Dharma Satya Cetak Lonjakan Laba Bersih 133,4%
A
A
A
JAKARTA - PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) mencatat kinerja tahun 2017 yang cukup menggembirakan. Perseroan membukukan laba bersih Rp585,15 miliar atau meningkat 133,4% dibandingkan laba tahun 2016. Kenaikan laba bersih tersebut terutama akibat dari peningkatan penjualan Perseroan, khususnya dari segmen usaha kelapa sawit.
Direktur Utama Perseroan, Andrianto Oetomo mengatakan, total penjualan Perseroan pada tahun 2017 tercatat sebesar Rp5,16 triliun atau naik 33,0% dibandingkan tahun 2016. "Dari jumlah penjualan tersebut, segmen usaha kepala sawit memberikan kontribusi sekitar Rp 4,29 triliun atau 83,1% dari penjualan Perseroan," katanya dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (9/3/2018).
Dia melanjutkan, membaiknya kinerja Perseroan pada tahun 2017 tersebut didorong oleh meningkatnya produksi CPO setelah tahun sebelumnya sempat mengalami penurunan akibat dampak lanjutan El-Nino. Selain itu, harga jual rata-rata minyak sawit Perseroan juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
“Kami optimistis dapat mempertahankan pertumbuhan kinerja tersebut pada tahun ini dengan semakin bertambahnya kebun yang menghasilkan dan melalui serangkaian program-program pengembangan yang kami lakukan,” pungkas Andrianto.
Sampai dengan 31 Desember 2017, jumlah kebun menghasilkan (mature area) Perseroan mencapai 72.345 hektar dari total lahan tertanam sebanyak 90.288 hektar. Pada tahun 2017, jumlah Tandan Buah Segar (TBS) yang diproduksi Perseroan sebanyak 1,55 juta ton, meningkat 41,6% dibandingkan tahun sebelumnya. "Sebagai akibatnya, produksi CPO Perseroan tahun 2017 juga meningkat 29,4% menjadi 403,6 ribu ton," ungkapnya.
Harga jual rata-rata minyak sawit Perseroan pada tahun 2017 tercatat sebesar Rp 8,1 juta per ton, naik sekitar 8,0% dibandingkan tahun 2016. Kinerja operasional yang positif tersebut memberikan dampak pada perolehan EBITDA Perseroan tahun 2017 yang mencapai Rp 1,54 triliun, meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, dengan margin EBITDA sebesar 29,9%.
Sambung dia menembahkan, seiring dengan bertambahnya kebun menghasilkan di Kalimantan Barat, pada tahun 2018 Perseroan merencanakan untuk membangun satu Pabrik Kelapa Sawit (PKS) baru di provinsi tersebut. "PKS berkapasitas 30 ton per jam tersebut merupakan PKS pertama Perseroan yang berlokasi di Kalimantan Barat," imbuhnya.
Dengan beroperasinya PKS itu, total kapasitas PKS Perseroan akan mencapai 480 ton per jam. Selain itu, Perseroan juga sedang melakukan kajian untuk mengembangkan methane capture di Kalimantan Timur yang menunjukkan komitmen Perseroan dalam mengembangkan perkebunan kelapa sawit secara berkelanjutan.
Direktur Utama Perseroan, Andrianto Oetomo mengatakan, total penjualan Perseroan pada tahun 2017 tercatat sebesar Rp5,16 triliun atau naik 33,0% dibandingkan tahun 2016. "Dari jumlah penjualan tersebut, segmen usaha kepala sawit memberikan kontribusi sekitar Rp 4,29 triliun atau 83,1% dari penjualan Perseroan," katanya dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (9/3/2018).
Dia melanjutkan, membaiknya kinerja Perseroan pada tahun 2017 tersebut didorong oleh meningkatnya produksi CPO setelah tahun sebelumnya sempat mengalami penurunan akibat dampak lanjutan El-Nino. Selain itu, harga jual rata-rata minyak sawit Perseroan juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
“Kami optimistis dapat mempertahankan pertumbuhan kinerja tersebut pada tahun ini dengan semakin bertambahnya kebun yang menghasilkan dan melalui serangkaian program-program pengembangan yang kami lakukan,” pungkas Andrianto.
Sampai dengan 31 Desember 2017, jumlah kebun menghasilkan (mature area) Perseroan mencapai 72.345 hektar dari total lahan tertanam sebanyak 90.288 hektar. Pada tahun 2017, jumlah Tandan Buah Segar (TBS) yang diproduksi Perseroan sebanyak 1,55 juta ton, meningkat 41,6% dibandingkan tahun sebelumnya. "Sebagai akibatnya, produksi CPO Perseroan tahun 2017 juga meningkat 29,4% menjadi 403,6 ribu ton," ungkapnya.
Harga jual rata-rata minyak sawit Perseroan pada tahun 2017 tercatat sebesar Rp 8,1 juta per ton, naik sekitar 8,0% dibandingkan tahun 2016. Kinerja operasional yang positif tersebut memberikan dampak pada perolehan EBITDA Perseroan tahun 2017 yang mencapai Rp 1,54 triliun, meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, dengan margin EBITDA sebesar 29,9%.
Sambung dia menembahkan, seiring dengan bertambahnya kebun menghasilkan di Kalimantan Barat, pada tahun 2018 Perseroan merencanakan untuk membangun satu Pabrik Kelapa Sawit (PKS) baru di provinsi tersebut. "PKS berkapasitas 30 ton per jam tersebut merupakan PKS pertama Perseroan yang berlokasi di Kalimantan Barat," imbuhnya.
Dengan beroperasinya PKS itu, total kapasitas PKS Perseroan akan mencapai 480 ton per jam. Selain itu, Perseroan juga sedang melakukan kajian untuk mengembangkan methane capture di Kalimantan Timur yang menunjukkan komitmen Perseroan dalam mengembangkan perkebunan kelapa sawit secara berkelanjutan.
(akr)