Pabrik Pengolahan Garam Rp900 Miliar Beroperasi di Gresik
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong investasi di sektor industri pengolahan garam yang merupakan salah satu bahan baku pokok yang sangat dibutuhkan oleh sejumlah sektor manufaktur untuk menopang keberlanjutan produktivitasnya. Terkait dengan itu, Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto meresmikan pabrik pengolahan garam industri dan konsumsi PT UNIchemCandi Indonesia di Kawasan Industri JIIPE Gresik, Jawa Timur.
"Jadi, garam mendukung supply chain dan meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Untuk itu, kami terus mendorong investasi baru atau ekspansi di sektor industri pengolahan garam di Indonesia," kata Menperin dalam siaran pers, Minggu (11/3/2018).
Menperin mengapresiasi PT UNIchemCandi Indonesia atas sumbangsihnya dalam upaya membangun ketahanan pangan nasional melalui pembangunan pabrik pengolahan garam industri dan konsumsi yang berbasis teknologi tinggi. Hal ini menurutnya sejalan dengan program pemerintah, yaitu swasembada garam. Pembangunan pabrik baru milik PT UNIchemCandi Indonesia di Gresik, menurut Airlangga akan mendukung struktur industri nasional menjadi semakin kuat dan dalam sehingga lebih kompetitif di pasar domestik maupun ekspor.
"Inilah yang dibutuhkan oleh Indonesia, membuat industri pengolahan di dalam negeri. Apalagi, industri-industri yang menyerap bahan baku garam merupakan sektor andalan," tuturnya.
Menperin pun mendorong PT UNIchemCandi Indonesia agar terus memperluas usahanya, bahkan bisa menaikkan kapasitas produksinya hingga 10 kali lipat sehingga dapat memasok permintaan pasar dalam negeri.
Direktur Utama PT UNIchemCandi Indonesia Unn Harris menyampaikan, pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produksinya. "Melalui pembangunan pabrik baru ini, kami telah melakukan investasi pengolahan garam dengan proses washing dan refinery," jelasnya.
Pabrik seluas 8 hektare dengan nilai investasi sebesar Rp900 miliar ini, terdiri dari tiga lini produksi. Dua lini untuk garam pencucian dan satu lini untuk garam rafinasi. Dengan kapasitas terpasang saat ini yang mencapai 300.000 ton per tahun, PT UNIchemCandi Indonesia merupakan industri pengolahan garam terbesar di Indonesia.
"Rincian kapasitas produksi sekarang, untuk garam rafinasi sekitar 70.000 ton per tahun, sedangkan garam pencucian sebanyak 180.000 ton per tahun. Namun, pabrik kami ini bisa diperluas lagi hingga 5 lini dengan total kapasitas produksi mencapai 450.000 ton per tahun," ungkapnya.
Pabrik baru di Gresik ini merupakan satu-satunya industri pengolahan garam yang menggunakan teknologi Pure Vacuum Dry (PVD). Pabrik ini juga menerapkan teknologi tinggi dan terkini, seperti teknologi OCS, full robotic dan automatic palletizing system untuk menghasilkan garam rafinasi dengan kadar NaCl lebih tinggi dari 99% dan dengan kadar ketidakmurnian yang sangat rendah.
"Jadi, garam mendukung supply chain dan meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Untuk itu, kami terus mendorong investasi baru atau ekspansi di sektor industri pengolahan garam di Indonesia," kata Menperin dalam siaran pers, Minggu (11/3/2018).
Menperin mengapresiasi PT UNIchemCandi Indonesia atas sumbangsihnya dalam upaya membangun ketahanan pangan nasional melalui pembangunan pabrik pengolahan garam industri dan konsumsi yang berbasis teknologi tinggi. Hal ini menurutnya sejalan dengan program pemerintah, yaitu swasembada garam. Pembangunan pabrik baru milik PT UNIchemCandi Indonesia di Gresik, menurut Airlangga akan mendukung struktur industri nasional menjadi semakin kuat dan dalam sehingga lebih kompetitif di pasar domestik maupun ekspor.
"Inilah yang dibutuhkan oleh Indonesia, membuat industri pengolahan di dalam negeri. Apalagi, industri-industri yang menyerap bahan baku garam merupakan sektor andalan," tuturnya.
Menperin pun mendorong PT UNIchemCandi Indonesia agar terus memperluas usahanya, bahkan bisa menaikkan kapasitas produksinya hingga 10 kali lipat sehingga dapat memasok permintaan pasar dalam negeri.
Direktur Utama PT UNIchemCandi Indonesia Unn Harris menyampaikan, pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produksinya. "Melalui pembangunan pabrik baru ini, kami telah melakukan investasi pengolahan garam dengan proses washing dan refinery," jelasnya.
Pabrik seluas 8 hektare dengan nilai investasi sebesar Rp900 miliar ini, terdiri dari tiga lini produksi. Dua lini untuk garam pencucian dan satu lini untuk garam rafinasi. Dengan kapasitas terpasang saat ini yang mencapai 300.000 ton per tahun, PT UNIchemCandi Indonesia merupakan industri pengolahan garam terbesar di Indonesia.
"Rincian kapasitas produksi sekarang, untuk garam rafinasi sekitar 70.000 ton per tahun, sedangkan garam pencucian sebanyak 180.000 ton per tahun. Namun, pabrik kami ini bisa diperluas lagi hingga 5 lini dengan total kapasitas produksi mencapai 450.000 ton per tahun," ungkapnya.
Pabrik baru di Gresik ini merupakan satu-satunya industri pengolahan garam yang menggunakan teknologi Pure Vacuum Dry (PVD). Pabrik ini juga menerapkan teknologi tinggi dan terkini, seperti teknologi OCS, full robotic dan automatic palletizing system untuk menghasilkan garam rafinasi dengan kadar NaCl lebih tinggi dari 99% dan dengan kadar ketidakmurnian yang sangat rendah.
(fjo)