50 Buyers Malaysia Dibidik dalam Indonesia Tourism Table Top
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pariwisata membidik sekitar 50 buyers dalam International Tourism Table Top (ITTT). Event ini diselenggarakan di Double Tree by Hilton Hotel Kuala Lumpur, Malaysia, pada 7-8 Maret. Selain buyers, 43 seller akan ambil bagian.
"Buyers yang ditargetkan hadir adalah 50 agen lokal Malaysia. Tapi tentu melalui rekomendasi KBRI Kuala Lumpur, MATTA (Malaysian Association of Tour and Travel Agents), dan Airlines," tutur Deputi Pemasaran I Kementerian Pariwisata, I Gde Pitana dalam keterangannya, Jumat (9/3/2018).
Sedangkan sellers berasal dari industri pariwisata Indonesia terdiri dari tour operator atau travel agent, atraksi wisata, dan hotelier. Dijelaskan Pitana, untuk menyeleksi ke-43 sellers tersebut, Kemenpar bekerja sama dengan Dinas Pariwisata daerah, ASITA daerah, PHRI dan PUTRI.
"Malaysia menjadi fokus pasar wisatawan mancanegara ke Indonesia. Malaysia menduduki peringkat ke-4, setelah China, Eropa, dan Singapura. Tahun 2018, target Kemenpar untuk pasar Malaysia sebanyak 1,4 juta kunjungan. Sehingga diperlukan pendekatan yang tepat dan inovatif untuk menggarap pasar ini," ujar Pitana.
Demi merealisasikan target tersebut, sejumlah destinasi utama ditawarkan dalam ITTT kali ini. Yaitu Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Sumatra Selatan, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat.
Asal tahu saja, jumlah kunjungan wisatawan Malaysia ke Indonesia terus mengalami peningkatan. Tahun 2017 lalu, realisasi wisman Malaysia ke Indonesia mencapai 1.238.376. Atau, meningkat 1,05% jika dibandingkan tahun 2016, yang berjumlah 1.225.458.
Selain menggelar pertemuan bisnis, atau B to B Meeting dengan round robin system (buyers meets sellers), dilakukan juga sesi produk presentasi. Nara sumbernya adalah perwakilan dari daerah prioritas nasional.
"Nanti usai presentasi, dilanjutkan dengan tanya jawab (interactive dialogue) dan acara jamuan makan. Semua bisa menanyakan lebih detail lagi produk-produk yang ditawarkan," kata Pitana.
Melalui ITTT KL, Pitana berharap lebih banyak terjalin kontrak bisnis antara sellers Indonesia dengan buyers Malaysia. Selain itu, wisman Malaysia juga bisa mendapat update terbaru tentang destinasi pariwisata Indonesia. Golnya, tentunya saja meningkatkan jumlah kunjungan wisman Malaysia ke Indonesia.
"Tahun ini, strategi pemasaran yang diterapkan lebih fokus pada kegiatan hard selling, dan kerjasama dengan airlines serta wholesalers," tambahnya.
Untuk mendorong usaha pencapaian target 17 juta wisman tahun 2018, Kemenpar menetapkan 3 (tiga) program prioritas. Yaitu ViWI (Visit Wonderful Indonesia) 2018. ViWI adalah program yang mensinergikan penyedia jasa transportasi, akomodasi, dan atraksi wisata untuk menawarkan paket menarik.
Dua program prioritasnya lainnya adalah pelaksanaan Calender of Events seperti Asian Games 2018, dan Annual Meeting IMF-WB 2018. "Kita juga akan mempromosikan digital destination yang saat ini tengah digencarkan Kemenpar," pungkas Pitana.
Menurut Menteri Pariwisata, Arief Yahya, ITTT KL merupakan momentum potensial. Event ini bisa menjaring wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia, utamanya dari Malaysia. Menpar memastikan akan memaksimalkan ITTT KL.
"Malaysia adalah pasar potensial bagi pariwisata Indonesia. Selain dekat secara geografis, Malaysia juga dekat secara budaya. Sama-sama rumpun Melayu," kata Arief.
"Buyers yang ditargetkan hadir adalah 50 agen lokal Malaysia. Tapi tentu melalui rekomendasi KBRI Kuala Lumpur, MATTA (Malaysian Association of Tour and Travel Agents), dan Airlines," tutur Deputi Pemasaran I Kementerian Pariwisata, I Gde Pitana dalam keterangannya, Jumat (9/3/2018).
Sedangkan sellers berasal dari industri pariwisata Indonesia terdiri dari tour operator atau travel agent, atraksi wisata, dan hotelier. Dijelaskan Pitana, untuk menyeleksi ke-43 sellers tersebut, Kemenpar bekerja sama dengan Dinas Pariwisata daerah, ASITA daerah, PHRI dan PUTRI.
"Malaysia menjadi fokus pasar wisatawan mancanegara ke Indonesia. Malaysia menduduki peringkat ke-4, setelah China, Eropa, dan Singapura. Tahun 2018, target Kemenpar untuk pasar Malaysia sebanyak 1,4 juta kunjungan. Sehingga diperlukan pendekatan yang tepat dan inovatif untuk menggarap pasar ini," ujar Pitana.
Demi merealisasikan target tersebut, sejumlah destinasi utama ditawarkan dalam ITTT kali ini. Yaitu Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Sumatra Selatan, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat.
Asal tahu saja, jumlah kunjungan wisatawan Malaysia ke Indonesia terus mengalami peningkatan. Tahun 2017 lalu, realisasi wisman Malaysia ke Indonesia mencapai 1.238.376. Atau, meningkat 1,05% jika dibandingkan tahun 2016, yang berjumlah 1.225.458.
Selain menggelar pertemuan bisnis, atau B to B Meeting dengan round robin system (buyers meets sellers), dilakukan juga sesi produk presentasi. Nara sumbernya adalah perwakilan dari daerah prioritas nasional.
"Nanti usai presentasi, dilanjutkan dengan tanya jawab (interactive dialogue) dan acara jamuan makan. Semua bisa menanyakan lebih detail lagi produk-produk yang ditawarkan," kata Pitana.
Melalui ITTT KL, Pitana berharap lebih banyak terjalin kontrak bisnis antara sellers Indonesia dengan buyers Malaysia. Selain itu, wisman Malaysia juga bisa mendapat update terbaru tentang destinasi pariwisata Indonesia. Golnya, tentunya saja meningkatkan jumlah kunjungan wisman Malaysia ke Indonesia.
"Tahun ini, strategi pemasaran yang diterapkan lebih fokus pada kegiatan hard selling, dan kerjasama dengan airlines serta wholesalers," tambahnya.
Untuk mendorong usaha pencapaian target 17 juta wisman tahun 2018, Kemenpar menetapkan 3 (tiga) program prioritas. Yaitu ViWI (Visit Wonderful Indonesia) 2018. ViWI adalah program yang mensinergikan penyedia jasa transportasi, akomodasi, dan atraksi wisata untuk menawarkan paket menarik.
Dua program prioritasnya lainnya adalah pelaksanaan Calender of Events seperti Asian Games 2018, dan Annual Meeting IMF-WB 2018. "Kita juga akan mempromosikan digital destination yang saat ini tengah digencarkan Kemenpar," pungkas Pitana.
Menurut Menteri Pariwisata, Arief Yahya, ITTT KL merupakan momentum potensial. Event ini bisa menjaring wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia, utamanya dari Malaysia. Menpar memastikan akan memaksimalkan ITTT KL.
"Malaysia adalah pasar potensial bagi pariwisata Indonesia. Selain dekat secara geografis, Malaysia juga dekat secara budaya. Sama-sama rumpun Melayu," kata Arief.
(ven)