Mereka Membiayai Kuliah dari Hasil Investasi Saham
A
A
A
TIDAK banyak anak muda yang melewatkan masa remajanya dengan menyisihkan uang jajan untuk menabung. Felix Haridinata,21, justru melakukannya, bukan hanya menabung dalam bentuk uang di tabungan bank. Sejak usia 16 tahun, Felix sudah mencoba menabung di pasar modal dengan membeli saham dan Forex.
Penasaran dengan apa yang dilakukan orang tuanya, hanya dengan mengamati layar monitor komputer, orang tuanya sudah dapat penghasilan tambahan. "Klik-klik saja nanti beberapa bulan sudah ada hasilnya. Akhirnya saya belajar sendiri bagaimana trading saham dari mengumpulkan uang pemberian orang tua hingga angpau saya sering dipakai untuk beli saham saja," kenang Felix.
Terjun langsung di Forex ternyata banyak hambatan yang dilaluinya setahun, dan dua tahun pertama mengalami kegagalan. Akhirnya dia beralih ke saham yang dirasa pergerakan lebih lama juga lebih tenang. Saat trading saham, Felix pun banyak belajar. Ketika sudah mahir, dia pun kembali lagi untuk investasi di Forex. Kini keduanya stabil berjalan, hasil yang didapatnya pun dapat langsung dinikmati. Felix dapat membiayai kuliahnya sendiri.
Sudah jatuh cinta dengan bidang saham, Felix pun memantapkan diri untuk berkarier sebagai coach di Ellen May Institute, sebuah institusi konsultasi mengenai pasar modal. Mereka sering membuat seminar hingga workshop secara pribadi maupun bersama.
Felix melihat minat masyarakat zaman sekarang untuk melakukan investasi di saham sangat besar, cuma terkendala edukasi yang masih kurang. Berdasarkan pengalaman yang didapatnya selama kurun waktu lima tahun terakhir, Felix ingin berbagi ilmu sekaligus langkah yang pernah ditempuhnya. "Sisi psikologi juga kami bina di sini bagaimana masih banyak keraguan yang ada pada calon investor. Ada mental block, itu yang kami coba tembus," ujarnya.
Felix mengaku senang bila mereka yang ikut tergabung untuk konsultasi dapat sukses, beberapa dari mereka yang sudah tercapai tujuannya, ingin liburan hingga beli apartemen.
Satu lagi generasi muda Indonesia yang jatuh cinta pada dunia pasar modal. Felicia Putri Tjiasaka,22, bahkan memilih berkarier di pasar modal sebagai research analyst. Alasannya sederhana, karena dengan bekerja di pasar modal sekali bekerja bisa dua kali mendapatkan keuntungan. Dia bisa bantu orang untuk kelola uang untuk dapat hasil di pasar modal dan dia pun mendapat pendapatan dari situ. Selain itu, Felicia juga dapat berinvestasi untuk dirinya sendiri.
"Jadi belajar di tempat yang sama, tapi bisa menghasilkan dua pendapatan," ujar Felicia.
Ketertarikan terhadap pasar modal terjadi tidak sengaja saat, 7 tahun silam saat kelas 1 SMA. Dia diikutkan lomba pasar modal oleh guru. Semenjak itu, berbagai lomba diikuti dan dirinya mengembangkan kemampuannya. "Dulu pernah kerja sebagai konsultan, tapi akhirnya berhenti untuk lebih fokus berkarier di dunia pasar modal," akunya.
Dia pun masih ingat awal menginvestasikan modalnya hanya Rp2 juta hasil dari tabungannya mengikuti lomba pasar modal. Sekarang, Felicia memiliki total Rp150 juta di saham dan reksa dana, walaupun itu merupakan campuran dari top up dan profitnya.
Penasaran dengan apa yang dilakukan orang tuanya, hanya dengan mengamati layar monitor komputer, orang tuanya sudah dapat penghasilan tambahan. "Klik-klik saja nanti beberapa bulan sudah ada hasilnya. Akhirnya saya belajar sendiri bagaimana trading saham dari mengumpulkan uang pemberian orang tua hingga angpau saya sering dipakai untuk beli saham saja," kenang Felix.
Terjun langsung di Forex ternyata banyak hambatan yang dilaluinya setahun, dan dua tahun pertama mengalami kegagalan. Akhirnya dia beralih ke saham yang dirasa pergerakan lebih lama juga lebih tenang. Saat trading saham, Felix pun banyak belajar. Ketika sudah mahir, dia pun kembali lagi untuk investasi di Forex. Kini keduanya stabil berjalan, hasil yang didapatnya pun dapat langsung dinikmati. Felix dapat membiayai kuliahnya sendiri.
Sudah jatuh cinta dengan bidang saham, Felix pun memantapkan diri untuk berkarier sebagai coach di Ellen May Institute, sebuah institusi konsultasi mengenai pasar modal. Mereka sering membuat seminar hingga workshop secara pribadi maupun bersama.
Felix melihat minat masyarakat zaman sekarang untuk melakukan investasi di saham sangat besar, cuma terkendala edukasi yang masih kurang. Berdasarkan pengalaman yang didapatnya selama kurun waktu lima tahun terakhir, Felix ingin berbagi ilmu sekaligus langkah yang pernah ditempuhnya. "Sisi psikologi juga kami bina di sini bagaimana masih banyak keraguan yang ada pada calon investor. Ada mental block, itu yang kami coba tembus," ujarnya.
Felix mengaku senang bila mereka yang ikut tergabung untuk konsultasi dapat sukses, beberapa dari mereka yang sudah tercapai tujuannya, ingin liburan hingga beli apartemen.
Satu lagi generasi muda Indonesia yang jatuh cinta pada dunia pasar modal. Felicia Putri Tjiasaka,22, bahkan memilih berkarier di pasar modal sebagai research analyst. Alasannya sederhana, karena dengan bekerja di pasar modal sekali bekerja bisa dua kali mendapatkan keuntungan. Dia bisa bantu orang untuk kelola uang untuk dapat hasil di pasar modal dan dia pun mendapat pendapatan dari situ. Selain itu, Felicia juga dapat berinvestasi untuk dirinya sendiri.
"Jadi belajar di tempat yang sama, tapi bisa menghasilkan dua pendapatan," ujar Felicia.
Ketertarikan terhadap pasar modal terjadi tidak sengaja saat, 7 tahun silam saat kelas 1 SMA. Dia diikutkan lomba pasar modal oleh guru. Semenjak itu, berbagai lomba diikuti dan dirinya mengembangkan kemampuannya. "Dulu pernah kerja sebagai konsultan, tapi akhirnya berhenti untuk lebih fokus berkarier di dunia pasar modal," akunya.
Dia pun masih ingat awal menginvestasikan modalnya hanya Rp2 juta hasil dari tabungannya mengikuti lomba pasar modal. Sekarang, Felicia memiliki total Rp150 juta di saham dan reksa dana, walaupun itu merupakan campuran dari top up dan profitnya.
(amm)