Bekraf Beri Akses Permodalan dan Promosi ke Startup Kuliner
A
A
A
YOGYAKARTA - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) terus berkomitmen terhadap perkembangan ekonomi kreatif. Untuk mendorong perkembangan ekonomi kreatif, salah satu trobosan yang dilakukan dengan ajang Food Startup Indonesia (FSI) 2018. Sosialisasi FSI 2018 ke-7 digelar di Yogyakarta.
"Dengan FSI ini, kami juga memberikan pelatihan promosi dan akses modal terhadap startup kuliner," terang Direktur Akses Non Perbankan Bekraf, Syaifullah di sela-sela sosialisasi FSI di Hotel Artotel, Jalan Kaliurang Yogyakarta, Selasa (13/3/2018).
Dalam FSI ini, Bekraf akan mempertemukan startup kuliner dengan investor. Para investor ini nantinya akan diberi keleluasan untuk turut serta menanamkan modal bagi para pengusaha kuliner ini. Selain menanam modal, para investor diharapkan juga turut andil dalam pemasaran dan promosi.
"Akses permodalan ini bukan dalam bentuk pinjaman, namun investasi, bantuan pemasaran dan promosi," tambahnya.
Menurut Syaifullah, pihaknya sengaja memilih bantuan permodalan berupa non-pinjaman lantaran startup kuliner ini akan kesulitan jika harus mengajukan pinjaman. Selain aset sebagai syarat wajib dalam pengajuan pinjaman, usaha kuliner, menurut Syaifullah, memiliki risiko yang tinggi.
"Usaha ini risikonya tinggi, 80% startup kuliner tak bisa bertahan di bawah tiga tahun. Tentu ini akan menyulitkan jika harus meminjam ke bank, selain itu bunganya juga tinggi," jelasnya.
Startup kuliner Indonesia berkesempatan untuk mendaftar demoday FSI 2018 secara online pada platform www.foodstartupindonesia.com yang dibuka hingga 26 Juni mendatang. Dari pendaftar yang masuk akan dilakukan seleksi. Dari 100 startup yang terpilih akan difasilitasi untuk memamerkan produknya pada expo, meningkatkan kualitas produk.
Bekraf juga menyeleksi 100 startup kuliner terpilih menjadi 30 startup kuliner yang berhak mendapatkan fasilitas pendaftaran Hak Kekayaan Intlektual (HKI). Dari 30 startup kuliner ini akan dipilih tiga terbak yang akan mendapatkan bantuan modal maksimal Rp200 juta serta promosi produk pada expo nasional dan internasional.
"Food Startup ini sudah kita laksanakan selama tiga tahun yang berhasil menggaet sekitar 50-an investor dengan nilai nominal sekitar Rp1,5 miliar," terang Kasubdit Dana Masyarakat Direktorat Akses Non Perbankan Bekraf, Hanifah Makarim.
Dalam acara sosialisasi FSI 2018, dihadapan 200-an pengusaha kuliner, Bekraf menghadirkan sejumlah pengusaha jebolan FSI yang telah sukses. Di antaranya Lintang Wuriantari dari Matchamu. Lintang diminta untuk testimoni terkait usaha yang dilakoninya.
Matchamu menyajikan Teh Hijau Jepang yang dikonsep dengan menarik. "Produk kami terjamin sertifikasi Dinas Kesehatan dan halal dari Majelis Ulama Indonesia serta di blend dari bahan-bahan terbaik," tegasnya.
"Dengan FSI ini, kami juga memberikan pelatihan promosi dan akses modal terhadap startup kuliner," terang Direktur Akses Non Perbankan Bekraf, Syaifullah di sela-sela sosialisasi FSI di Hotel Artotel, Jalan Kaliurang Yogyakarta, Selasa (13/3/2018).
Dalam FSI ini, Bekraf akan mempertemukan startup kuliner dengan investor. Para investor ini nantinya akan diberi keleluasan untuk turut serta menanamkan modal bagi para pengusaha kuliner ini. Selain menanam modal, para investor diharapkan juga turut andil dalam pemasaran dan promosi.
"Akses permodalan ini bukan dalam bentuk pinjaman, namun investasi, bantuan pemasaran dan promosi," tambahnya.
Menurut Syaifullah, pihaknya sengaja memilih bantuan permodalan berupa non-pinjaman lantaran startup kuliner ini akan kesulitan jika harus mengajukan pinjaman. Selain aset sebagai syarat wajib dalam pengajuan pinjaman, usaha kuliner, menurut Syaifullah, memiliki risiko yang tinggi.
"Usaha ini risikonya tinggi, 80% startup kuliner tak bisa bertahan di bawah tiga tahun. Tentu ini akan menyulitkan jika harus meminjam ke bank, selain itu bunganya juga tinggi," jelasnya.
Startup kuliner Indonesia berkesempatan untuk mendaftar demoday FSI 2018 secara online pada platform www.foodstartupindonesia.com yang dibuka hingga 26 Juni mendatang. Dari pendaftar yang masuk akan dilakukan seleksi. Dari 100 startup yang terpilih akan difasilitasi untuk memamerkan produknya pada expo, meningkatkan kualitas produk.
Bekraf juga menyeleksi 100 startup kuliner terpilih menjadi 30 startup kuliner yang berhak mendapatkan fasilitas pendaftaran Hak Kekayaan Intlektual (HKI). Dari 30 startup kuliner ini akan dipilih tiga terbak yang akan mendapatkan bantuan modal maksimal Rp200 juta serta promosi produk pada expo nasional dan internasional.
"Food Startup ini sudah kita laksanakan selama tiga tahun yang berhasil menggaet sekitar 50-an investor dengan nilai nominal sekitar Rp1,5 miliar," terang Kasubdit Dana Masyarakat Direktorat Akses Non Perbankan Bekraf, Hanifah Makarim.
Dalam acara sosialisasi FSI 2018, dihadapan 200-an pengusaha kuliner, Bekraf menghadirkan sejumlah pengusaha jebolan FSI yang telah sukses. Di antaranya Lintang Wuriantari dari Matchamu. Lintang diminta untuk testimoni terkait usaha yang dilakoninya.
Matchamu menyajikan Teh Hijau Jepang yang dikonsep dengan menarik. "Produk kami terjamin sertifikasi Dinas Kesehatan dan halal dari Majelis Ulama Indonesia serta di blend dari bahan-bahan terbaik," tegasnya.
(ven)