Lompatan Harga Minyak Dunia Bikin BP Untung Dua Kali Lipat
A
A
A
LONDON - Perusahaan raksasa minyak asal Inggris yakni BP mencetak keuntungan lebih dari dua kali lipat sepanjang 2017, yang sebagian besar berkat lompatan harga minyak mentah dunia. Kepala Eksekutif BP Bob Dudley memberikan pujian dan menegaskan bahwa raihan tersebut menjadi salah satu tahun terkuat dalam sejarah BP.
Seperti dilansir BBC, Selasa (6/2/2018) BP membuka tujuh ladang minyak dan gas (migas) baru pada 2017 diiringi peningkatan produksi minyak mencapai sebesar 12% menjadi 247 juta barel minyak per hari. Sedangkan pekan lalu, BP mengumumkan bahwa mereka berharap dapat menggandakan produksi minyak North Sea menjadi 200.000 barel pada tahun 2020 melalui berbagai proyek.
"Kami memasuki tahun kedua dari rencana lima tahun kami dengan momentum nyata. Kami (BP) semakin yakin dan percaya diri bahwa bakal dapat terus memberikan pertumbuhan di seluruh lini bisnia kami. Serta meningkatkan arus kas dan imbal hasil bagi para pemegang saham hingga tahun 2021 dan seterusnya," ucap Dudley dengan sangat yakin.
Tercatat keuntungan BP pada kuartal keempat tahun 2017 meningkat menjadi USD2,1 miliar atau melesat apabila dibandingkan dengan raihan USD400 juta sepanjang periode tiga bulanan yang sama di 2016. Kinerja positif perusahaan didorong oleh lonjakan kenaikan harga minyak mentah ketika pada awal Januari lalu, harga minyak sempat tembus USD70 per barel.
Angka tersebut menjadi pertama kalinya sejak Desember 2014. Harga minyak mentah seperti diketahui telah meningkat sejak akhir 2016 ketika anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC) melakukan upaya terkoordinasi untuk mengekang produksi mereka. BP sendiri sudah menghabiskan bertahun-tahun dalam memulihkan kondisi perusahaan setelah tumpahan minyak Deepwater Horizon 2010 di Teluk Meksiko.
Sebelas orang tewas dan 17 terluka dalam sebuah ledakan dengan perkiraan 4,9 juta barel minyak bocor ke Teluk sebagai akibatnya. Total kerugian perusahaan mencapai lebih dari USD60 miliar hingga terpaksa harus menjual aset untuk membayar tagihan. "Kelemahan pasar telah membuat kinerja kami kokoh. BP dalam kondisi bagus, terutama mengingat kesengsaraan akhir-akhir ini," jelas Kepala investor interaktif Richard Hunter.
Seperti dilansir BBC, Selasa (6/2/2018) BP membuka tujuh ladang minyak dan gas (migas) baru pada 2017 diiringi peningkatan produksi minyak mencapai sebesar 12% menjadi 247 juta barel minyak per hari. Sedangkan pekan lalu, BP mengumumkan bahwa mereka berharap dapat menggandakan produksi minyak North Sea menjadi 200.000 barel pada tahun 2020 melalui berbagai proyek.
"Kami memasuki tahun kedua dari rencana lima tahun kami dengan momentum nyata. Kami (BP) semakin yakin dan percaya diri bahwa bakal dapat terus memberikan pertumbuhan di seluruh lini bisnia kami. Serta meningkatkan arus kas dan imbal hasil bagi para pemegang saham hingga tahun 2021 dan seterusnya," ucap Dudley dengan sangat yakin.
Tercatat keuntungan BP pada kuartal keempat tahun 2017 meningkat menjadi USD2,1 miliar atau melesat apabila dibandingkan dengan raihan USD400 juta sepanjang periode tiga bulanan yang sama di 2016. Kinerja positif perusahaan didorong oleh lonjakan kenaikan harga minyak mentah ketika pada awal Januari lalu, harga minyak sempat tembus USD70 per barel.
Angka tersebut menjadi pertama kalinya sejak Desember 2014. Harga minyak mentah seperti diketahui telah meningkat sejak akhir 2016 ketika anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC) melakukan upaya terkoordinasi untuk mengekang produksi mereka. BP sendiri sudah menghabiskan bertahun-tahun dalam memulihkan kondisi perusahaan setelah tumpahan minyak Deepwater Horizon 2010 di Teluk Meksiko.
Sebelas orang tewas dan 17 terluka dalam sebuah ledakan dengan perkiraan 4,9 juta barel minyak bocor ke Teluk sebagai akibatnya. Total kerugian perusahaan mencapai lebih dari USD60 miliar hingga terpaksa harus menjual aset untuk membayar tagihan. "Kelemahan pasar telah membuat kinerja kami kokoh. BP dalam kondisi bagus, terutama mengingat kesengsaraan akhir-akhir ini," jelas Kepala investor interaktif Richard Hunter.
(akr)