Pelindo III Garap Proyek Infrastruktur Maritim Senilai Rp1,2 Triliun

Rabu, 21 Februari 2018 - 15:15 WIB
Pelindo III Garap Proyek Infrastruktur Maritim Senilai Rp1,2 Triliun
Pelindo III Garap Proyek Infrastruktur Maritim Senilai Rp1,2 Triliun
A A A
SURABAYA - PT Pelabuhan Indonesia III (Pelindo) Persero menandatangani tiga kontrak senilai lebih dari Rp1,2 triliun. Kontrak ini terkait proyek pengembangan infrastruktur di sektor maritim yang merupakan bagian dari rencana investasi tahun 2018 senilai Rp12 triliun.

BUMN kepelabuhanan tersebut melibatkan kontraktor spesialis proyek maritim asal Belanda, Van Oord. Kemudian dua kontrak yang merupakan sinergi antar BUMN, dipercayakan pada PT Wika Gedung dan PT Pembangunan Perumahan (PP). Proyek pengembangan maritim tersebut berlokasi di tiga pelabuhan, Tanjung Perak di Surabaya, Benoa di Bali, dan Gili Mas Lembar di Lombok.

"Ketiga kontrak senilai sekitar Rp1,2 triliun ini untuk mendukung ekspansi bisnis di bidang pengembangan infrastruktur layanan kapal pesiar dan juga diversifikasi bisnis di bidang properti," kata CEO Pelindo III, Ari Askhara, usai acara penandatanganan di Marina Kalimas, Surabaya, Rabu (21/2/2018).

Wika Gedung akan mengerjakan desain dan pembangunan dermaga kapal pesiar dan dermaga peti kemas di Terminal Gili Mas Lombok, Nusa Tenggara Barat. Proyek ini merupakan pengembangan Pelabuhan Lembar. Sebelumnya sejumlah kapal internasional yang berkapasitas penumpang besar tidak dapat sandar pada terminal lama di Pelabuhan Lembar. Lantaran hanya bisa berlabuh, para turis diantar ke dermaga menggunakan thunder boat.

Kini dermaga terminal baru akan didesain dengan kedalaman mencapai -14 meter LWS (di bawah permukaan air). Sehingga wisatawan yang datang dengan kapal ukuran besar dapat disambut langsung di dermaga. Terminal Gili Mas akan memposisikan Pelabuhan Lembar sebagai gerbang wisata yang representatif.

Pelindo III fokus pada peningkatan aksesibilitas karena merupakan faktor penting untuk mendorong peningkatan kunjungan turis ke Lombok. “Apalagi nantinya akan ada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) wisata Mandalika di Lombok,” imbuh Ari Ashkara.

Dia menambahkan, Van Oord akan mendukung revitalisasi alur dan kolam Pelabuhan Benoa Bali. Pelindo III terus menggenjot pengembangan pelabuhan gerbang wisata Pulau Dewata tersebut. Terutama untuk mempercantik bangunan terminal penumpang untuk mendukung penyelenggaraan gelaran internasional, IMF-World Bank Annual Meeting 2018, pada Oktober nanti. “Tahun ini ditargetkan ada 85 kapal pesiar yang sandar di pelabuhan terbesar di Bali tersebut,” tandas Ari.

Sementara itu, lanjut dia, untuk kontrak dengan PP merupakan pembangunan menara perkantoran pertama di kawasan pelabuhan, Pelindo Place. Menara ini akan dibangun menjulang setinggi 23 lantai di kawasan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Luas bangunan mencapai 60.000 meter persegi.

"Pelindo Place akan menjadi ikon modernisasi kawasan Pelabuhan Tanjung Perak. Menara berkonsep ramah lingkungan ini akan menjadi pusat perkantoran urban yang mendukung kinerja bisnis kepelabuhanan," tandasnya.

Disisi lain, Vice President Corporate Communication PT Pelindo III, Lia Indi Agustiana menyatakan, Pelindo III juga menaruh perhatian pada percepatan pembangunan di Pulau Madura dengan mengajak BPWS untuk mempersiapkan dokumen studi pengembangan Pelabuhan Tanjung Bulupandan, yang terintegrasi dengan Pengembangan Kawasan Khusus Madura (KKM), Kawasan Industri Khusus serta pengembangan bisnis lainnya.

“Pertumbuhan ekonomi seharusnya dirasakan oleh seluruh masyarakat Jatim, tidak hanya menjadi milik masyarakat Surabaya dan sekitarnya,” katanya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 3.0930 seconds (0.1#10.140)