Berkunjung ke China, May Dapat Kesepakatan Bisnis Rp178,8 Triliun
A
A
A
SHANGHAI - Setelah memilih keluar dari Uni Eropa alias Brexit, Inggris mulai mengalihkan perdagangan dan kerja sama bisnis dengan China, kekuatan ekonomi kedua di dunia. Dalam kunjungan tiga hari ke China, Perdana Menteri Inggris Theresa May dan Presiden China Xi Jinping melakukan kesepakatan bisnis senilai 9,3 miliar poundsterling alias USD13,26 miliar. Bila dikonversi menjadi rupiah, setara dengan Rp178,8 triliun (kurs Rp13.486/USD).
Xi mengatakan kesepakatan dengan Inggris ini sebagai upaya untuk meningkatkan hubungan dan membangun "masa emas". Dalam pertemuan puncak di kota bisnis utama China, Shanghai, May mengatakan Inggris akan membantu mewujudkan visi Xi untuk globalisasi dan ekonomi China yang lebih terbuka.
"Inggris sedang bersiap untuk meninggalkan Uni Eropa. Kami memanfaatkan kesempatan kerja sama ini untuk lebih menonjol ke luar negeri. Memperdalam hubungan kami dengan negara-negara lain di seluruh dunia, termasuk China," kata May dikutip CNBC, Jumat (2/2/2018).
Dengan kesepakatan bisnis 9,3 miliar poundsterling, China akan menginvestasi dananya membangun infrastruktur di Inggris dan menciptakan lapangan kerja. Sekitar 50.000 pebisnis Inggris akan mengimpor barang-barang dari China. Dan 10.000 pebisnis Inggris akan menjual produknya ke Negeri Tirai Bambu.
"Kami telah menyetujui langkah kerja sama ini, dengan membawa produk makanan dan minuman yang terkenal di Inggris ke China, untuk membuka pasar mereka. Selain itu adanya kerja sama penyedia jasa keungan Inggris," tambah May.
Kesepakatan senilai 9,3 miliar poundsterling tersebut akan menciptakan lebih dari 2.500 tenaga kerja di seluruh Inggris. Perusahaan jasa keuangan Inggris sendiri akan mendapat kesepakatan senilai 1 miliar poundsterling dan akses pasar, yang akan menyerap 890 tenaga kerja.
China melihat Inggris sebagai sekutu penting dalam misinya untuk pasar bebas, meski ada kekhawatiran luas di kalangan bisnis asing mengenai kesulitan beroperasi di China. Namun dalam pertemuan sehari sebelumnya di Beijing, Xi mengatakan kepada May, kedua negara akan memberikan makna baru dalam hubungan bilateral tersebut agar terjadi "era emas".
China lantas memuji Inggris atas dukungannya kepada Asian Infrastructure Investment Bank yang diinisiasi China, serta dukungan terhadap program One Belt, One Road yang merupakan Jalur Sutra Modern.
Media massa China berbahasa Inggris, People's Daily pada Jumat ini, menulis dukungan Inggris merupakan sebuah langkah cerdas dalam mendukung One Belt, One Road. "Ini sebuah langkah baik untuk negara-negara Barat lainnya," tulis mereka.
Xi mengatakan kesepakatan dengan Inggris ini sebagai upaya untuk meningkatkan hubungan dan membangun "masa emas". Dalam pertemuan puncak di kota bisnis utama China, Shanghai, May mengatakan Inggris akan membantu mewujudkan visi Xi untuk globalisasi dan ekonomi China yang lebih terbuka.
"Inggris sedang bersiap untuk meninggalkan Uni Eropa. Kami memanfaatkan kesempatan kerja sama ini untuk lebih menonjol ke luar negeri. Memperdalam hubungan kami dengan negara-negara lain di seluruh dunia, termasuk China," kata May dikutip CNBC, Jumat (2/2/2018).
Dengan kesepakatan bisnis 9,3 miliar poundsterling, China akan menginvestasi dananya membangun infrastruktur di Inggris dan menciptakan lapangan kerja. Sekitar 50.000 pebisnis Inggris akan mengimpor barang-barang dari China. Dan 10.000 pebisnis Inggris akan menjual produknya ke Negeri Tirai Bambu.
"Kami telah menyetujui langkah kerja sama ini, dengan membawa produk makanan dan minuman yang terkenal di Inggris ke China, untuk membuka pasar mereka. Selain itu adanya kerja sama penyedia jasa keungan Inggris," tambah May.
Kesepakatan senilai 9,3 miliar poundsterling tersebut akan menciptakan lebih dari 2.500 tenaga kerja di seluruh Inggris. Perusahaan jasa keuangan Inggris sendiri akan mendapat kesepakatan senilai 1 miliar poundsterling dan akses pasar, yang akan menyerap 890 tenaga kerja.
China melihat Inggris sebagai sekutu penting dalam misinya untuk pasar bebas, meski ada kekhawatiran luas di kalangan bisnis asing mengenai kesulitan beroperasi di China. Namun dalam pertemuan sehari sebelumnya di Beijing, Xi mengatakan kepada May, kedua negara akan memberikan makna baru dalam hubungan bilateral tersebut agar terjadi "era emas".
China lantas memuji Inggris atas dukungannya kepada Asian Infrastructure Investment Bank yang diinisiasi China, serta dukungan terhadap program One Belt, One Road yang merupakan Jalur Sutra Modern.
Media massa China berbahasa Inggris, People's Daily pada Jumat ini, menulis dukungan Inggris merupakan sebuah langkah cerdas dalam mendukung One Belt, One Road. "Ini sebuah langkah baik untuk negara-negara Barat lainnya," tulis mereka.
(ven)