Pertumbuhan Perdagangan China Diramal Solid di Januari 2018

Senin, 05 Februari 2018 - 15:39 WIB
Pertumbuhan Perdagangan China Diramal Solid di Januari 2018
Pertumbuhan Perdagangan China Diramal Solid di Januari 2018
A A A
BEIJING - China diperkirakan bakal melaporkan pertumbuhan perdagangan yang solid pada Januari, ketika inflasi bergerak moderat dan pinjaman perbankan bangkit kembali. Namun liburan panjang Tahun Baru Imlek diprediksi bakal membuat sulit untuk menentukan tren yang jelas dalam ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

Dilansir Reuters, Senin (5/2/2018) survei bisnis menunjukkan pertumbuhan ekonomi China akan mengawali dengan kuat di tahun 2018, perluasan tersebut didasari penguatan manufaktir dan pertumbuhan layanan. Meski sebagian besar ekonom memperkirakan momentum penurunan secara bertahap bakal terjadi karena biaya pinjaman dan pasar properti cenderung mendatar.

Dalam beberapa pekan mendatang, China bakal merilis data resmi cadangan devisa, perdagangan, inflasi dan data pinjaman bank untuk bulan Januari. Meski tidak akan mengumumkan data Januari dan Februari gabungan untuk output industri, penjualan ritel dan investasi hingga Maret dalam upaya untuk menghaluskan distorsi musiman.

Pada libur panjang Imlek bakal ada ratusan juta orang yang pulang kampung di China untuk menikmati liburan Tahun Baru Imlek, ditambah ada banyak pabrik dan bisnis tutup, hampir selama berminggu-minggu. Tahun ini, perayaan dimulai pada 16 Februari, berbanding terbalik yang tahun lalu jatuh pada tanggal 28 Januari.

Namun, analis akan mencari data apa yang tersedia untuk menjadi petunjuk mengenai keadaan permintaan domestik dan global China. Ekspor Januari kemungkinan tumbuh mendekati 10% pada tahun ini, hasil dari sebuah survei Reuters terhadap 55 ekonom. Raihan tersebut sedikit melunak dari Desember, namun masih menunjukkan awal yang solid untuk satu tahun ke depan.

Sementara perselisihan perdagangan antara China dan Amerika Serikat diramalkan juga terus meningkat. Impor China kemungkinan akan menjadi perhatian lebih, setelah deselerasi tajam di bulan Desember sehingga menambah kekhawatiran terkait perlambatan ekonomi.

Pertumbuhan impor mungkin meningkat dua kali lipat menjadi hampir 10%, meskipun beberapa lompatan kemungkinan disebabkan oleh persediaan menjelang liburan daripada permintaan pick-up. Laju Inflasi diprediksi akan sedikit stabil ditopang keuntungan industri sedangkan inflasi konsumen cenderung turun ke level terendah sejak Juli.

Pinjaman bank, diperkirakan akan menjadi lebih tinggi dalam satu tahun sekitar 2 triliun yuan (USD317,7 miliar), setelah merosot pada bulan Desember. Karena bank-bank China cenderung melakukan pinjaman dengan beban di muka setiap tahun untuk memenangkan pangsa pasar.

Analis menerangkan ada kemungkinan lebih fokus pada bagaimana tindakan keras pemerintah terhadap risiko hutang berdampak pada akses perusahaan terhadap pembiayaan. Cadangan devisa, kemungkinan meningkat untuk bulan ke 12 berturut-turut karena yuan yang kuat dan peraturan yang ketat menghambat arus keluar modal.

Perekonomian China tumbuh dengan ramalan-mengalahkan 6,9% tahun lalu berkat ledakan konstruksi dan pemulihan ekspor. Namun ekonom memperkirakan laju akan melambat menjadi 6,5% tahun ini, yang dapat membebani pasar negara berkembang lainnya dan pasar komoditas.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5058 seconds (0.1#10.140)