BEI Dekati Go-Jek untuk Melantai di Bursa Saham
A
A
A
JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan bahwa Go-Jek belum bilang akan mau mencatatkan saham perdana (initial public offering/IPO) di BEI.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan, pihaknya akan mengajak Go-Jek untuk melakukan pembicaraan terkait prosedur IPO. Berdasarkan aturan yang ada, perusahaan start-up yang belum mendapatkan keuntungan tetap bisa menjadi perusahaan terbuka, termasuk Go-Jek.
"Sedang berusaha mengatur waktu ketemu mereka, tapi pada dasarnya kalau dikatakan perusahaan rugi belum bisa (IPO), tolong baca peraturannya, rugi itu bisa," ujarnya di Jakarta, Selasa (20/2/2018).
Meski beda papan dalam pencatatan, Tito menjelaskan, tidak akan memengaruhi investor untuk tetap berinvestasi di perusahaan yang masih merugi.
"Emang kenapa? Emang tahu yang mana bedanya? orang tetap beli kok. Wajar dong, masa kalau perusahaan rugi papan utama," kata dia.
Tito menambahkan, perusahaan yang masih rugi tapi ingin IPO bisa saja, asal memiliki peluang untuk mencetak keuntungan ke depannya. "Aturannya, kalau perusahaan rugi di papan pengembangan, tapi kan lihat potensi ke depan. Banyak perusahaan pengembangan yang tadinya masuk dengan market cap Rp50 miliar, sekarang Rp40 triliun sampai Rp50 triliun ada," kata dia.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan, pihaknya akan mengajak Go-Jek untuk melakukan pembicaraan terkait prosedur IPO. Berdasarkan aturan yang ada, perusahaan start-up yang belum mendapatkan keuntungan tetap bisa menjadi perusahaan terbuka, termasuk Go-Jek.
"Sedang berusaha mengatur waktu ketemu mereka, tapi pada dasarnya kalau dikatakan perusahaan rugi belum bisa (IPO), tolong baca peraturannya, rugi itu bisa," ujarnya di Jakarta, Selasa (20/2/2018).
Meski beda papan dalam pencatatan, Tito menjelaskan, tidak akan memengaruhi investor untuk tetap berinvestasi di perusahaan yang masih merugi.
"Emang kenapa? Emang tahu yang mana bedanya? orang tetap beli kok. Wajar dong, masa kalau perusahaan rugi papan utama," kata dia.
Tito menambahkan, perusahaan yang masih rugi tapi ingin IPO bisa saja, asal memiliki peluang untuk mencetak keuntungan ke depannya. "Aturannya, kalau perusahaan rugi di papan pengembangan, tapi kan lihat potensi ke depan. Banyak perusahaan pengembangan yang tadinya masuk dengan market cap Rp50 miliar, sekarang Rp40 triliun sampai Rp50 triliun ada," kata dia.
(izz)