PLN-Pemprov Jabar Targetkan Rasio Elektrifikasi 100% di 2018
A
A
A
JAKARTA - PT PLN (Persero) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) meresmikan penyalaan jaringan listrik pedesaan tersebar di 991 desa. Kegiatan itu sekaligus sebagai pencanangan program Jabar Caang 2018 dengan target rasio elektrifikasi di Provinsi Jawa Barat sebesar 100% di tahun 2018.
Peresmian yang dipusatkan di Desa Sukalilah, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Garut ini dihadiri oleh Direktur PLN Regional Jawa Bagian Tengah Amir Rosidin, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, General Manager PLN Distribusi Jawa Barat Iwan Purwana, Dinas ESDM Jawa Barat, dan Bupati Garut.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan bahwa dirinya optimis program Jabar Caang 2018 yang didukung PLN dan Dinas ESDM dapat terwujud.
"Dulu di tahun 2008 saat saya pertama kali sebagai gubernur rasio elektrifikasi di Jawa Barat hanya sekitar 65%. Sekarang dalam kurun waktu 10 tahun sudah tercapai 99,87%. Saya sangat berterimakasih kepada PLN yang sudah 17 tahun bekerja sama dengan Pemprov Jabar melalui program listrik pedesaan untuk mencapai 100% pada tahun 2018 ini," ungkap Ahmad Heryawan dalam siaran pers, Rabu (7/3/2018).
Senada dengan Gubernur, Amir Rosidin menyatakan bahwa Pemprov Jabar sangat mendukung realiasi pembangunan jaringan listrik untuk desa melalui inisiatif dengan menyisihkan anggaran APBD untuk biaya penyambungan listrik bagi warga tidak mampu.
"Karena seringkali listriknya sudah siap namun masyarakat tidak mempunyai kemampuan ekonomi untuk menyambungkan listrik. Kami berharap setelah terwujudnya Jabar Caang terjadi peningkatan konsumsi listrik masyarakat untuk aktivitas yang produktif sehingga memberikan kualitas kehidupan yang lebih baik lagi," ujar Amir.
Dalam merealisasikan program listrik pedesaan, total anggaran investasi yang digunakan sepanjang tahun 2017 ini mencapai Rp144 miliar. Dana tersebut digunakan untuk penambahan jaringan listrik sepanjang 243,432 kms jaringan tegangan menengah (JTM), kemudian 782,28 kms jaringan tegangan rendah (JTR) dan 17,3 MVA gardu distribusi.
Seluruh infrastruktur tersebut dioptimalkan untuk menjangkau wilayah willayah pemukiman yang sulit dijangkau dengan keterbatasan sarana prasarana juga kondisi alam dan cuaca yang relatif sulit diprediksi.
Peresmian yang dipusatkan di Desa Sukalilah, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Garut ini dihadiri oleh Direktur PLN Regional Jawa Bagian Tengah Amir Rosidin, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, General Manager PLN Distribusi Jawa Barat Iwan Purwana, Dinas ESDM Jawa Barat, dan Bupati Garut.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan bahwa dirinya optimis program Jabar Caang 2018 yang didukung PLN dan Dinas ESDM dapat terwujud.
"Dulu di tahun 2008 saat saya pertama kali sebagai gubernur rasio elektrifikasi di Jawa Barat hanya sekitar 65%. Sekarang dalam kurun waktu 10 tahun sudah tercapai 99,87%. Saya sangat berterimakasih kepada PLN yang sudah 17 tahun bekerja sama dengan Pemprov Jabar melalui program listrik pedesaan untuk mencapai 100% pada tahun 2018 ini," ungkap Ahmad Heryawan dalam siaran pers, Rabu (7/3/2018).
Senada dengan Gubernur, Amir Rosidin menyatakan bahwa Pemprov Jabar sangat mendukung realiasi pembangunan jaringan listrik untuk desa melalui inisiatif dengan menyisihkan anggaran APBD untuk biaya penyambungan listrik bagi warga tidak mampu.
"Karena seringkali listriknya sudah siap namun masyarakat tidak mempunyai kemampuan ekonomi untuk menyambungkan listrik. Kami berharap setelah terwujudnya Jabar Caang terjadi peningkatan konsumsi listrik masyarakat untuk aktivitas yang produktif sehingga memberikan kualitas kehidupan yang lebih baik lagi," ujar Amir.
Dalam merealisasikan program listrik pedesaan, total anggaran investasi yang digunakan sepanjang tahun 2017 ini mencapai Rp144 miliar. Dana tersebut digunakan untuk penambahan jaringan listrik sepanjang 243,432 kms jaringan tegangan menengah (JTM), kemudian 782,28 kms jaringan tegangan rendah (JTR) dan 17,3 MVA gardu distribusi.
Seluruh infrastruktur tersebut dioptimalkan untuk menjangkau wilayah willayah pemukiman yang sulit dijangkau dengan keterbatasan sarana prasarana juga kondisi alam dan cuaca yang relatif sulit diprediksi.
(fjo)