Kenaikan Harga Bahan Pokok Picu Inflasi di Manado
A
A
A
MANADO - Perkembangan harga berbagai komoditas di Kota Manado pada Februari 2018 secara umum mengalami peningkatan. Dampaknya Kota Manado mengalami inflasi sebesar 0,56% atau terjadi peningkatan indeks harga konsumen (IHK) dari 128,71 di bulan Januari menjadi 130,06 di bulan Februari 2018.
Komoditas yang memberikan sumbangan atau andil sepuluh terbesar terhadap inflasi Kota Manado adalah tomat sayur, daun bawang, cabai rawit, cakalang, tindarung, bawang putih, pasir, daging ayam ras, jeruk nipis/limau dan bawang merah.
Perkembangan inflasi Kota Manado pada Februari 2018, yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) memperlihatkan sampai dengan Februari atau inflasi tahun kalender sebesar 1,05%. Sedangkan inflasi year on year atau perbandingan antara Februari 2017 dan Februari 2018 yaitu sebesar 1,22%.
Inflasi Kota Manado pada bulan Februari 2018 disebabkan adanya peningkatan di beberapa indeks harga konsumen pada kelompok pengeluaran kecuali kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, dan pengeluaran transpor, komunikasi dan jasa keuangan.
"Sedangkan kelompok pengeluaran kesehatan, dan kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olah raga tidak menunjukkan perubahan atau stabil," ujar Kepala BPS Sulut, Moh Edy Mahmud.
Menurutnya, adapun komoditas yang memberikan sumbangan atau andil deflasi adalah kenaikan tiket angkutan udara, telur ayam ras, minyak goreng, selada dan daun selada, lemon, semangka, gula pasir, pisang, ayam hidup, dan daging babi. "Kalau kita lihat secara detail, indeks harga konsumen untuk bulan Februari 2018 secara umum tercatat 130,06," ujarnya.
Kalau kita bandingkan dengan kondisi di tahun dasar 2012, maka kenaikan barang komoditi ini sekitar 30% dibanding tahun dasar. Kenaikan tertinggi terjadi di kelompok bahan makanan, kemudian kelompok komunikasi transportasi dan jasa keuangan," ujar Edy sembari menambahkan bahwa pola inflasi tahun 2018 cenderung lebih stabil jika dibandingkan tahun 2017.
BPS mencatat, Kota-kota IHK di wilayah pulau Sulawesi yang berjumlah 11 kota, pada Februari 2018 tercatat 9 kota yang mengalami inflasi, dan 2 kota yang mengalami deflasi. Inflasi yang tertinggi terjadi di Kota Palopo sebesar 0,58% dan inflasi terendah terjadi di Kota Kendari dan Pare-pare sebesar 0,05%. "Sementara deflasi tertinggi terjadi di Kota Gorontalo sebesar 0,84% dan deflasi terendah terjadi di Kota Palu sebesar 0,31 persen," tandasnya.
Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Sulut Hanny Wajong, menyatakan harga beberapa komoditas di Kota Manado dan daerah lainnya memang mengalami kenaikan dan belum stabil karena pengaruh cuaca yang masih sering hujan di Sulut.
Menurut dia, sin sampai saat ini sebenarnya pasokan di sejumlah pasar relatif normal meski distribusi sedikit terganggu karena hujan yang masih mengguyur beberapa daerah sentra komoditas pertanian. "Misalnya cabai ya mestinya sudah normal pascanatal dan tahun baru tapi harganya trennya naik terus. Tapi ini tidak permanen dan fluktuatif karena pengaruh cuaca saja. Pasokan sebenarnya masih bagus," terangnya.
Komoditas yang memberikan sumbangan atau andil sepuluh terbesar terhadap inflasi Kota Manado adalah tomat sayur, daun bawang, cabai rawit, cakalang, tindarung, bawang putih, pasir, daging ayam ras, jeruk nipis/limau dan bawang merah.
Perkembangan inflasi Kota Manado pada Februari 2018, yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) memperlihatkan sampai dengan Februari atau inflasi tahun kalender sebesar 1,05%. Sedangkan inflasi year on year atau perbandingan antara Februari 2017 dan Februari 2018 yaitu sebesar 1,22%.
Inflasi Kota Manado pada bulan Februari 2018 disebabkan adanya peningkatan di beberapa indeks harga konsumen pada kelompok pengeluaran kecuali kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, dan pengeluaran transpor, komunikasi dan jasa keuangan.
"Sedangkan kelompok pengeluaran kesehatan, dan kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olah raga tidak menunjukkan perubahan atau stabil," ujar Kepala BPS Sulut, Moh Edy Mahmud.
Menurutnya, adapun komoditas yang memberikan sumbangan atau andil deflasi adalah kenaikan tiket angkutan udara, telur ayam ras, minyak goreng, selada dan daun selada, lemon, semangka, gula pasir, pisang, ayam hidup, dan daging babi. "Kalau kita lihat secara detail, indeks harga konsumen untuk bulan Februari 2018 secara umum tercatat 130,06," ujarnya.
Kalau kita bandingkan dengan kondisi di tahun dasar 2012, maka kenaikan barang komoditi ini sekitar 30% dibanding tahun dasar. Kenaikan tertinggi terjadi di kelompok bahan makanan, kemudian kelompok komunikasi transportasi dan jasa keuangan," ujar Edy sembari menambahkan bahwa pola inflasi tahun 2018 cenderung lebih stabil jika dibandingkan tahun 2017.
BPS mencatat, Kota-kota IHK di wilayah pulau Sulawesi yang berjumlah 11 kota, pada Februari 2018 tercatat 9 kota yang mengalami inflasi, dan 2 kota yang mengalami deflasi. Inflasi yang tertinggi terjadi di Kota Palopo sebesar 0,58% dan inflasi terendah terjadi di Kota Kendari dan Pare-pare sebesar 0,05%. "Sementara deflasi tertinggi terjadi di Kota Gorontalo sebesar 0,84% dan deflasi terendah terjadi di Kota Palu sebesar 0,31 persen," tandasnya.
Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Sulut Hanny Wajong, menyatakan harga beberapa komoditas di Kota Manado dan daerah lainnya memang mengalami kenaikan dan belum stabil karena pengaruh cuaca yang masih sering hujan di Sulut.
Menurut dia, sin sampai saat ini sebenarnya pasokan di sejumlah pasar relatif normal meski distribusi sedikit terganggu karena hujan yang masih mengguyur beberapa daerah sentra komoditas pertanian. "Misalnya cabai ya mestinya sudah normal pascanatal dan tahun baru tapi harganya trennya naik terus. Tapi ini tidak permanen dan fluktuatif karena pengaruh cuaca saja. Pasokan sebenarnya masih bagus," terangnya.
(akr)