Investasi Rp1,3 T, Pelindo III Bangun Flyover Terminal Teluk Lamong

Jum'at, 09 Maret 2018 - 21:09 WIB
Investasi Rp1,3 T, Pelindo...
Investasi Rp1,3 T, Pelindo III Bangun Flyover Terminal Teluk Lamong
A A A
SURABAYA - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Persero mulai melakukan pemasangan tiang pancang jalan layang atau flyover Terminal Teluk Lamong (TTL) yang mengintegrasikan kawasan itu dengan jalan tol Surabaya-Gresik serta Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB) Surabaya.

CEO PT Pelindo III, Ari Askhara mengatakan, target pengerjaan mencapai 12 bulan dengan investasi sebesar Rp1,3 triliun. Proyek pembangunan flyover dan tapper ini sepanjang 2,45 kilometer (km). Dalam penggarapannya, Pelindo III selaku BUMN kepelabuhanan melibatkan kontraktor dalam negeri, PT Wijaya Karya (Wika).

“Dengan dibangunnya jalan itu (flyover) nantinya akan mempercepat pergerakan arus barang baik secara lokal maupun regional dari dan menuju pelabuhan Terminal Teluk Lamong,” katanya, Jumat (9/3/2018).

Selain itu, kemacetan di jalan raya yang biasa digunakan oleh para pengguna kendaraan roda dua akan berkurang. Sebab jalan layang tersebut langsung terhubung ke jalan tol. Keberadaan jalan layang dibangun dengan kontur jalan darat (landed) di sisi Benowo sepanjang 363 meter. Kemudian kontur jalan layang (elevated) sepanjang 1,8 km dan sisi Teluk Lamong sepanjang 350 meter dengan lebar ruas ukuran 40 meter.

Engineering, Information and Communication Technology Director PT Pelindo III Husein Latief menambahkan, pembangunan flyover ini merupakan solusi yang diberikan Pelindo III pada Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan nasional. “Selain itu, flyover ini juga untuk menopang pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi pasca-beroperasinya Terminal Teluk Lamong,” katanya.

Dia menambahkan, kapasitas TL pada fase awal pengembangan sudah mencapai 1,5 juta TEUs. Pada fase final, jumlah peti kemas akan mencapai 6,5 juta TEUs. Komoditas curah kering di TTL juga menunjukkan prospek yang sangat cerah. Pihaknya juga telah membangun tempat penimbunan (storage area) komoditas curah kering berkapasitas 200.000. “Dalam hal konstruksi, akan menggunakan sistem jembatan unibridge,” ujarnya.

Sistem ini berupa jembatan balok beton (girder) komposit yang menggunakan pin pada setiap sambungan antar-girder dengan konsep modular. Sistem ini tidak memerlukan pengencangan berkala, seperti halnya penggunaan baut pada model konvensional. “Selain itu, material jembatan memiliki desain yang kompak dan ringan, serta lebih efisien dan lebih cepat dalam proses pembangunannya,” pungkasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0736 seconds (0.1#10.140)