Semangat Kewirausahaan Jadi Syarat Indonesia Berdaulat Ekonomi

Selasa, 06 Februari 2018 - 16:46 WIB
Semangat Kewirausahaan...
Semangat Kewirausahaan Jadi Syarat Indonesia Berdaulat Ekonomi
A A A
ACEH - Spirit kewirausahaan diyakini menjadi syarat mutlak demi menjadikan Indonesia berdaulat secara ekonomi. Hal ini ditegaskan Ketua Himpunan Pengusaha KAHMI (Hipka) Kamrussamad dalam acara Seminat Nasional KAHMI Aceh dalam rangka Milad KAHMi ke-71 di Aceh.

Menurutnya jika Aceh ingin maju, maka salah satunya dengan mendorong generasi muda untuk berwirausaha (enterpreneur). Lebih lanjut Ia menambahkan, semangat mendorong lahirnya wirausahawan selaras dengan keberadaan Hipka yang lahir enam tahun lalu.

Tujuan KAHMI itu terang Kamrussamad mencakup terciptanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernapaskan Islam, dan nilai tambah bagi kader-kader HMI, yaitu jiwa entrepreneur. Ia turut menekankan, di tengah perkembagan zaman yang penuh dengan pertumbuhan global, KAHMI mulai melakukan mengubah arah orienstasi perjuangan organisasi.

Apabila sebelumnya political oriented kini menjadi entrepreneur oriented. Dalam acara yang menghadirkan Aizir sulaiman (Direktur Bank Aceh), Andi sinulingga (DPP Partai Golkar) dan Kamrussamad juga menegaskan, KAHMI harus mengambil peran strategis di tengah gemuruh pembangunan ekonomi nasional dan laju pertumbuhan global.

Sambung dia salah satunya dengan berupaya mencetak para wirausaha yang tangguh dan mandiri sekaligus mampu mencetak lapangan pekerjaan. "KAHMI yang berdiri sejak 1966, perlu melakukan reorientasi mental perjuangan, yakni dari political oriented menjadi entrepreneur oriented," tegasnya.

Menurut dia, Indonesia kini menyiapkan skenario pertumbuhan ekonomi tinggi menuju negara berpendapatan tinggi pada 2035. Saat itu, PDB Indonesia juga ditargetkan menjadi keempat terbesar di dunia. Semua itu membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas termasuk kuat dari sisi kewirausahaan.

Selama ini, menurutnya anggota KAHMI berkontribusi pada bangsa Indonesia yang mengambil peran di lini ilmuwan, akademisi, birokrasi pemerintah, dan kehidupan politik. Semua itu dinilai semakin lengkap dan kuat bila disisipi aspek ekonomi, khususnya menciptakan wirausaha yang tangguh. “Kesemua itu untuk mewujudkan Indonesia yang berperadaban,” pungkasnya.

Sementara, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun lalu berada di angka 5,05%. Angka tersebut sedikit lebih stabil jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2016 yang berada di posisi 5,02%. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di sepanjang 2017 mengalami pertumbuhan sebesar 5,05%.

Sedangkan perekonomian Aceh Triwulan III-2017 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp37,37 triliun atau sebesar USD2,70 miliar. Sementara itu PDRB tanpa migas adalah sebesar Rp36,24 triliun atau sebesar USD2,72 miliar.

Ekonomi Aceh dengan migas triwulan III-2017 bila dibandingkan triwulan III-2016 (y-on-y) tumbuh sebesar 4,78%. Sementara pertumbuhan y on y tanpa migas adalah sebesar 4,91%. Dari sisi produksi pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan usaha Jasa Kesehatan dan kegiatan Sosial sebesar 16,74%. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi ada di komponen Ekspor Luar Negeri sebesar 66,25%.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6506 seconds (0.1#10.140)