan soal cicil-mencicil lagi, melainkan ketersediaan lahan.
"Program ini enggak sustain, lahan terbatas. Bukan soal cicilan, harus sinergi, program ini terlalu dipaksakan," imbuh dia.
Menurutnya, kategori Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) tersebut sulit membeli rumah untuk harga terendah yang disediakan developer di kisaran Rp185 juta.
"MBR gaji di bawah Rp4,5 juta enggak bisa dengan harga Rp185 juta bayar Rp1,5 juta buat cicilan. Walaupun mentok Rp4,5 juta, ini masuk hitungan bank tapi nanti kredit bermasalah akan naik, kredit bermasalah bahaya, yang mungkin gaji Rp7 juta," tuturnya di Jakarta, Kamis (25/1/2018).
Menurutnya, gaji Rp4,5 juta pun susah mempunyai rumah, apalagi masyarakat dengan penghasilan di bawah angka tersebut yang mayoritas ada di Jakarta.
"Lalu segmen di bawah Rp4,5 juta bagaimana? Penduduk Jakarta 55% belum punya rumah sendiri, dari itu 71% sewa sama kontrak. Sebagian besar gaji Rp4,5 juta ke bawah," jelas Ali.
Sementara, meski Jakarta mempunyai program Down Payment (DP) rumah 0% dinilai Ali tetap saja sulit karena masalahnya bukan soal cicil-mencicil lagi, melainkan ketersediaan lahan.
"Program ini enggak sustain, lahan terbatas. Bukan soal cicilan, harus sinergi, program ini terlalu dipaksakan," imbuh dia.
(izz)