Bukopin Targetkan KPR Tahun Ini Sebesar Rp1,2 Triliun
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Bukopin Tbk (Bank Bukopin) menargetkan penyaluran pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tahun ini mencapai Rp1,2 triliun. Target tersebut diharapkan tercapai seiring dengan terjalinnya sinergi antara PT Bank Bukopin Tbk dengan PT Intiland Development Tbk.
Direktur Ritel Bank Bukopin Heri Purwanto mengatakan, hingga akhir tahun 2017 realisasi KPR baru bank bukopin sebesar Rp2,85 triliun atau naik Rp820 miliar dibandingkan tahun 2016.
"Memang di tahun lalu kondisi ekonomi kurang baik, namun kami lihat di tahun 2018 ada prospek membaik dan tingkat penyaluran kredit khususnya KPR bagus. Maka dari itu, kami harapkan tahun ini bisa growth Rp400 miliar untuk KPR," ujar Heri seusai acara Developer Gathering dan penandatangan MoU dengan PT Intiland Development Tbk di Jakarta, Kamis (22/2/2018).
Sementara itu, dari kerja sama ini pihaknya berharap dapat memperoleh kredit sebesar Rp200-400 miliar. Adapun target penyaluran kredit keseluruhan pada tahun 2018, perseroan membidik angka Rp79-80 triliun.
Angka tersebut dikontribusikan dari kredit mikro banking yang diharapkan mencapai Rp1,8 triliun, KPR sebesar Rp1,2 triliun, konsumer sekitar Rp1,6 triliun serta komersial sebesar Rp800 miliar dan lain-lain. "Sedangkan rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) akan ditekan di bawah 3% hingga akhir tahun 2018," papar Heri.
Perseroan pun telah menyusun sejumlah strategi untuk menggenjot pencapaian KPR di tahun 2018. Untuk meningkatkan layanan di KPR/KPA, sambung Heri, Bukopin kembali meluncurkan program KPR 8,88 % fixed 2 tahun.
Dia memaparkan, keuntungan yang bisa didapat oleh calon nasabah yaitu bebas memilih tipe rumah dari lokasi rumah atau apartemen dengan maksimal plafond Rp5 Miliar. Jangka waktu pun dibuat fleksibel sampai dengan 20 tahun.
Periode program ini sendiri berlaku mulai dari Januari 2018 sampai dengan Juni 2018. Untuk menunjang realisasi KPR Bank Bukopin, perseroan juga memperluas kerja sama dengan developer baik existing maupun developer yang potensial.
Disisi lain, perseroan juga berencana memperkuat sisi likuiditas dengan menerbitkan obligasi pada tahun ini. Direktur Utama Bukopin Eko Gindo Rachmansyah menuturkan, Bukopin berencana menerbitkan obligasi senilai Rp2 triliun pada semester II/2018. "Saat ini sedang proses internal pembicaraan dengan perusahaan underwriting," ujar Eko.
Ke depan, perseroan juga siap memperkuat bisnis di sektor perdagangan untuk mendorong volume transaksional. Menurut dia, fokus pada bisnis trade finance ditujukan untuk meningkatkan fee based income. Upaya tersebut, juga diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan kredit sehingga mampu menopang kinerja perusahaan. "Laba tahun ini kami targetkan bisa tumbuh 10-15%," ungkapnya.
Direktur Ritel Bank Bukopin Heri Purwanto mengatakan, hingga akhir tahun 2017 realisasi KPR baru bank bukopin sebesar Rp2,85 triliun atau naik Rp820 miliar dibandingkan tahun 2016.
"Memang di tahun lalu kondisi ekonomi kurang baik, namun kami lihat di tahun 2018 ada prospek membaik dan tingkat penyaluran kredit khususnya KPR bagus. Maka dari itu, kami harapkan tahun ini bisa growth Rp400 miliar untuk KPR," ujar Heri seusai acara Developer Gathering dan penandatangan MoU dengan PT Intiland Development Tbk di Jakarta, Kamis (22/2/2018).
Sementara itu, dari kerja sama ini pihaknya berharap dapat memperoleh kredit sebesar Rp200-400 miliar. Adapun target penyaluran kredit keseluruhan pada tahun 2018, perseroan membidik angka Rp79-80 triliun.
Angka tersebut dikontribusikan dari kredit mikro banking yang diharapkan mencapai Rp1,8 triliun, KPR sebesar Rp1,2 triliun, konsumer sekitar Rp1,6 triliun serta komersial sebesar Rp800 miliar dan lain-lain. "Sedangkan rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) akan ditekan di bawah 3% hingga akhir tahun 2018," papar Heri.
Perseroan pun telah menyusun sejumlah strategi untuk menggenjot pencapaian KPR di tahun 2018. Untuk meningkatkan layanan di KPR/KPA, sambung Heri, Bukopin kembali meluncurkan program KPR 8,88 % fixed 2 tahun.
Dia memaparkan, keuntungan yang bisa didapat oleh calon nasabah yaitu bebas memilih tipe rumah dari lokasi rumah atau apartemen dengan maksimal plafond Rp5 Miliar. Jangka waktu pun dibuat fleksibel sampai dengan 20 tahun.
Periode program ini sendiri berlaku mulai dari Januari 2018 sampai dengan Juni 2018. Untuk menunjang realisasi KPR Bank Bukopin, perseroan juga memperluas kerja sama dengan developer baik existing maupun developer yang potensial.
Disisi lain, perseroan juga berencana memperkuat sisi likuiditas dengan menerbitkan obligasi pada tahun ini. Direktur Utama Bukopin Eko Gindo Rachmansyah menuturkan, Bukopin berencana menerbitkan obligasi senilai Rp2 triliun pada semester II/2018. "Saat ini sedang proses internal pembicaraan dengan perusahaan underwriting," ujar Eko.
Ke depan, perseroan juga siap memperkuat bisnis di sektor perdagangan untuk mendorong volume transaksional. Menurut dia, fokus pada bisnis trade finance ditujukan untuk meningkatkan fee based income. Upaya tersebut, juga diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan kredit sehingga mampu menopang kinerja perusahaan. "Laba tahun ini kami targetkan bisa tumbuh 10-15%," ungkapnya.
(fjo)