Padi Jadi Primadona di Kabupaten Siak, Sawit Mulai Ditinggalkan
A
A
A
SIAK - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Siak, Riau dalam beberapa tahun terakhir ini menggalakan masyarakatnya untuk menjadi petani padi. Bupati Siak, Syamsuar menyatakan bahwa sampai saat ini sudah lima kecamatan di wilayahnya sudah menggalakan menanam padi.
"Ini sesuai dengan program pemerintah soal ketahanan pangan," ucap Bupati Siak, Syamsuar saat melakukan panen raya bersama ratusan masyarakatnya di Desa Bunga Raya Kecamatan Bunga Raya Kabupaten Siak Senin (29/1/2018).
Berdasarkan data dari dinas pertanian bahwa ada 8.000 hektar luas lahan yang tersebar di lima kecamatan dipakai untuk bercocok tanam. Saat ini sudah banyak masyarakat di Siak yang sebelumnya bertani kelapa sawit berubah menjadi petani padi.
Berdasarkan perhitungan, biasanya untuk satu hektar kelapa sawit, dapat menghasilkan uang Rp1,5 juta perbulan. Ini belum lagi harus mengeluarkan dana untuk pupuk yang harganya cukup mahal. Namun untuk padi, petani dapat mendapatkan keuntungan bersih Rp 3 juta perhektar. Karenanya, Pemkab Siak menjadi pilot project padi.
Namun untuk mendapatkan penghasilan Rp 3 juta perhektar, petani di Siak mendapatkan pendampingan dari Pemkab Siak dan TNI AD. Dimana Pemkab Siak menyiapkan peralatan yang canggih untuk masyarakat petani padi mulai dari bibit unggul, alat pembajak sawah yang modern dan alat panen yang super canggih.
"Disinlah peran pemerintah dan TNI untuk membantu warga. Kita siapkan peralatan petani untuk membantu warga. Tadi juga sudah ada beberapa petani sawit untuk mengantinya menjadi lahan padi. Untuk itu Pemkab Siak siap memfaslitasi warga," tegas Bupati Siak dua priode itu.
Selain peralatan, untuk membantu petaninya, Pemkab Siak sudah membangun saluran irigasi para petani. Karena air merupakan hal yang sangat urgen agar hasil petani. "Pemkab Siak juga menyiapkan pompanisasi untuk petani padi. Semuanya merupakan kerjasama dari Pemerintah Pusat bersama pemda.,"jelasnya.
Sementara itu Poniman salah satu petani padi si Bunga Raya menyatakan terbantu dengan adanya bantuan dari pemerintah. "Dulu kita menanam padi setahun sekali karena menunggu musim hujan. Sekarang setelah ada bantuan dari pemerintah dalam setahun kita dua kali panen. Hasilnya cukup untuk kebutuhan hidup," ucapnya.
"Ini sesuai dengan program pemerintah soal ketahanan pangan," ucap Bupati Siak, Syamsuar saat melakukan panen raya bersama ratusan masyarakatnya di Desa Bunga Raya Kecamatan Bunga Raya Kabupaten Siak Senin (29/1/2018).
Berdasarkan data dari dinas pertanian bahwa ada 8.000 hektar luas lahan yang tersebar di lima kecamatan dipakai untuk bercocok tanam. Saat ini sudah banyak masyarakat di Siak yang sebelumnya bertani kelapa sawit berubah menjadi petani padi.
Berdasarkan perhitungan, biasanya untuk satu hektar kelapa sawit, dapat menghasilkan uang Rp1,5 juta perbulan. Ini belum lagi harus mengeluarkan dana untuk pupuk yang harganya cukup mahal. Namun untuk padi, petani dapat mendapatkan keuntungan bersih Rp 3 juta perhektar. Karenanya, Pemkab Siak menjadi pilot project padi.
Namun untuk mendapatkan penghasilan Rp 3 juta perhektar, petani di Siak mendapatkan pendampingan dari Pemkab Siak dan TNI AD. Dimana Pemkab Siak menyiapkan peralatan yang canggih untuk masyarakat petani padi mulai dari bibit unggul, alat pembajak sawah yang modern dan alat panen yang super canggih.
"Disinlah peran pemerintah dan TNI untuk membantu warga. Kita siapkan peralatan petani untuk membantu warga. Tadi juga sudah ada beberapa petani sawit untuk mengantinya menjadi lahan padi. Untuk itu Pemkab Siak siap memfaslitasi warga," tegas Bupati Siak dua priode itu.
Selain peralatan, untuk membantu petaninya, Pemkab Siak sudah membangun saluran irigasi para petani. Karena air merupakan hal yang sangat urgen agar hasil petani. "Pemkab Siak juga menyiapkan pompanisasi untuk petani padi. Semuanya merupakan kerjasama dari Pemerintah Pusat bersama pemda.,"jelasnya.
Sementara itu Poniman salah satu petani padi si Bunga Raya menyatakan terbantu dengan adanya bantuan dari pemerintah. "Dulu kita menanam padi setahun sekali karena menunggu musim hujan. Sekarang setelah ada bantuan dari pemerintah dalam setahun kita dua kali panen. Hasilnya cukup untuk kebutuhan hidup," ucapnya.
(akr)