Kota Baru Meikarta Berikan Ruang dan Kesempatan Luas Berekspresi
A
A
A
JAKARTA - Grand Final ajang kompetisi Meikarduck Star Hunt, yaitu ajang kompetisi membuat jingle Meikarduck telah sukses digelar pada Sabtu, 10 Februari 2018 lalu di Avenue of The Star, Lippo Mall Kemang.
Kompetisi membuat Jingle Meikarduck yang terbuka untuk umum ini dibuka sejak 5 November 2017, dan ditutup pada tanggal 10 Februari 2018. Sebanyak lebih dari 400 peserta dari berbagai penjuru Tanah Air telah mendaftar dan menyerahkan karya jinglenya.
Tiga musisi muda berhasil keluar sebagai juara dan sukses menunjukkan performa terbaiknya di ajang pencarian bakat yang bertajuk MeikarDuck Star Hunt. Mereka adalah Toni Briliantoro (Jakarta), Sodik Wardoyo (Yogyakarta) dan Fahmi Arsyat Said (Palu) yang mampu membuat jingle dan diikuti sebanyak 400 orang.
"Mereka anak-anak muda yang kreatif dan tentunya menjadi aset yang sangat berharga bagi bangsa," tegas Direktur Lippo Group Danang Kemayan Jati dalam keterangan tertulisnya, Rabu (14/2/2018).
Dia menjelaskan ajang pencarian bakat ini bertujuan mencari karya jingle terbaik, yang melibatkan masyarakat di seluruh Indonesia. Dia menambahkan, pemenang ditentukan orisinalitas, kreativitas, kualitas suara dan jumlah fans yang diukur jumlah views, likes, comments. Kompetisi jingle MeikarDuck, kata dia merupakan bentuk nyata dari Meikarta untuk menjadi bagian dari masyarakat.
"Ajang ini juga menjadi wadah bagi generasi muda Indonesia, untuk menyalurkan bakat dan kemampuannya di bidang seni. Di masa mendatang, Meikarta secara konsisten memberikan ruang dan kesempatan yang luas bagi generasi muda bangsa untuk berekspresi," katanya.
Acara Grand Final tersebut dimeriahkan pula dengan penampilan Rio Febrian dan HIVI! yang sukses menyedot antusiasme para penonton juga pengunjung Lippo Mall Kemang hingga akhir acara.
Chief Marketing Officer Meikarta Ferry Thahir mengungkapkan, tingkat peradaban suatu kota, salah satunya dapat dilihat juga dari kegiatan berkeseniannya. Meikarta sebagai kota dengan peradaban maju ingin memberikan wadah dan kesempatan untuk berkreasi serta menjadi bagian dalam proses bermusik.
"Selain nantinya akan menyediakan fasilitas untuk berkesenian, sebagai bentuk kepedulian kami terhadap kegiatan berkesenian masyarakat, kami menginisiasi terlebih dahulu melalui kompetisi pembuatan jingle Meikarduck yang pemenangnya telah diumumkan pada 10 Februari 2018 lalu. Ke depan, fasilitas berkesenian yang akan dibangun oleh Meikarta antara lain galeri seni dan gedung konser," ucapnya.
Dwiki Dharmawan salah satu juri Meikarduck Star Hunt mengatakan, sebagai insan musik tentunya sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan Meikarta. Terlebih lagi dengan akan dibangunnya fasilitas performing art yang dapat mendukung kegiatan berkesenian bagi generasi muda.
"Kami senang sekali. Karena tentu kurang sempurna apabila pembangunan suatu kota hanya bersifat fisik tanpa memberikan kesempatan untuk membangun sumber daya manusianya," sebutnya.
Sementara Maylaffayza juri Meikarduck Star Hunt lainnya mengatakan, di zaman yang serba instan seperti sekarang ini, musik bukanlah sesuatu yang instan. Bukan tentang memamerkan karya. Tapi tentang bagaimana berproses dalam bermusik. Bagaimana bakat didukung pula dengan kerja keras, latihan, pendidikan, serta fasilitas penunjang. Ajang kompetisi Meikarduck Star Hunt yang diinisiasi oleh Meikarta telah membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi pecinta musik tanah air untuk berkreasi.
"Sebagai musisi, saya turut memberi apresiasi kepada Meikarta yang akan membangun fasilitas-fasilitas pendukung dalam berkesenian," cetusnya.
Kompetisi membuat Jingle Meikarduck yang terbuka untuk umum ini dibuka sejak 5 November 2017, dan ditutup pada tanggal 10 Februari 2018. Sebanyak lebih dari 400 peserta dari berbagai penjuru Tanah Air telah mendaftar dan menyerahkan karya jinglenya.
Tiga musisi muda berhasil keluar sebagai juara dan sukses menunjukkan performa terbaiknya di ajang pencarian bakat yang bertajuk MeikarDuck Star Hunt. Mereka adalah Toni Briliantoro (Jakarta), Sodik Wardoyo (Yogyakarta) dan Fahmi Arsyat Said (Palu) yang mampu membuat jingle dan diikuti sebanyak 400 orang.
"Mereka anak-anak muda yang kreatif dan tentunya menjadi aset yang sangat berharga bagi bangsa," tegas Direktur Lippo Group Danang Kemayan Jati dalam keterangan tertulisnya, Rabu (14/2/2018).
Dia menjelaskan ajang pencarian bakat ini bertujuan mencari karya jingle terbaik, yang melibatkan masyarakat di seluruh Indonesia. Dia menambahkan, pemenang ditentukan orisinalitas, kreativitas, kualitas suara dan jumlah fans yang diukur jumlah views, likes, comments. Kompetisi jingle MeikarDuck, kata dia merupakan bentuk nyata dari Meikarta untuk menjadi bagian dari masyarakat.
"Ajang ini juga menjadi wadah bagi generasi muda Indonesia, untuk menyalurkan bakat dan kemampuannya di bidang seni. Di masa mendatang, Meikarta secara konsisten memberikan ruang dan kesempatan yang luas bagi generasi muda bangsa untuk berekspresi," katanya.
Acara Grand Final tersebut dimeriahkan pula dengan penampilan Rio Febrian dan HIVI! yang sukses menyedot antusiasme para penonton juga pengunjung Lippo Mall Kemang hingga akhir acara.
Chief Marketing Officer Meikarta Ferry Thahir mengungkapkan, tingkat peradaban suatu kota, salah satunya dapat dilihat juga dari kegiatan berkeseniannya. Meikarta sebagai kota dengan peradaban maju ingin memberikan wadah dan kesempatan untuk berkreasi serta menjadi bagian dalam proses bermusik.
"Selain nantinya akan menyediakan fasilitas untuk berkesenian, sebagai bentuk kepedulian kami terhadap kegiatan berkesenian masyarakat, kami menginisiasi terlebih dahulu melalui kompetisi pembuatan jingle Meikarduck yang pemenangnya telah diumumkan pada 10 Februari 2018 lalu. Ke depan, fasilitas berkesenian yang akan dibangun oleh Meikarta antara lain galeri seni dan gedung konser," ucapnya.
Dwiki Dharmawan salah satu juri Meikarduck Star Hunt mengatakan, sebagai insan musik tentunya sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan Meikarta. Terlebih lagi dengan akan dibangunnya fasilitas performing art yang dapat mendukung kegiatan berkesenian bagi generasi muda.
"Kami senang sekali. Karena tentu kurang sempurna apabila pembangunan suatu kota hanya bersifat fisik tanpa memberikan kesempatan untuk membangun sumber daya manusianya," sebutnya.
Sementara Maylaffayza juri Meikarduck Star Hunt lainnya mengatakan, di zaman yang serba instan seperti sekarang ini, musik bukanlah sesuatu yang instan. Bukan tentang memamerkan karya. Tapi tentang bagaimana berproses dalam bermusik. Bagaimana bakat didukung pula dengan kerja keras, latihan, pendidikan, serta fasilitas penunjang. Ajang kompetisi Meikarduck Star Hunt yang diinisiasi oleh Meikarta telah membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi pecinta musik tanah air untuk berkreasi.
"Sebagai musisi, saya turut memberi apresiasi kepada Meikarta yang akan membangun fasilitas-fasilitas pendukung dalam berkesenian," cetusnya.
(fjo)