Era Disrupsi Munculkan Peluang Baru di Dunia Komunikasi
A
A
A
JAKARTA - Bagaimana pandangan Anda mengenai situasi di industri komunikasi saat ini?
Akhir-akhir ini banyak perubahan menarik yang terjadi di seluruh dunia, di bidang politik, makroekonomi, bisnis, dan lain sebagainya, di mana terjadi disrupsi digital yang turut memengaruhi semuanya.
Dalam hal ini, kami di Weber Shandwick memiliki posisi yang menarik. Seperti Anda ketahui, kami adalah perusahaan global yang beroperasi di 77 kota di sejumlah negara di dunia, kami juga bekerja dengan beragam perusahaan. Yang terjadi saat ini, banyak klien kami yang meminta masukan bagaimana menghadapi semua perubahan ini, dan bagaimana berkomunikasi dengan efektif dengan semua perubahan ini.
Apa yang menjadi perhatian klien Anda atas semua perubahan tersebut?
Bisnis terus berubah dengan adanya disrupsi digital. Perusahaan-perusahaan berusaha memahami lansekap dan lingkungan yang berubah itu dan bagaimana mereka meraih konsumen melalui cara yang berbeda.
Jadi ini peluang bagi kami, utamanya adalah bagaimana kami dapat membantu mereka menghadapi semua itu. Hal itu kini menjadi aspek yang menarik dari bisnis ini.
Media sosial memungkinkan perusahaan berinteraksi langsung dengan kosumennya, apakah itu merugikan industri kehumasan?
(Keberadaan media sosial) itu berarti ada lebih banyak platform, saluran di lingkungan online untuk menyampaikan informasi. Tapi itu artinya juga lebih banyak peluang bagi kami untuk bekerja lebih baik dengan mendorong informasi melalui saluran-saluran itu.
Dalam hal ini, selain terus berinteraksi dengan pers, kini kami juga banyak berfokus pada media sosial dan memberikan ide bagi perusahaan bagaimana mereka menyajikan konten mereka secara langsung ke konsumen yang mengonsumsi informasi secara online. Jadi kami memberi masukan bagi perusahaan mengenai cara mengelola isu-isu yang berbeda, situasi krisis yang berbeda, di platform tersebut. Bahkan media massa di seluruh dunia juga kini menciptakan aset media sosialnya masing-masing untuk kepentingan tersebut.
Apakah hal itu mengubah relasi antara perusahaan kehumasan dengan media konvensional?
Memang terjadi perubahan dalam model bisnis, dan itu masih akan terus berevolusi lebih lanjut. Tetapi kami tetap berinteraksi dengan media (konvensional) seperti sebelumnya. Media memiliki fungsi kritikal bagi aktivitas perusahaan.
Peran media tetap penting, karena eksekutif perusahaan kerap mendasarkan kebijakan, agendanya berdasarkan informasi dari media. Karena itu penting bagi kami memberikan masukan bagi klien soal itu. Jadi, menurut saya banyak hal yang berubah, tapi ada juga hal-hal yang tidak akan berubah.
Lalu tren ke depan akan seperti apa?
Menurut saya ke depan semuanya akan lebih terintegrasi. Semuanya akan bekerja lebih dekat bersama-sama, pemasaran, kehumasan, periklanan, media, media sosial dan sebagainya. Menurut saya, perusahaan ingin memastikan aspek komunikasi mereka bekerja secara efektif.
Karena itu, dalam hal ini Weber Shandwick membangun apa yang dibutuhkan untuk memenuhi kemampuan ini. Beberapa tahun terakhir kami terus menambah staf dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk mengintegrasikan semua itu.
Apa yang menjadi kebutuhan utama klien perusahaan kehumasan saat ini?
Menurut saya, perusahaan kini terus mencari ide-ide kreatif untuk menjual produk maupun jasa mereka dan di sini perusahaan kehumasan seperti Weber Shandwik harus mampu membantu mereka melakukan hal itu.
Jika kita mempertimbangkan kaum milenial, populasi kaum muda yang bergaya hidup online termasuk dalam memperoleh informasi, maka sangat penting bagi perusahaan membangun konten yang dapat meraih mereka, yang mengerti mereka, dan bagaimana menyampaikan konten tersebut kepada mereka.
Itu yang akan terus terjadi, sehingga perusahaan selain tetap butuh interaksi yang baik dengan media massa, di saat yang bersamaan juga harus mengadaptasi strategi yang dapat mencakup kaum milenial yang bergaya hidup online tersebut.
Bagaimana dengan perkembangan Weber Shandwick sendiri dengan semua perubahan itu?
Dengan semua perubahan yang terjadi di sektor komunikasi, bisnis kami tumbuh cukup baik dalam 3-5 tahun belakangan ini. Di Indonesia kami mengalami masa yang menarik, kami tumbuh sebesar 17% tahun lalu, dan kami yakin akan kembali mengalami pertumbuhan yang kuat pada tahun ini.
Dan pertumbuhan kami di Indonesia membantu Weber Shandwick mendapat pengakuan dari dunia kehumasan Asia. Kami menyabet banyak penghargaan yang memperkuat reputasi kami sebagai agensi kehumasan global.
Bagaimana dengan prospek di Indonesia?
Saya sangat optimistis dengan potensi bisnis di Indonesia, lebih banyak perusahaan yang kini menggunakan jasa perusahaan kehumasan untuk keperluan pemasaran, keperluan korporat, dan untuk memperoleh ide-ide baru di era digital ini.
Indonesia merupakan pasar penting bagi kami dan klien kami. Indonesia memiliki populasi yang besar, ekonominya kuat, dan masih akan terus tumbuh dengan kuat. Kelas menengahnya juga tengah bertumbuh, populasi orang muda sangat banyak, ini semua membuat pasar Indonesia sangat prospektif.
Seperti apa profil klien-klien Anda di Indonesia?
Satu hal yang membuat saya bangga akan operasi kami di Indonesia adalah kami sangat terdiversifikasi. Kami melayani perusahaan dari berbagai sektor, mulai dari kesehatan, produk konsumer, keuangan, jasa, teknologi dan lainnya.
Kami bekerja dengan banyak perusahaan multinasional, tapi ke depan kami juga menargetkan untuk bekerja sama dengan lebih banyak perusahaan lokal. Ada banyak peluang di sana, dan kami memiliki banyak sumber daya manusia yang berbakat untuk membantu mereka.
Bagaimana dengan tantangan bisnis ke depan?
Menurut kami iklim bisnis di sini, seperti juga di seluruh dunia, menjadi semakin kompleks. Ada banyak persoalan, isu, dan pertimbangan yang memengaruhi bisnis klien yang perlu dikelola. Kami membantu perusahaan menghadapi hal-hal itu, membantu perusahaan berkomunikasi dengan karyawannya, dan juga pemangku kepentingan lainnya.
Jika diperhatikan, kesuksesan sebuah perusahaan kerap berujung pada reputasi perusahaan yang bersangkutan. Konsumen peduli pada perusahaan di belakang brand tertentu, dan menurut saya hal itu akan semakin penting ke depan.
Akhir-akhir ini banyak perubahan menarik yang terjadi di seluruh dunia, di bidang politik, makroekonomi, bisnis, dan lain sebagainya, di mana terjadi disrupsi digital yang turut memengaruhi semuanya.
Dalam hal ini, kami di Weber Shandwick memiliki posisi yang menarik. Seperti Anda ketahui, kami adalah perusahaan global yang beroperasi di 77 kota di sejumlah negara di dunia, kami juga bekerja dengan beragam perusahaan. Yang terjadi saat ini, banyak klien kami yang meminta masukan bagaimana menghadapi semua perubahan ini, dan bagaimana berkomunikasi dengan efektif dengan semua perubahan ini.
Apa yang menjadi perhatian klien Anda atas semua perubahan tersebut?
Bisnis terus berubah dengan adanya disrupsi digital. Perusahaan-perusahaan berusaha memahami lansekap dan lingkungan yang berubah itu dan bagaimana mereka meraih konsumen melalui cara yang berbeda.
Jadi ini peluang bagi kami, utamanya adalah bagaimana kami dapat membantu mereka menghadapi semua itu. Hal itu kini menjadi aspek yang menarik dari bisnis ini.
Media sosial memungkinkan perusahaan berinteraksi langsung dengan kosumennya, apakah itu merugikan industri kehumasan?
(Keberadaan media sosial) itu berarti ada lebih banyak platform, saluran di lingkungan online untuk menyampaikan informasi. Tapi itu artinya juga lebih banyak peluang bagi kami untuk bekerja lebih baik dengan mendorong informasi melalui saluran-saluran itu.
Dalam hal ini, selain terus berinteraksi dengan pers, kini kami juga banyak berfokus pada media sosial dan memberikan ide bagi perusahaan bagaimana mereka menyajikan konten mereka secara langsung ke konsumen yang mengonsumsi informasi secara online. Jadi kami memberi masukan bagi perusahaan mengenai cara mengelola isu-isu yang berbeda, situasi krisis yang berbeda, di platform tersebut. Bahkan media massa di seluruh dunia juga kini menciptakan aset media sosialnya masing-masing untuk kepentingan tersebut.
Apakah hal itu mengubah relasi antara perusahaan kehumasan dengan media konvensional?
Memang terjadi perubahan dalam model bisnis, dan itu masih akan terus berevolusi lebih lanjut. Tetapi kami tetap berinteraksi dengan media (konvensional) seperti sebelumnya. Media memiliki fungsi kritikal bagi aktivitas perusahaan.
Peran media tetap penting, karena eksekutif perusahaan kerap mendasarkan kebijakan, agendanya berdasarkan informasi dari media. Karena itu penting bagi kami memberikan masukan bagi klien soal itu. Jadi, menurut saya banyak hal yang berubah, tapi ada juga hal-hal yang tidak akan berubah.
Lalu tren ke depan akan seperti apa?
Menurut saya ke depan semuanya akan lebih terintegrasi. Semuanya akan bekerja lebih dekat bersama-sama, pemasaran, kehumasan, periklanan, media, media sosial dan sebagainya. Menurut saya, perusahaan ingin memastikan aspek komunikasi mereka bekerja secara efektif.
Karena itu, dalam hal ini Weber Shandwick membangun apa yang dibutuhkan untuk memenuhi kemampuan ini. Beberapa tahun terakhir kami terus menambah staf dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk mengintegrasikan semua itu.
Apa yang menjadi kebutuhan utama klien perusahaan kehumasan saat ini?
Menurut saya, perusahaan kini terus mencari ide-ide kreatif untuk menjual produk maupun jasa mereka dan di sini perusahaan kehumasan seperti Weber Shandwik harus mampu membantu mereka melakukan hal itu.
Jika kita mempertimbangkan kaum milenial, populasi kaum muda yang bergaya hidup online termasuk dalam memperoleh informasi, maka sangat penting bagi perusahaan membangun konten yang dapat meraih mereka, yang mengerti mereka, dan bagaimana menyampaikan konten tersebut kepada mereka.
Itu yang akan terus terjadi, sehingga perusahaan selain tetap butuh interaksi yang baik dengan media massa, di saat yang bersamaan juga harus mengadaptasi strategi yang dapat mencakup kaum milenial yang bergaya hidup online tersebut.
Bagaimana dengan perkembangan Weber Shandwick sendiri dengan semua perubahan itu?
Dengan semua perubahan yang terjadi di sektor komunikasi, bisnis kami tumbuh cukup baik dalam 3-5 tahun belakangan ini. Di Indonesia kami mengalami masa yang menarik, kami tumbuh sebesar 17% tahun lalu, dan kami yakin akan kembali mengalami pertumbuhan yang kuat pada tahun ini.
Dan pertumbuhan kami di Indonesia membantu Weber Shandwick mendapat pengakuan dari dunia kehumasan Asia. Kami menyabet banyak penghargaan yang memperkuat reputasi kami sebagai agensi kehumasan global.
Bagaimana dengan prospek di Indonesia?
Saya sangat optimistis dengan potensi bisnis di Indonesia, lebih banyak perusahaan yang kini menggunakan jasa perusahaan kehumasan untuk keperluan pemasaran, keperluan korporat, dan untuk memperoleh ide-ide baru di era digital ini.
Indonesia merupakan pasar penting bagi kami dan klien kami. Indonesia memiliki populasi yang besar, ekonominya kuat, dan masih akan terus tumbuh dengan kuat. Kelas menengahnya juga tengah bertumbuh, populasi orang muda sangat banyak, ini semua membuat pasar Indonesia sangat prospektif.
Seperti apa profil klien-klien Anda di Indonesia?
Satu hal yang membuat saya bangga akan operasi kami di Indonesia adalah kami sangat terdiversifikasi. Kami melayani perusahaan dari berbagai sektor, mulai dari kesehatan, produk konsumer, keuangan, jasa, teknologi dan lainnya.
Kami bekerja dengan banyak perusahaan multinasional, tapi ke depan kami juga menargetkan untuk bekerja sama dengan lebih banyak perusahaan lokal. Ada banyak peluang di sana, dan kami memiliki banyak sumber daya manusia yang berbakat untuk membantu mereka.
Bagaimana dengan tantangan bisnis ke depan?
Menurut kami iklim bisnis di sini, seperti juga di seluruh dunia, menjadi semakin kompleks. Ada banyak persoalan, isu, dan pertimbangan yang memengaruhi bisnis klien yang perlu dikelola. Kami membantu perusahaan menghadapi hal-hal itu, membantu perusahaan berkomunikasi dengan karyawannya, dan juga pemangku kepentingan lainnya.
Jika diperhatikan, kesuksesan sebuah perusahaan kerap berujung pada reputasi perusahaan yang bersangkutan. Konsumen peduli pada perusahaan di belakang brand tertentu, dan menurut saya hal itu akan semakin penting ke depan.
(fjo)