Keramika 2018 Momentum Membangkitkan Industri Keramik Indonesia

Kamis, 01 Maret 2018 - 07:49 WIB
Keramika 2018 Momentum...
Keramika 2018 Momentum Membangkitkan Industri Keramik Indonesia
A A A
JAKARTA - Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI) memanfaatkan KERAMIKA 2018 sebagai momentum membangkitkan industri keramik Indonesia. Dengan moto Cintailah Keramik Indonesia, ASAKI mengirimkan pesan kepada masyarakat bahwa kualitas keramik Indonesia lebih bagus dari produk impor.

Selain itu, KERAMIKA 2018 yang dihelat 15-18 Maret mendatang menjadi gerbang untuk mempromosikan dan menggiatkan kembali industri keramik Indonesia ke pasar global. Pameran KERAMIKA 2018 dilangsungkan di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta dan akan dihadiri oleh industriawan, produsen hingga pemasok bahan baku dan teknologi keramik.

’’KERAMIKA 2018 merupakan wujud nyata komitmen dari ASAKI untuk terus menggiatkan dan memperkenalkan industri keramik Indonesia ke pasar dunia. Kami berharap KERAMIKA 2018 dapat memperluas wawasan tentang potensi dan kualitas keramik Indonesia sehingga tetap menjadi pilihan utama konsumen Indonesia,’’kata Elisa Sinaga, ketua umum ASAKI di Jakarta, Rabu (28/2/2018).

Elisa menjelaskan, ASAKI terus mendorong industri keramik dalam negeri untuk berkontribusi di tengah tantangan tingginya harga bahan baku dan menggilanya arus impor dari Tiongkok dan Vietnam. Di sisi lain, kata dia, Indonesia adalah pasar yang besar sehingga berbagai merek dari mancanegara mencoba menjajaki peluang ini.

Menurut data ASAKI, di tahun 2017 pertumbuhan produksi keramik di dalam negeri mencapai 380 juta m2 per tahun, sedangkan pasar impor meningkat sebanyak 22%. Karena itu, ASAKI mengajak industriawan keramik untuk turut mendorong industri ini agar tetap menjaga produksi, sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan mempertahankan citra Indonesia di mata dunia.

Pameran ini tidak hanya menjadi ajang pameran belaka, tapi menjadi tempat berkumpulnya para ahli untuk menghasilkan peluang bisnis di industri keramik. ASAKI tetap optimis untuk memperkenalkan keramik Indonesia yang diyakini masih berpotensi berkembang karena kebutuhan akan keramik, sanitair, genteng erat hubungannya dengan kebutuhan primer tempat tinggal.

Bahkan, menurut data ACIMAC 20171, konsumsi dunia akan keramik meningkat 12,175 juta m2 di 2015, sedangkan demand di Asia mencapai 8,166 juta m2, setara dengan 67.1% konsumsi global yang didorong oleh pertumbuhan di Vietnam dan Saudi Arabia. Meningkatnya jumlah milenial dalam membeli properti turut mempengaruhi pertumbuhan industri kreatif subsektor arsitektur dan interior. Pasar milenial melihat ide dan keunikan desain properti. Hal ini pun akan turut berdampak pada kebutuhan keramik dalam negeri, dan konsumen diharapkan dapat lebih cerdas untuk memilih produk lokal.

’’Industri keramik masih bisa eksis karena pasar yang masih terus tumbuh, baik berfokus pada pasar domestik namun berekspansi secara strategis ke kawasan seperti China, Vietnam dan Timur Tengah. Untuk itu kami mengajak ayo ''Cintailah Keramik Indonesia” agar keramik Indonesia bisa menjadi pilihan utama di dalam negeri maupun pasar regional.” lanjut Elisa.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6703 seconds (0.1#10.140)